Bukankah Dahulu Indonesia dijajah Asing Karena Rempahnya??

Samsul Ma'arif
mahasiswa ekonomi islam semester 7, sedang menjalankan KKN dan sedang berusha menyeesaikan skripsi
Konten dari Pengguna
8 November 2020 5:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Samsul Ma'arif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
kegiatan KKN penanaman tanaman herbal
Takut Berobat
Virus corona sadar tidak sadar, jika diamati secara mendalam, telah menjadikan sebagian besar masyrakat takut untuk berobat ke rumah sakit, puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya. Bukan tak beraalasan masyrakat sangat paranoid terhadap hal itu, taku tertular dan didiagnosis positif covid menjadikan alasan kenapa masyarakat enggan untuk mau pergi ke fasilias kesehatan. Takut untuk pergi ke fasilitas kesehatan menjadikan masyarakat harus mandiri dimana jika sakit harus diobati sendiri. Hal itu juga yang membuat sebagian masyarakat melirik kembali obat - obat herbal dan jamu sebagai pengganti obat konvensional, jamu sebagai obat unggulan yang pernah jaya di masyrakat pada dahulu kala dan mulai hilang kembali dilirik sebagai pengganti obat corona yang tak kunjung ditemukan.
ADVERTISEMENT
Harga jahe meroket
Anjuran untuk mengkonsumi jamu bagi masyarakat di era pandemi seperti ini menguat, sebut saja jahe misalnya. Jahe merupakan salah satu produk pertanian yang sejak masa pandemi ini naik daun. Khasiat jahe yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh manusi menjadikan jahe paling banyak dicarai sat ini. keberadaan jahe skarang telah menjadi primadona dimasyrakat. Menigkatanya konsumi jahe dimasyarakat juga berimbas pada meningkatnya harga jahe, jika semula harga jahe hanya berkisar diantara Rp. 30.000 - Rp. 35.000 dimasyarakat, sekarang meroket hampir Rp.90.000. ini merupakan hal yaang sangat luar biasa.
Potensi produksi tanaman herbal di Indonesia.
Indonesia sebagai negara agraris dimana konon ada 30.000 jenis spesies tanaman herbal dan baru hanya sekitar 300 jenis yang dimanfaatkan oleh industri. Ini merupakan sebuah ketimpangan yang sangat besar. Bukan apa-apa jika potensi ini tak kunjung di manfatkan, Indonesia selamanya hanya akan bergantung pada impor. Bukankah dana yang dialokasikan untuk farmasi 90 persennya hanya untuk mengimpor obat yang mengakibatkan defisit neraca transaksi berjalan.
ADVERTISEMENT
Kerjasama stakeholder dibutuhkan
Indonesia yang dikenal sebagai negara penghasil rempah harus mampu untuk memanfaatkan segenap potensi dan sumber daya yang ada, kerjasama antar berbagai stakeholder, baik peneliti, industri, para petani dan pemerintah harus dilakukan. Keberpihakan kepada potensi yang dimiliki Indonesia harus menjadi tujuan bersama agar potensi yang ada bisa berjalan dengan optimal dan Indonseia bisa kembali dikenal sebagai penghasil rempah dan tanaman herbal terbesar didunia. Bukankah dahulu Indonesia dijajah oleh asing karena rempahnya??