Pengertian dan Makna di Balik Tumpek Wayang

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
24 Juni 2024 21:36 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tumpek Wayang. Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tumpek Wayang. Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tumpek Wayang adalah salah satu hari raya Hindu yang dirayakan enam bulan sekali.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Kearifan Lokal Bali oleh IGNA Wijaya, Hari Tumpak Wayang diselenggarakan enam bulan sekali setiap Saniscara Kliwon wuku Wayang. Di dalamnya diselenggarakan upacara wayang dan hasil karya ukiran.
Lantas, bagaimana penjelasan lengkap dari Tumpek Wayang yang merupakan hari raya umat Hindu yang diperingati setiap enam bulan sekali?

Pengertian Tumpek Wayang dan Makna di Baliknya

Ilustrasi Tumpek Wayang. Sumber: Unsplash
Tumpek Wayang adalah hari raya suci Hindu yang diperingati setiap enam bulan sekali. Perayaan ini memiliki manifestasi berupa Dewa Iswara yang menerangi kegelapan serta menyebarkan pencerahan hidup di dunia.
Tumpek tersusun dari dua kata yakni tum dan pek. Tum mempunyai arti kesucian sedangkan pek mempunyai arti terakhir atau putus. Jika disatukan, arti Tumpek adalah hari suci yang bertepata pada akhir pancawara dan Saptawara.
ADVERTISEMENT
Tumpek Wayang menjadi gambaran dunia yang berada dalam kegeapan. Pada masa tersebut, manusia dipenuhi keangkuhan, kebodohan, hingga kemarahan. Atas fenomena tersebut, Siwa mengutus Sangyang Samirana untuk turun ke dunia guna menyebarkan kekuatan pada manusia.
Makna lain dari Tumpek Wayang yakni "hari kesenian". Pada hari tersebut akan digelar ritual dengan berbagai kesenian. Mulai dari barong, wayang, topeng, randa, dan berbagai jenis gamelan.
Seluruh ritual diadakan sebagai gambaran rasa syukur pada Sang Hyang Taksu. Biasanya, ritual tersebut disimboliskan dengan upacara kesenian wayang kulit. Pasalnya, dalam upacara tersebut terdapat unsur seni teater.
Di Bali tersebar cerita bahwa seorang anak yang lahir pada wuku Wayang atau hari keramat, maka anak tersebut harus diupacarai lukatan atau ruwatan besar. Acara tersebut dikenal juga sebagai Sapuh Leger.
ADVERTISEMENT
Upacara tersebut bermaksud agar sang anak tidak menjadi target buruan dewa Kala. Hari Tumpek Wayang dianggap menjadi saat yang tepat untuk melakukan upacara lukatan demi menjaga anak agar tetap diberi keselamatan.
Nah itu dia sekilas pembahasan mengenai pengertian dan makna Tumpak Wayang.(LAU)