Konten dari Pengguna

Istilah Wawancan Lampung, Tradisi Lisan yang Masih Lestari

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
4 April 2024 21:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi istilah wawancan lampung. Sumber: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi istilah wawancan lampung. Sumber: pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wawancan menjadi salah satu tradisi lisan Lampung yang masih lestari hingga saat ini. Istilah wawancan Lampung merupakan jenis karya sastra bergenre puisi yang ditulis dan didendangkan untuk keperluan ritual pemberian gelar adat Lampung.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Sejarah Daerah Lampung karya Direktorat Jenderal Kebudayaan, pemberian gelar tersebut diberikan kepada pengantin saat acara pernikahan dilangsungkan. Dalam wawancan terkandung pesan atau nasihat yang diberikan kepada pengantin.

Istilah Wawancan Lampung, Tradisi Lisan yang Masih Lestari

Ilustrasi istilah wawancan lampung. Sumber: pixabay
Wawancan berkembang di dalam subkultur budaya Lampung Saibatin. Dalam kultur Lampung Pepadun tersebut dikenal dengan nama pepaccur.
Walaupun intensitasnya sudah mulai menurun, tradisi lisan wawancan masih dapat ditemukan dalam kehidupan masyarakat, terutama dari masyarakat asli Lampung.
Dilihat dari bahasanya, wawancan termasuk tradisi dengan genre puisi. Wawancan ditulis dalam bentuk bait per bait. Setiap baitnya terdiri atas empat atau enam baris dalam wawancan.
Tidak ada aturan yang mutlak untuk jumlah bait dalam wawancan, tergantung pada sedikit atau banyaknya pesan saja yang disampaikan. Apabila dilihat dari struktur sajaknya, wawancan bisa dikategorikan ke dalam bentuk syair dan pantun.
ADVERTISEMENT
Tetapi wawancan tidak dapat disamakan dengan pantun yang pada umumnya memiliki kalimat sampiran dan kalimat isi. Tiap baris dalam setiap bait wawancan mengandung isi.
Pola persajakan akhir atau rima pada wawancan dapat dikatakan seperti pantun, yaitu berima ab-ab.
Struktur teks wawancan terdiri atas pembuka, isi, dan penutup. Diawali dengan ucapan salam khas Islam hingga salam khas Lampung.
Selain ucapan salam, dalam pembuka wawancan disampaikan juga sapaan hormat kepada para pemimpin adat serta permohonan maaf kepada hadirin sekalian.
Dalam bagian isi, wawancan mengandung pesan hingga nasihat tentang kehidupan, terutama seputar perihal rumah tangga. Dalam wawancan juga dikisahkan mengenai latar belakang kehidupan calon pengantin hingga akhirnya menikah.
Dalam wawancan terdapat pula do’a yang dipanjatkan untuk kedua mempelai semoga perkawinan serta rumah tangga mempelai berjalan dengan bahagia serta sejahtera.
ADVERTISEMENT
Pada bagian akhir dari wawancan, disampaikan pula permintaan maaf hingga ucapan perasaan syukur atau pujian kepada Tuhan dan diakhiri mengucapkan salam penutup menggunakan salam Lampung atau salam Islam.
Wawancan mempunyai fungsi serta makna yang penting untuk masyarakat Lampung. Pentingnya isi wawancan dapat dilihat dari isinya, yakni berupa pesan, petuah, hingga ajaran bagi masyarakat dalam bidang pendidikan, adat, sosial hingga budaya.
Wawancan juga dapat menjadi sarana pewarisan pengetahuan tentang adat Lampung. Secara umum, pesan atau petuah tersebut berkenaan dengan perihal kehidupan berumah tangga, bermasyarakat, berbangsa, bernegara, hingga beragama.
Demikian penjelasan mengenai istilah wawancan Lampung. (ARH)