Eco Enzyme Sebagai Solusi Dari Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

SARAH RIZKY PUTRI
Hai semua...saya mahasiswa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan. Dengan jurusan Pendidikan Biologi...
Konten dari Pengguna
3 Juni 2024 8:23 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SARAH RIZKY PUTRI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Deskripsi Singkat Pemanfaat Eco Enzyme Sebagai Solusi Dari Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Eco Enzyme sebagai solusi dari pengelolaan sampah rumah tangga. Dan bagaimana cara pengelolaan sampak organik dalam kehidupan sehari-hari, sampah rumah tangga merupakan masalah yang tidak akan pernah habis. Dengan pertumbuhan populasi yang terus menerus yang sangat cepat dan gaya perilaku manusia yang konsumtif, sampah rumah tangga akan terus menerus berputar di kehidupan ini. Sampah rumah tangga dapat menjadi olahan yang sangat bermanfaat apabila diatasi dengan cara yang tepat dan baik. Sampah rumah tangga yang sering kali kita jumpai ialah sampah bekas makanan rumah tangga seperti sisa-sisa sayuran, sisa buah-buahan, dan sisa olahan hewan laut. Salah satu upaya tindakan yang dapat dilakukan dalam mengatasi banyaknya sampah rumah tangga yang sangat banyak ialah mengelola menjadi produk yang dapat digunakan lagi seperti pupuk tanaman atau biasa disebut larutan pengusir hama yang akan dibahas pada artikel ini.
Hasil Eco Enzyme/ Sebagai Pengelolaan Sampah Rumah Tangga./Photo by.author/
Inovasi ini dinamakan Ezo Enzyme, eco enzyme telah dikenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Dikutip dari Jurnal Pengabdian Masyarakat oleh Dewi dan I Wayan (2022), Eco Enzyme merupakan pengelolaan larutan dari hasil fermentasi sampah dapur organik seperti sisa buah atau sayuran yang diberi air dan substrat gula yaitu (gula tebu atau gula merah) dengan perbandingan umumnya 1:3:10 yaitu 1 untuk gula tebu, 3 untuk sisa buah atau sayur, dan 10 untuk air. Fermentasi sendiri ialah proses terjadinya kimiawi mengubah substrat organik oleh enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme.
ADVERTISEMENT
Eco enzyme memiliki beberapa banyaknya manfaat dan kegunaan seperti pestisida alami, pupuk alami tanaman, pengusir hama, filter udara dan air, serta menurunkan efek rumah kaca. Eco enzyme sangat dianjurkan penggunaannya karena ramah lingkungan dan menjaga, serta melindungi lingkungan yang hidup sehat. Karena komposisinya yang mengandung bahan alami dan tidak tercampur zat kimia, eco enzyme tidak berbahaya bagi lingkungan maupun manusia.
Pada artikel ini, penulis akan menjelaskan pemanfaatan eco enzyme sebagai pestisida alami dan pupuk alami tanaman. Eco enzyme membantu memulihkan tanaman yang sudah layu sekalipun, serta bau khas fermentasi yang segar dari eco enzyme, akan membuat hama tidak mau mendekati tanaman yang sudah disemprotkan eco enzyme.

Pembuatan Eco Enzyme dari Sampah Organik Sebagai Solusi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Photo by. author
Berdasarkan dapatnya informasi dari narasumber penjual ikan hias yang penulis temui, menjelaskan bahwa pembuatan eco enzyme sangat sederhana. Sisa-sisa buah seperti ampas buah, daging buah yang sudah tidak layak bisa dimakan, kulit buah dan sisa-sisa bagian dari sayuran dimasukkan ke dalam wadah besar dan diberi air dengan perbandingan yang sudah dijelaskan di atas serta gula. Gula yang digunakan dapat berupa gula merah namun, dianjurkan lebih baik menggunakan gula tebu karena gula tebu memiliki lebih banyak energi untuk menghasilkan etanol. Etanol atau senyawa alkohol ini merupakan hasil dasar yang diperoleh melalui proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme. Gula tebu dibutuhkan untuk keberlangsungan proses terjadinya fermentasi, semakin tinggi kadar konsentrasi gulanya, semakin cepat proses fermentasinya. Dikarenakan konsentrasi gula yang tinggi meningkatkan laju pertumbuhan mikroba.
ADVERTISEMENT
Rendaman eco enzyme ini difermentasikan dengan cara didiamkan dan direndam saja kurang lebih sampai 3 bulan, setelah itu larutan akan berwarna coklat karena hasil dari fermentasi dari gula tebu tersebut. Aduk rendaman pada hari ke-7, hari ke-30, dan hari ke-90, simpan rendaman eco enzyme di tempat yang teduh, tidak terkena sinar cahaya matahari secara langsung, dan terdapat sirkulasi udara yang baik.
Pembuatan eco enzyme ini selain menggunakan bahan dasar sisa buah atau sayuran, diperbolehkan juga dengan menggunakan hewan-hewan yang hidup di perairan seperti ikan yang sudah busuk, keong busuk, udang busuk, dan masih banyak lagi. Informasi ini penulis dapatkan dari narasumber penjual ikan hias di Legoso, Ciputat, Tangerang Selatan.