Senam Berjamaah di Wisma Atlet Kemayoran Bantu Tingkatkan Sistem Imun

Sandy Wisnu Aji
Pranata Humas Muda - Sekretariat Daerah - Kabupaten Bogor
Konten dari Pengguna
10 Januari 2021 10:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sandy Wisnu Aji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Nakes menjadi Instruktrur senam(RSDC Wisma Atlet, Jumat, (8/1/21) (Foto, Sandy Wisnu Aji)
zoom-in-whitePerbesar
Nakes menjadi Instruktrur senam(RSDC Wisma Atlet, Jumat, (8/1/21) (Foto, Sandy Wisnu Aji)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tak terasa 13 hari sudah jalani isolasi di RSDC Wisma Atlet Kemayoran pada (28/12/20) lalu. Sejak terkonfirmasi positif Covid-19 melalui Polymerase Chain Reaction (PCR) Swab (26/12/20), di Rumah Sakit Pelni Petamburan.
ADVERTISEMENT
Saat ini tes PCR Swab diakui memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Meskipun hasil dari tes ini butuh waktu untuk mengetahui hasilnya. PCR Swab dapat mengetahui bahwa di Nasofaring atau Orofaring seseorang mengandung virus Covid 19. Nasofaring merupakan saluran antara hidung dan tenggorokan, dan Orofaring adalah saluran antara mulut dan tenggorokan.
Banyak cerita atau anggapan horornya ketika menjalani karantina. Tapi jauh dari perkiraan kebanyakan orang saat berada di RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Bukan hanya Tenaga Kesehatan (Nakes), bahkan petugas pendukung lainnya pun sangat ramah melayani kami para pasien disini. Mereka semua bahu membahu menjaga dan melayani kamu agar kami semua disini merasa aman dan nyaman.
Mungkin layanan santun dan peluh cinta itu bagian dari terapi, selain asupan kaya gizi yang diberikan empat kali sehari, obat, dan olahraga setiap pagi dan sore. Banyak olahraga yang bisa dilakukan disini, seperti bola voli, jogging, dan tentunya senam.
ADVERTISEMENT

Senam Mudah dan Murah

Senam salah satu aktivitas fisik atau latihan yang menggerakkan seluruh otot, terutama otot besar dengan gerakan yang terus menerus, berirama dan berkelanjutan. Senam banyak dipilih karena gerakan yang mudah, menyenangkan dan bervariasi sehingga memungkinkan seseorang untuk melakukannya secara teratur dalam kurun waktu yang lama.
Senam teratur yang dapat menyebabkan perbaikan kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani atau Physical fitness selalu didambakan oleh setiap individu maupun masyarakat. Senam berkaitan erat dengan kapasitas kerja sistem sirkulasi (jantung dan pembuluh darah), sistem saraf dan sistem otot tubuh. Semua sistem tersebut sangat berperan untuk peningkatan kondisi fisik. Bila ketiga sistem tersebut terganggu bisa menimbulkan keluhan. Peningkatan kapasitas sistem tersebut dapat diupayakan dengan melakukan aktivitas fisik.
ADVERTISEMENT
Intensitas latihan diukur berdasarkan pencapaian frekuensi denyut jantung latihan. Denyut Nadi Masimal (DNM) atau maximal heart rate (MHR) adalah denyut nadi yang boleh dicapai seseorang saat melakukan latihan fisik. Untuk kebugaran jasmani, takaran intensitas adalah 72% - 87% dari DNM. Kecukupan frekuensi MHR yaitu: kurang dari 35% disebut sangat ringan, 35 – 59 % disebut ringan, 60 – 79% disebut sedang, 80 – 89% disebut tinggi dan lebih besar atau sama dengan 90% disebut sangat tinggi. DNM pria dapat dihitung dengan rumus: 220–n (n=umurdalam tahun). Untuk wanita MHR dapat ditetapkan dengan rumus 220 – (0,65 X umur dalam tahun). Penetapan denyut nadi latihan dapat dilakukan segera setelah latihan.

