Ketegangan di Rengasdengklok beserta Sejarah Peristiwanya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
7 Mei 2024 22:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ketegangan di Rengasdengklok. Sumber: bima/pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ketegangan di Rengasdengklok. Sumber: bima/pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa bersejarah sebelum Indonesia merdeka. Ketegangan di Rengasdengklok dapat diakhiri setelah Achmad Soebardjo menjemput Soekarno-Hatta.
ADVERTISEMENT
Fariza dalam Peristiwa Rengasdengklok: Peristiwa Penting Menjelang Proklamasi menyebutkan bahwa peristiwa Rengasdengklok terjadi ketika adanya perbedaan pendapat antara golongan tua dan muda terkait kemerdekaan Indonesia.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut berkaitan dengan ketegangan di Rengasdengklok, simak selengkapnya dalam bacaan berikut ini.

Latar Belakang Peristiwa Rengasdengklok

Ilustrasi ketegangan di Rengasdengklok. Sumber: Dio Hasbi Saniskoro/pexels.com
Sebelum mengetahui informasi lebih lanjut mengenai ketegangan di Rengasdengklok, sebaiknya pahami dulu latar belakang peristiwanya. Jadi, sejarah peristiwa Rengasdengklok bermula dari tanggal 14 Agustus 1945 ketika Sutan Syahrir memperoleh kabar dari radio mengenai Jepang yang menyerah kepada Sekutu.
Setelah mendengar kabar tersebut, Sutan Syahrir pun segera memberitahukannya kepada Soekarno dan Hatta yang baru saja kembali dari Dalat, Vietnam usai menemui Marsekal Terauchi, pemimpin militer tertinggi Jepang.
ADVERTISEMENT
Terauchi menyatakan jika Jepang menjanjikan kemerdekaan terhadap Indonesia. Situasi tersebut menyebabkan timbulnya perbedaan pendapat antara golongan tua dan muda. Sutan Syahrir mengungkapkan bahwa kemerdekaan Indonesia sebaiknya segera dilaksanakan.
Akan tetapi, Soekarno dan Hatta yang kala itu belum yakin terkait berita kekalahan Jepang memutuskan untuk menunggu. Situasi tersebut menimbulkan golongan muda menculik Soekarno dan Hatta agar terhindar dari pengaruh Jepang.
Golongan muda mengungkapkan bahwa kemerdekaan adalah hasil dari perjuangan bangsa, bukan pemberian Jepang. Para golongan muda melaksanakan rapat di Pegangsaan Timur tanggal 15 Agustus 1945 mengenai pelaksanaan kemerdekaan Indonesia.
Pada malam harinya, golongan muda meminta Wikana serta Darwis untuk menjumpai Soekarno dan Hatta guna meminta pelaksanaan proklamasi kemerdekaan agar dilakukan tanggal 16 Agustus, tetapi keduanya menolak.
ADVERTISEMENT
Soekarno mengungkapkan bahwa dirinya tidak mampu melepaskan tanggung jawab selaku ketua PPKI dan perlu berunding terlebih dulu dengan para anggota PPKI. Usai peristiwa tersebut, akhirnya para pemuda memutuskan untuk membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok.

Akhir Ketegangan di Rengasdengklok

Tujuan golongan pemuda menculik Soekarno dan Hatta adalah untuk menjauhkannya dari pengaruh Jepang. Usai tiba di Rengasdengklok, keduanya didesak agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Desakan tersebut dilakukan di depan Shodanco Singgih sampai akhirnya Soekarno menyanggupinya dan akan melaksanakan setelah kembali ke Jakarta.
Ketegangan di Rengasdengklok dapat diakhiri setelah Achmad Soebardjo akhirnya membawa Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta sekaligus memastikan bahwa kemerdekaan Indonesia akan dilakukan tanggal 17 Agustus 1945.
Demikian informasi mengenai ketegangan di Rengasdengklok dan sejarahnya. [ENF]
ADVERTISEMENT