Media Baru untuk Penyampaian Aspirasi Politik: Aplikasi Tiktok

SALSABILLA TIARA RAMADHANI PUTRI
Mahasiswa Ilmu Komunikasi UII
Konten dari Pengguna
21 Desember 2020 10:08 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SALSABILLA TIARA RAMADHANI PUTRI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto diambil oleh : Salsabilla Tiara, Sabtu (19/12/20)
zoom-in-whitePerbesar
Foto diambil oleh : Salsabilla Tiara, Sabtu (19/12/20)
ADVERTISEMENT
Di era multimedia ini, mode komunikasi politik sangat bergantung pada keberadaan media baru berbasis Internet, seperti Facebook, Twitter, Instagram, YourTube, Snapchat, dll. kebangkitan media baru yang tentunya akan membawa perubahan sosial. Penguasaan teknologi informasi termasuk pengguna media baru, bisa langsung berpartisipasi dalam proses tersebut.
ADVERTISEMENT
Karena perubahan inilah yang membuat pengaruh terhadap komunikasi politik semakin terlihat.
Akhir-akhir ini penyampaian aspirasi politik memiliki berbagai cara peng-aplikasikan. Dengan media baru salah satunya yang fungsi sebenarnya untuk memposting sesuatu seperti kehidupan pemilik akun dari hanya mengetik sesuatu sampai mengunggah video ataupun foto bahkan melakukan percakapan jarak jauh dengan fitur chat. Media ini kini mampu menyuarakan keresahan masyarakat tentang politik yang cukup didengar oleh para pemimpin Indonesia.
Salah satu media-nya adalah Tiktok, aplikasi yang dibuat dari negeri asal China ini menjadi salah satu aplikasi yang paling banyak di download oleh semua orang.
Tiktok digunakan untuk ajang menunjukan bakat menari, menyanyi, drama, membuat meme hingga mencari kerja dengan hanya memposting video berdurasi 15-60 detik. Setiap hari nya seseorang akan menghabiskan waktu sekitar 39 menit dengan lebih dari 100 video dengan konten yang diminatinya seperti komedi, vlog, beauty hacks, bahkan kuliner sekalipun.
ADVERTISEMENT
Sebelum kembali viral tiktok sempat di blokir di Indonesia karena beberapa penggunanya masih ada di bawah umur, tidak hanya itu tiktok diblokir karena akun bernama @bowoalphenlible yang sempat viral karena mengadakan meet n greet berbayar yang kemudian menimbulkan kontroversi.
Kemudian tiktok kembali muncul dan kembali viral di tahun 2019 hingga sekarang yang memunculkan banyak influencer atau selebtok (sebutan untuk orang yang membuat konten viral di tiktok) yang bisa menghibur dikala pandemi Covid19 saat ini.
ADVERTISEMENT
Karena fitur tiktok yang dibilang lebih menarik dibanding dengan media sosial yang lain sehingga banyak orang memilih untuk mengekspresikan diri mereka, bahas soal politik contohnya. pada bulan Oktober lalu sempat trending pengesahan UU Cipta Kerja atau Omnibus Law, #TolakOmnibusLaw sempat trending di Twitter yang kemudian dibawa masuk ke dalam aplikasi tiktok yang mana trending ini bertahan cukup lama hingga menimbulkan kontroversi.
Pengguna aplikasi ini mempertahankan #TolakOmnibusLaw dengan cara menyebarkan video rapat para anggota DPR saat ingin pengesahan, bahkan ada beberapa video meme hingga aksi demo atau turun kejalan yang dilakukan mahasiswa dan buruh yang juga kerap memenuhi timeline.
Sebelum pengesahan RUU ini sudah mengalami pro dan kontrak yang merugikan beberapa pihak dari mahasiswa hingga buruh dan menguntungkan para pengusaha besar. Beberapa influencer tiktok juga tidak tinggal diam dan tidak segan akan turun kejalan jika RUU Cipta Kerja tetap akan disahkan.
ADVERTISEMENT
Aksi ini tidak hanya mengundang perhatian awak media Indonesia tetapi juga perhatian luar negeri. Seperti disaat kericuhan yang terjadi ketika demo berlangsung salah satu stasiun tv Korea Selatan membahas kejadian tersebut, kemudian ada pemberitaan di New York Times mengenai penolakan warga terhadap RUU Cipta Kerja.
Tidak hanya di Indonesia cara menyuarakan suara tentang politik juga terlihat di beberapa negara besar Amerika Serikat, baru baru ini para warga Amerika Serikat sering kali memperlihatkan proses orasi ketika pemilihan presiden 2020, kampanye Donald Trump maupun Biden yang juga diikuti beberapa artis papan atas Hollywood.
Kampanye untuk tidak melakukan golput juga sering terlihat di timeline tiktok dengan durasi 30 detik hanya untuk mengingatkan warganya untuk tetap memilih pilihan terbaiknya,menuju Amerika yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Karena seringkali menjadi media suara rakyat, Keterlibatan penggunaan aplikasi tiktok ini menimbulkan isu bahwa Tiktok ikut andil pada suatu pikat politik, tetapi dengan cepat menepis isu tersebut Tiktok membebaskan penggunanya dalam melakukan kampanye atau apapun disaat tidak melanggar panduan komunitas atau membuat konten negatif seperti pornografi, vulgar, dan aksi kekerasan.
Salsabilla Tiara Ramadhani Putri
Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Indonesia