Pendidikan di Era 4.0 Sebagai Tameng Terhadap Tindak Pidana Korupsi

Sayyid Rachman
Seorang mahasiswa yang sering galau perihal hidup dan cinta, pernah hampir diputusin karena kurang ganteng dan alhamdulillah sekarang berada dibawah naungan instansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
9 Desember 2021 13:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sayyid Rachman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada era digital seperti saat ini, pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk kita semua (mahasiswa) sebagai Agent Of Change. Karena dari kita terlahirlah suatu gagasan yang dapat mengubah pola hidup dan juga pola pikir suatu bangsa. Bayangkan jika para mahasiswa malah bersantai santai dengan teman temannya malah asik mementingkan diri sendiri, sedangkan bangsa kita saat ini sedang mengalami kemunduran yang pesat sampai menurunnya literasi bangsa ini.
https://pixabay.com/photos/boys-kids-children-happy-sitting-286245/
Terbukti dengan maraknya trend trend yang ada saat ini sehingga anak anak pun terbawa untuk mengikuti trend tersebut, seperti joget joget, bermain game mobile, dan banyak yang lainnya. Jika sedari kecil mereka disuguhkan dengan hal hal yang kurang baik, lantas bagaimana masa depan yang akan mereka rasakan dan mereka dapati?
ADVERTISEMENT
Dan menurut saya pribadi, salah satu cara agar mereka tidak terus menerus melakukan hal yang sekiranya kurang baik yaitu dengan cara membatasi penggunaan ponsel, tentunya hal ini diperlukan andilnya orang tua kepada anaknya, karena mau bagaimanapun pribadi seseorang itu terbentuk dan berawal dari didikan orang tua dan lingkungan keluarganya.
Yang namanya mahasiswa pasti tidak akan luput dengan yang namanya organisasi dan juga diskusi public. Karena itu merupakan salah satu wadah kita untuk menyalurkan aspirasi sebagai anak bangsa sekaligus Agent Of Change. Dimana pada dasarnya mahasiswa adalah orang yang akan sangat berpengaruh didalam suatu negara, karena didalam perkuliahan sudah tidak diajarkan lagi hal hal dasar, dan mahasiswa pun sudah tidak akan di suapin atau diberikan materi lalu hanya ditumpuk dalam file-file nya, melainkan harus membuat suatu opini serta menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami. Apalagi tugas yang diberikan sangat terbatas waktunya. Dari hal seperti ini saja sudah diajarkan oleh dosen kita tentang bagaimana caranya untuk memanage waktu.
ADVERTISEMENT
Apalagi ditambah dengan pandemi Covid seperti saat ini, kemiskinan dimana mana, PHK merajalela, sampai banyak orang melakukan berbagai cara agar mereka bisa bertahan hidup. Tercatat satu dari 10 orang di Indonesia hari ini hidup dibawah garis kemiskinan. Pemerintah pun tampak seperti tidak peduli terhadap rakyatnya, malah yang dipentingkan mereka adalah bagaimana caranya mereka bisa menang dalam pertarungan sesama pejabat lainnya. Ditambah lagi dengan korupsi bansos yang semakin menyengsarakan rakyat. Bagaimana tidak kalau seorang maling rakyat yang mencuri uang rakyatnya sebanyak belasan miliar dan hanya mendapat kurungan 11 tahun penjara dengan remisi serta potongan waktu tahanan yang banyak, dan baru baru ini maling itu mengatakan bahwa dirinya tidak kuat menahan tekanan didalam sel dan juga tidak kuat mental karena omongan para netizen.
ADVERTISEMENT
Kalau begitu, dimana hati nurani orang ini? apakah dirinya hanya seperti seekor Hiu Macan yang sangat rakus dan selalu berobsesi untuk mendapatkan makanan, atau dirinya adalah seorang manusia yang tidak mempunyai akal sehat serta hati nurani yang bersih?
Semoga maling tersebut mendapatkan kembali akal sehat dan hati nurani yang telah diberikan Tuhan kepadanya.
