Konten dari Pengguna

Nilai Sejarah Keraton Yogyakarta dan Surakarta untuk Diteladani

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
2 Juni 2024 23:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi nilai sejarah Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Sumber: Yasir Gürbüz/pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi nilai sejarah Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Sumber: Yasir Gürbüz/pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Keraton Yogyakarta dan Surakarta adalah dua keraton yang telah berdiri sejak masa kerajaan Islam di Indonesia. Salah satu nilai sejarah Keraton Yogyakarta dan Surakarta adalah mampu melestarikan kebudayaan tradisional.
ADVERTISEMENT
Wardani dalam Makna Bangunan Keraton Yogyakarta menyebutkan bahwa Keraton Yogyakarta mempunyai berbagai nilai kebudayaan serta sejarah yang dapat mendorong masyarakat untuk melestarikan kebudayaan lama.
Untuk mengetahui nilai sejarah Keraton Yogyakarta dan Surakarta, simak penjelasannya dalam bacaan berikut.

Sejarah Keraton Yogyakarta

Ilustrasi nilai sejarah Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Sumber: Piotr Arnoldes/pexels.com
Sebelum mencari tahu tentang nilai sejarah Keraton Yogyakarta dan Surakarta, sebaiknya pahami dulu kisah pendiriannya. Sejarah Keraton Yogyakarta berawal dari Kerajaan Mataram Islam tahun 1755.
Saat itu, terjadi Perjanjian Giyanti yang membuat kerajaan terbagi menjadi dua, yakni Nagari Kasultanan Ngayogyakarta serta Nagari Kasunanan Surakarta.
Keraton Yogyakarta dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I tanggal 9 Oktober 1755. Dirinya juga berperan sebagai arsitek dalam proses pembangunan keraton.
Proses pembangunan ini memerlukan banyak pertimbangan dari segi ekonomi, sosial, pemerintahan, budaya, hingga tempat tinggal. Sultan dan keluarganya akhirnya resmi menempati keraton tanggal 7 Oktober 1756.
ADVERTISEMENT

Sejarah Keraton Surakarta

Keraton Surakarta adalah pecahan dari Kerajaan Mataram Islam. Kala itu, kerajaan Islam ini sempat mengalami perpindahan ibu kota ke Wanakerta atau Kartasura di bawah kepemimpinan Amangkurat II.
Hal itu disebabkan oleh pemberontakan Trunojoyo. Tahun 1743, terjadi peristiwa yang dipelopori oleh masyarakat Tionghoa, yakni Geger Pecinan. Pakubuwono II menjadi sasaran pemberontakan tersebut.
Alhasil, kerajaan dipindah kembali ke Desa Sala. Pada 1746, Keraton Surakarta mulai ditempati di kawasan tersebut dan Pakubuwono II tinggal di bangunan ini sampai wafat.
Pembangunan Keraton Surakarta ini dilanjutkan oleh penerusnya, terlebih lagu usai Perjanjian Giyanti yang membuat Kerajaan Mataram Islam terbagi menjadi dua kawasan. Keraton Surakarta akhirnya diberikan kepada Pakubuwono III dan pembangunannya masih berlanjut hingga Pakubuwono X.
ADVERTISEMENT

Nilai Sejarah Keraton Yogyakarta dan Surakarta

Keraton Yogyakarta dan Surakarta menyimpan beragam nilai sejarah. Adapun sejumlah nilai sejarah Keraton Yogyakarta dan Surakarta adalah:
Demikian informasi mengenai nilai sejarah Keraton Yogyakarta dan Surakarta. [ENF]