6 Elemen Pakaian Adat Aceh Laki-Laki Lengkap dengan Fungsinya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
12 April 2024 20:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pakaian Adat Aceh. Sumber: Unsplash.com/Sandy Zebua
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pakaian Adat Aceh. Sumber: Unsplash.com/Sandy Zebua
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Secara umum, pakaian adat Aceh mempunyai nama Ulee Balang. Selain nama umum, pakaian adat dari Aceh juga mempunyai istilah khusus berdasarkan jenis kelamin.
ADVERTISEMENT
Pakaian adat untuk kaum pria memiliki nama Linto Baro dan pakaian untuk kaum wanita memiliki nama Daro Baro. Linto Baro sebagai pakaian adat dari Aceh terdiri dari enam elemen, yaitu baju, celana, kain, meukeutop, rencong, serta siwah.

6 Elemen Pakaian Adat Aceh Laki-Laki

Ilustrasi Pakaian Adat Aceh. Sumber: Unsplash.com/Misqal Novio Reeza
Keberadaan pakaian adat Aceh merupakan salah satu bukti dari keberagaman tradisi serta adat istiadat di Indonesia. Hal tersebut termasuk bukti keberagaman tradisi serta adat istiadat karena pakaian daerah Aceh mempunyai banyak jenis.
Mengutip dari buku Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X, Windriati (2021: 100), pakaian adat dari Aceh memiliki nama Ulee Balang. Ulee Balang kemudian terbagi lagi menjadi dua jenis.
Dua jenis tersebut adalah Linto Baro yang merupakan pakaian untuk kaum pria dan Daro Baro yang merupakan pakaian untuk kaum wanita. Linto Baro sebagai pakaian adat untuk pria memiliki enam elemen.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah penjelasan mengenai enam elemen Linto Baro yang merupakan pakaian adat untuk kaum pria Aceh.

1. Baju Meukeusah

Baju Meukeusah merupakan pakaian yang seperti blazer atau beskap. Kegunaan dari baju meukeusah adalah menjadi atasan.
Baju Meukeusah umumnya terbuat dari kain tenun yang berasal dari sutra atau kapas. Baju tersebut memiliki warna hitam sebagai lambang kebesaran seorang pria Aceh.

2. Kain Sarung

Selain baju Meukeusah, Linto Baro juga terdiri dari kain sarung. Sarung biasanya terbuat dari kain songket yang memberi kesan kewibawaan terhadap pemakainya.
Cara menggunakan kain sarung adalah melilitkan di pinggang dengan panjang di atas lutut. Kain sarung ini biasa disebut juga sebagai Ija Kroeng, Ija Sangket, atau Ija Lamugap.

3. Celana Sileuweu

Celana Sileuweu merupakan bawahan dari baju Meukeusah. Serupa dengan baju Meukeusah, celana sileuweu juga umumnya memiliki warna hitam dan berbahan katun.
ADVERTISEMENT
Celana memiliki bentuk melebar ke bawah lengkap dengan sulaman emas. Celana sileuweu bisa disebut juga sebagai Celana Cekak Musang.

4. Siwah

Siwah merupakan aksesori yang mirip dengan rencong (senjata tradisional Aceh). Namun, ukurannya lebih panjang serta besar daripada rencong.
Rencong memiliki tampilan yang mewah dengan hiasan permata. Siwah mempunyai fungsi untuk menunjukkan kebesaran pria Aceh sebab kegunaan utamanya adalah sebagai senjata serta perhiasan.

5. Meukeutop

Meukeutop merupakan nama penutup kepala pada pakaian Linto Baro. Penutup kepala tersebut terbuat dari kain tenun yang disulam.
Kain sulaman tersebut terdiri dari banyak warna, yakni hijau, kuning, merah, serta hitam. Selain terdiri dari banyak warna, penutup kepala tersebut juga memiliki hiasan berupa Tampoek yang terbuat dari emas atau perak dengan sepuhan emas.
ADVERTISEMENT

6. Rencong

Rencong merupakan senjata tradisional Aceh. Rencong adalah simbol keberanian, ketangguhan, serta identitas diri rakyat Aceh.
Berdasarkan penjelasan di atas, diketahui bahwa pakaian adat Aceh untuk laki-laki memiliki enam elemen. Setiap elemen tersebut mempunyai fungsi yang berbeda, seperti atasan, bawahan, penutup kepala, serta aksesori. (AA)