Berbicara tentang koruptor atau maling uang rakyat, tentu banyak faktor yang mendorong koruptor itu untuk melakukan hal tersebut, diantaranya adalah ketidakpuasan terhadap apa yang didapatkan oleh dirinya sehingga ia berani untuk melakukan korupsi tanpa memikirkan konsekuensinya. Berikutnya adalah karena faktor kebutuhan, seorang koruptor yang melakukan korupsi kebanyakan mereka memiliki kebutuhan yang tinggi, entah karena kebutuhan untuk berfoya foya atau untuk membeli barang barang mewah yang tak terbendung harganya.
ADVERTISEMENT
Kalau kita berbicara tentang korupsi, sudah pasti itu akan berkaitan tentang pendidikan, dimana pendidikan merupakan syarat seseorang untuk menjadi pejabat atau politisi. Jika politisi atau pejabat tersebut memiliki pendidikan yang benar benar terdidik, serta mempunyai tanggung jawab yang tinggi, maka InsyaAllah orang tersebut tidak akan terjebak dan terhasut untuk melakukan korupsi jika dia benar benar istiqamah dan selalu menjalankan prinsipnya. Tapi tidak banyak orang yang seperti itu karena pada dasarnya, banyak wakil rakyat yang masuk ke dalam pemerintahan hanya untuk membuat dirinya kaya, bukan untuk memperkaya rakyatnya.
Sejatinya, pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting bagi semua orang. Karena dengan pendidikan, orang lain dapat lebih menghormati kita. Tapi bukan itu tujuan utama orang yang berpendidikan, karena kebanyakan orang yang berpendidikan itu adalah orang yang ekonominya tercukupi, tapi tidak menutup kemungkinan juga seseorang yang memiliki keterbatasan ekonomi untuk mempunyai dan mencapai pendidikan yang tingggi. Lantas apa yang harus dijadikan tujuan kita dalam menjalankkan studi kita saat ini?
ADVERTISEMENT
Kalau menurut pendapat saya pribadi, tujuan utama kita menjadi orang yang berpendidikan supaya kita dapat bermanfaat bagi orang lain, karena sebaik baiknya manusia adalah ia yang bermanfaat bagi orang lain, bukan untuk memanfaatkan orang lain.
Dalam artian lain adalah, jadilah pintar karena ingin memberikan manfaat kepada orang lain, bukan menjadi pintar karena ingin memanfaatkan orang lain.
Menjadi orang yang berpendidikan pun merupakan suatu kebahagiaan tersendiri, karena dengan ilmu yang ia punya, ia dapat berbagi kepada sesama, baik kepada yang lebih muda, dengan teman sebaya, maupun dengan orang yang lebih tua darinya. Karena ilmu itu tidak mengenal umur, dan tidak ada kata telat untuk menimba ilmu. Setua apapun umur seseorang, tidaklah telat bagi dirinya untuk terus belajar, karena haus akan ilmu adalah hal yang sangat dibutuhkan bagi seseorang terutama bagi seorang mahasiswa. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk kita belajar, salah satunya adalah dengan membaca.
ADVERTISEMENT
Dewasa ini, literasi anak bangsa cenderung menurun. Entah karena metode membaca nya yang itu itu saja, atau karena kecanduan memegang ponsel sehingga mereka merasa bahwa bukan buku yang semestinya ia baca. Apalagi saat ini anak anak lebih sering belajar lewat ponsel karena pandemi Covid ini. Makin berkuranglah minat baca anak usia dini sampai orang dewasa untuk membaca buku.
Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa sekaligus anak bangsa harus mancari cara untuk menaikan minat baca terhadap anak anak dan juga orang dewasa. Karena negara kita akan maju jika anak bangsanya sangat gemar dengan literasi dan selalu berkecimpung didalam obrolan obrolan yang didalamnya berisikan tentang masa depan bangsa, bukan berisikan tentang individual mereka pribadi.
