Representasi Gender dalam Film "Siti"

Sarifa Nurmala Dewi
Saya adalah Mahasiswa di Perguruan Tinggi Kota Yogyakarta.
Konten dari Pengguna
16 Januari 2021 17:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sarifa Nurmala Dewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustration buku dan tangan wanita By: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustration buku dan tangan wanita By: Pixabay
ADVERTISEMENT
Siti : Perjuangan hidup seorang perempuan yang memiliki beban kerja ganda menjadi ibu rumah tangga sekaligus pencari nafkah dalam keluarganya, kehidupan yang dikelilingi oleh kemiskinan, utang, dan suami yang sakit lumpuh tidak bisa berbuat apa-apa anatara pasarah menerima keadaan atau tetap hidup melawan kehidupan.
ADVERTISEMENT
Perkembangan seni diIndonesia sangatlah cepat perpaduan antara seni sastra, seni peran, seni musik, dan komedi yang menjadi satu dalam bentuk film. Film salah satu sarana yang digunakan untuk memberi hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak, dan lainnya untuk masyarakat umum.film tersedia dalam bentuk seperti bioskop, televisi, kaset, dan dalam bentuk video film memang berperan besar dalam kebutuhan masyarakat.
Penemuan film salah satu bentuk respon terhadap “penemuan” waktu luang diluar jam kerja dan jawaban terhdap kebutuhan dalam menikmati unsur budaya jadi, ditinjau dari segi fenomenalnya film, memang berperan besar dalam memenuhI kebutuhan yang tersembunyi.sementara itu bahasa menjadi unsur utama dalam film. Sebagaimana, yang dikemukakan oleh Ganjar Wibowo dalam artikelnya yang berjudul Representasi Perempuan Pada Film Siti karya Nyimak Journal of Comunication yang dimuat dalam jurnal No. 1. Vol. 3 tahun 2019.
ADVERTISEMENT
Film juga merupakan salah satu media komunikasi massa dikarenakan film dapat menyampaikan suatu informasi, hiburan, pembelajaran dengan melalui cerita dan gambaran dalam bentuk film yang ditujukan untuk penontonya, film sangatalah memiliki daya tarik tersendiri karena tidak hanya dapat menampilkan suatu informasi dan hiburan saja. Film juga dapat menarik penontonnya agar masuk kedalam suasana yang diciptakan dalam cerita.
Ditengah perkembangan film diIndonesia sebuah film yang berjudul “Siti” disutradarai Eddi Cahyono merupakan salah satu pendiri Four Colours serta salah satu rumah produksi perfilman indie di Indonesia film “Siti” yang tayang terbatas ini menceritakan tentang peran ganda seorang ibu, istri dan sekaligus yang mecari nafkah.
Sementara itu, dibawah cengkraman budaya patriarkal, kedudukan perempuan sering kali ditempatkan tidak lebih tinggi dari laki-laki.berbeda dengan film “Siti” sosok perempuan lemah, kalah, dan selalu tertindas sudah sering kita temukan dalam berbagai sajian media massa, baik dalam surat kabar, televisi maupun film sebagaimana yang dikemukakan oleh Ganjar Wibowo dalam artikelnya yang berjudul Representasi Perempuan Pada Film Siti karya Nyimak Journal of Comunication yang dimuat dalam jurnal No. 1. Vol. 3 tahun 2019.
ADVERTISEMENT
Gender adalah sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial-kultural.jenis kelamin dibagi menjadi dua yaitu perempuan dan laki-laki, sementara dalam konsep gender terdapat sifat maskulin dan feminim sebagaimana yang dikemukakan oleh Ganjar Wibowo dalam artikelnya yang berjudul Representasi Perempuan Pada Film Siti karya Nyimak Journal of Comunication yang dimuat dalam jurnal No. 1. Vol. 3 tahun 2019.
Film “Siti” pernah berhasil menjuarai festival Film Indonesia pada tahun 2015, selain itu Film “Siti” pernah mendapatkan piala citra yaitu kategori film terbaik, penulis skenario asli terbaik, dan penata Musik terbaik film”Siti” pertama kali tayang di di Jogja- Netpac Asian Film Festival 2014.
Film “Siti” menceritakan tentang seorang wanita Jawa yang berusia 24 tahun yang berjualan dipantai Parangtritis serta menjadi pemandu karoke ketika malam hari Siti mulai bekerja dan menjadi pencari nafka dikeluarganya ketika suaminya mengalami kecelakan kapal yang mengakibatkan suaminya menjadi lumpuh, suami Siti dulunya adalah seorang pelaut sebelum dirinya mengalami kelumpuhan, kapal yang digunakan suami Siti saat mengalami kecelakaan adalah kapal pinjaman alhasil ketika kecelakaan itu terjadi kapal tersebut rusak parah dan Siti harus menanggung kerusakan tersebut hingga akhirnya Siti harus membayar setumpuk utang.
ADVERTISEMENT
Dari situlah Siti seorang ibu mudah yang berusia 24 tahun harus menjadi tulang punggung bagi keluarganya dan menanggung beban ganda.Siti dengan sendirinya harus mengurusi suami dan putranya yang masi kecil, tidak hanya itu Siti juga harus merawat mertuanya yang sudah tua.Siti yang sudah pasrah tidak tau ingin berbuat apalagi akhirnya ia bekerja sebagai pemandu karoke di klub malam, pekerjaan inipun membuat suami Siti sangat marah nanum, mau bagimana lagi Siti yang sudah pasrah dengan keadaan harus menjajakan tubuhnya
Akhirnya Siti bertemu dengan seorang polisi yang saat itu mengrebek klub malam dimana tempat Siti bekerja akhirnya polisi tersebut jatuh hati kepada Siti, Siti yang saat itu frustasi dengan kehidupannya ditambah lagi ia cekcok dengan suaminya karena pekerjaan Siti tersebut, akhirnya Siti kebingungan haruskah dia memilih polisi tersebut yang menjanjikan kehidupan yang layak ataukah bertahan dengan kelurganya yang dihadapkan dengan kemiskinan dan utang.
ADVERTISEMENT
Film “Siti” berhasil membuat pesan dan tujuan tersampaikan dengan baik dengan kesederhanaan dan kewajaran, antara pasrah dengan kenyataan tetapi harus tegar melawan kehidupan dengan film ini kita dapat belajar bahwa betapa pentingnya peran sosok perempuan, perempuan yang selalu dianggap lemah juga bisa menghidupi keluarganya film ini juga mengajarkan kita agar tidak selalu memandang remeh perempuan dan menganggap perempuan selalu dibawah tuntutan laki-laki.
Sarifa Nurmala Dewi, Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Ahmad Dahlan