Bagaimana Cara Agar Kita Bisa Berpartisipasi Menjadi Vaksinator di Era Pandemi?

Savanna Setiawaty
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Maju (UIMA) Jakarta
Konten dari Pengguna
28 Juli 2021 14:15 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Savanna Setiawaty tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Ilustrasi: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Ilustrasi: pixabay.com
ADVERTISEMENT
Ketika kita membicarakan COVID-19, kita akan teringat dengan 5M, kemudian PSBB dan yang sekarang kita hadapi yaitu PPKM. Saat ini, semua negara sedang dilanda pandemi ini dan mereka sedang berusaha agar pandemi cepat berakhir serta bisa beraktivitas sedia kala. Menurut Wikipedia pada tanggal 20 Juli 2021 ada 2.91 juta kasus positif, 2.92 juta kasus sembuh dan 74.920 kasus kematian.
ADVERTISEMENT
Virus COVID-19 ini menjadi bencana yang tidak wajar jika melihat angka kasus virus COVID-19 ini. Menjadi sebuah tantangan yang besar bagi tenaga kesehatan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Dan juga, harus menyusun rencana yang matang jika ingin mengatasi masalah ini.
Apa sih virus Corona ini? Itu pertanyaan yang terlintas di benak kalian ketika mendengar atau membaca virus ini. Nah di sini saya akan menjelaskan yang dimaksud dengan virus Corona. Virus corona merupakan kelompok virus yang berasal dari subfamily Orthochorinavirunae dari keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales. Kemudian virus ini bisa menyerang hewan maupun manusia. Untuk gejala COVID-19 ini sebenarnya mirip dengan SARS dan MERS, bedanya virus COVID-19 ini lebih agresif. Mereka ini tidak hanya menyebar di pusat kota saja, lho. Mereka sudah menjelajah di desa-desa kecil yang sangat jauh dari keramaian. Saat ini, pemerintah sedang melaksanakan program vaksin kepada masyarakat dengan tujuan agar bisa membentuk kelompok kekebalan atau Herd Immunity.
ADVERTISEMENT
Terlintas pertanyaan, vaksin ini apa? Vaksin sendiri adalah zat asing yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk menghasilkan respons imun terhadap penyakit tertentu serta dapat merangsang sistem kekebalan tubuh kita untuk mengenali mikroogranisme atau virus jika masuk ke dalam tubuh kita. Nah vaksin ini dihasilkan dari virus atau mikroorganisme yang telah mati atau masih hidup tetapi dalam keadaan lemah. Nah untuk vaksin sendiri memiliki karakteristiknya masing-masing. Saat ini, ada 7 jenis vaksin yang bisa diberikan kepada masyarakat, akan tetapi sejauh ini vaksin yang digunakan oleh masyarakat Indonesia ada dua, yaitu Sinovac dan astrazeneca.
Menurutku, banyak masyarakat yang menolak kuat untuk diberikan vaksin ini. Penyebabnya adalah mereka sering mendapatkan berita bohong yang beredar di sosial media yang berbeda. Selain itu, masih masyarakat yang takut jika vaksin ini dikenakan biaya yang sangat tinggi karena banyaknya permintaan. Dengan ini, pemerintah dan tenaga kesehatan harus bekerja sama untuk menyadarkan masyarakat dan memberikan berita yang jelas kebenarannya bahwa jika informasi yang mereka dapatkan tidaklah benar. Kalian tidak perlu khawatir akan biaya karena pemerintah memberikan vaksinasi ini secara gratis untuk masyarakat.
ADVERTISEMENT
Lalu, jika kita diberikan vaksin ini, apakah kita bisa terbebas dari virus COVID-19? Tentu tidak sepenuhnya. Untuk vaksin Sinovac ini memiliki tingkat efektif sebanyak 56-65%, sedangkan vaksin AstraZeneca memiliki tingkat efektif sebanyak 76%. Maka dari itu, dosis yang diberikan pada vaksin ini sebanyak 2 kali dengan rentang waktu yang berbeda serta tetap mematuhi protokol kesehatan, ya. Presiden Joko Widodo menargetkan vaksinasi COVID-19 ini rampung pada akhir tahun 2021. Ketika kita ingin vaksinasi ini menyebar secara cepat, bukan hanya ketersediaan vaksin-nya saja, tetapi juga jumlah orang yang bisa melakukan tindakan vaksinasi atau bisa disebut dengan Vaksinator.
Menurutku, ketika ingin menjadi vaksinator, masih banyak yang beranggapan bahwa hanya tenaga medis yang bisa berpartisipasi dalam rencana ini. Padahal, orang-orang awam atau non-medis bisa membantu dalam menjalankan program yang telah dibuat pemerintah ini. Mereka bisa menjadi bagian dari pendaftaran atau skrinning mengenai pertanyaan yang akan diajukan kepada calon penerima vaksin.
ADVERTISEMENT
Jika kalian ingin terlibat, kita harus memiliki pengetahuan dan keterampilan. Alasannya karena ketika kita memberikan vaksin kepada si penerima, vaksin tersebut bekerja secara aman dan efektif. Pelatihan ini bekerja sama dan dikembangkan oleh UNICEF untuk membantu para calon vaksinator agar bisa berpartisipasi dalam program ini.
Pelatihan ini berupa perangkat lunak, terdiri dari 6 modul, termasuk seminar video, kuesioner, alat bantu implementasi, latihan interaktif dan demonstrasi yang dapat diunduh dari informasi tersedia. Untuk syarat lulus agar kita bisa mendapatkan sertifikat adalah kita harus mempunyai minimal nilai 80% dari total ujiannya.
Jika ingin berpartisipasi menjadi vaksinator, apakah wajib mengikuti pelatihan ini? Jawabannya adalah wajib. Karena penyakit COVID-19 ini tergolong penyakit baru dan berbeda dengan penyakit yang sudah ada serta tidak akan menjadi pandemi. Penyebaran vaksinator ini belum menyebar secara merata. Banyak sebagian kota atau desa yang masih belum mendapatkan vaksinasi karena terbatasnya tenaga vaksinator.
ADVERTISEMENT
Jika ingin cepat dalam pemberian vaksin ini, perlu adanya peningkatan jumlah tenaga vaksinator. Dengan cara mendaftarkan diri dan mengikuti pelatihan yang telah disediakan oleh pemerintah, Dengan begitu, pemberian vaksin COVID-19 ini bisa menyebar secara merata serta menjadi harapan baru untuk memutuskan mata rantai penularan virus COVID-19 dan kita bisa bebas beraktivitas seperti sebelum pandemi.