ADVERTISEMENT
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menaikan minat baca di Indonesia, diantaranya adalah dengan melakukan sosialisasi ke sekolah sekolah dan menjelaskan betapa pentingnya literasi bagi diri sendiri dan juga bagi bangsa ini. Namun sosialisasi yang akan dilakukan pun harus pelan pelan dan tentunya tanpa ada unsur paksaan. Karena jika dari awal membaca buku ataupun hal lainnya hanya karena terpaksa, maka akan sulit bagi orang tersebut untuk menerima apa yang ada didalam isi buku tersebut. Namun sebaliknya, jika ada orang yang sangat bersemangat membaca buku, sangat suka terhadap apa yang dibicarakan didalam buku itu dan selalu mengulangi bacaan apa yang tidak mengerti, maka itulah ciri ciri orang yang benar dalam melakukan literasi, dan dengan begitu ia akan lebih mudah untuk memahami, mencerna, serta mengaplikasikan apa yang ada didalam buku itu kedalam kehidupan sehari hari.
ADVERTISEMENT
Pendidikan merupakan salah satu dampak pandemi Covid-19, dimana para siswa siswi tidak dapat belajar dengan tatap muka sehingga tidak sedikit dari para pelajar tersebut yang kebingungan untuk menjalankan pelajaran jarak jauh. Bukan karena satu atau dua hal, tapi banyak sekali kekurangan sistem pelajaran online ini, mulai dari pelajaran yang didapat sulit dipahami, bertambahnya kebutuhan internet untuk melakukan daring, sampai ketidakmampuan orang tua untuk membelikan anaknya handphone yang dapat dipakai untuk melaksanakan daring ini.
Lantas apa yang dapat kita lakukan untuk menanggapi hal yang demikian?
Pertama dan yang paling utama haruslah kita sebagai mahasiswa mengamalkan nilai nilai pancasila yang telah diajarkan oleh guru guru kita, karena dengan pancasila kita dapat menjadi warga negara Indonesia yang baik dan benar. Bagaimana jika kita belum bisa mengamalkan nilai nilai pancasila?
ADVERTISEMENT
Tentu sangat tidak mudah bagi kita untuk langsung mengamalkan nilai nilai pancasila tersebut, maka dari itu cara untuk bisa menjadi Agent Of Change yang baik diantara nya adalah selalu berbaik sangka kepada orang lain.
Mengapa demikian?... karena orang yang selalu berbaik sangka kepada orang lain akan membuat hatinya tenang dan juga akan mempermudah menjalankan aktifitasnya.
Berikutnya adalah selalu sabar dalam hal hal kecil. Berawal dari hal hal kecil, hingga berlanjut sampai hal hal yang besar. Karena dalam melakukan suatu perubahan diperlukan waktu yang tidak sedikit agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Sabar disini memiliki beberapa makna, diantaranya adalah sabar dalam menghadapi sesuatu yang tidak diinginkan, seperti misalnya kita mendapatkan nilai yang jelek padahal kita sudah berusaha semaksimal mungkin. Atau sabar dalam menghadapi cacian yang diberikan oleh orang lain. Karena itulah yang merupakan pupuk supaya kita bisa menjadi lebih baik dan terus berbuat kebaikan. Namun jika sudah mencapai sesuatu atau sudah mendapatkan apa yang kita inginkan, tetaplah menunduk dan selalu memberikan banyak manfaat.
ADVERTISEMENT
Itulah beberapa hal tentang pendidikan, mulai dari bagaimana kabar pendidikan di era pandemi ini, sampai bagaimana cara kita untuk menambah minat baca anak Indonesia pada masa saat ini.
Jika pendidikan dan literasi bangsa meningkat, maka sudah dapat dipastikan bahwa negara kita akan lebih cepat untuk berkembang dan terus maju. Karena memajukan bangsa adalah tugas kita sebagai anak bangsa. Dan Pendidikan akan terus berkembang jika para elite terus menggemborkan tentang literasi dan minat baca, karena trigger yang paling besar adalah ajakan para elite beserta public figure yang ada di negara kita ini. Sehingga minat baca dan juga prestasi pendidikan dapat lebih bertambah dan meningkat pesat. Karena kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mengajak orang lain untuk melakukan Gerakan literasi dan juga meningkatkan kualitas pendidikan bangsa?
ADVERTISEMENT