Segudang Manfaat Senam

Banyak penelitian mengungkapkan bahwa melakukan senam teratur bukan hanya dapat memperoleh kebugaran jasmani tapi juga dapat menurunkan timbunan lemak. Karena, timbunan lemak berlebih akan menghasilkan hormon yang akhirnya mengakibatkan hiper insulin yang memunculkan berbagai penyakit, seperti diabetes, hipertensi, stroke, jantung koroner, kadar asam urat tinggi dan tumor. Senam tersebut dilakukan dengan frekuensi 3–5 kali perminggu dan dengan durasi Latihan 20–30 menit. Komposi yang dianjurkan 3-5 menit pemanasan 15-20 menit inti latihan dan dikahiri dengan 3-5 menit pendinginan.
ADVERTISEMENT
Selain menyasar timbunan lemak, senam dapat mengurangi stress. Stres akan mempermudah timbulnya penyakit melalui penekanannya terhadap sistem imunitas. Senam meningkatkan aliran darah ke otak sehingga menambah suplai oksigen ke otak dan keadaan ini akan memperbaiki suasana hati.
Senam menurunkan kadar garam di otak dengan jalan pengeluaran keringat. Penurunan kadar garam ini juga akan memperbaiki suasana gembira. Senam akan meningkatkan HDL kolesterol (kolesterol baik) dan menurunkan LDL kolesterol (kolesterol jahat) sehingga dapat mencegah penyakit jantung. Kadar glukosa darah penderita diabetes mellitus akan menurun dengan senam pada intensitas sedang. Dengan demikian bahwa senam akan mengakibatkan orang tidak mudah kena penyakit dan memperkuat imunitas.
Imunitas merupakan cara tubuh melawan dan membunuh benda asing seperti bakteri dan virus. SARS-CoV-2 yang juga sering disebut virus Corona pada umumnya yang hanya menyerang jika imunitas tubuh lemah. Sebagian besar orang (sekitar 80%) jika memiliki imunitas tubuh yang kuat akan pulih dari penyakit tanpa perlu perawatan khusus karena sifat virus bersifat self medication.
ADVERTISEMENT

Menyiapkan Barisan dengan Menjaga Jarak

Di RSDC Wisma Atlit kemayoran senam dilaksanakan dengan teteap menjalankan protokol kesehatan, sesuai anjuran pemerintah menggunakan masker dan juga menjaga jarak. Senam masal ini juga bertujuan membangkitkan semangat para pasien senasib sepenanggungan karena mempunyai perasaan yang sama. Merasakan nasib yang sama dan berkeinginan untuk mencapai suatu tujuan secara bersama-sama yaitu Kembali Sehat.
Senam dilaksanakan dengan teteap menjalankan protokol kesehatan. Jumat, (8/1/21) (Foto, Sandy Wisnu Aji)
Hal ini sangat penting karena di masyarakat saat terjadi wabah pandemi, muncul satu fenomena sosial yang berpotensi memperparah situasi, yakni stigma sosial atau asosiasi negatif terhadap pasien Covid-19. Mereka diberikan label, stereotip, didiskriminasi, diperlakukan berbeda, dan/atau mengalami pelecehan status karena terasosiasi dengan penyakit tersebut.
Stigma negatif tidak hanya menyasar pasien, bahkan petugas kesehatan yang menangani pasien Covid-19. Stigma negatif yang diberikan hanya akan memperparah keadaan baik secara mental maupun pada penyebaran penyakit itu sendiri. Hal ini terjadi karena masyarakat sering mendapatkan berbagai berita negatif tentang penyakit ini meskipun dari data yang ada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan kemungkinan sembuh penyakit ini adalah 97%. Stigmatisasi tersebut sangat berdampak terhadap imunitas seseorang yang terkait Covid-19 dan akan berpengaruh dalam proses penyembuhan pasien Covid-19.
ADVERTISEMENT
Untuk itu selain mafaat Kesehatan fisik, senam diharapkan dapat meningkatkan Kesehatan mental dan pikiran. Karena Pikiran positif akan menghasilkan optimisme dan sebuah pendekatan diri yang lebih baik saat menghadapi Pandemi Covid-19 ini. (SWA)

Sumber Referensi: