Penyebab Golongan Muda Kecewa Mendengar Rencana Sidang PPKI

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
11 Juni 2024 20:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Hanya Ilustrasi: Penyebab Golongan Muda Kecewa Mendengar Rencana Sidang PPKI. Sumber: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto Hanya Ilustrasi: Penyebab Golongan Muda Kecewa Mendengar Rencana Sidang PPKI. Sumber: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada masa perjuangan proklamasi kemerdekaan Indonesia golongan muda mendesak kemerdekaan agar berlangsung lebih cepat dan tidak mau mendengar rencana sidang PPKI. Lantas mengapa golongan muda kecewa mendengar rencana sidang PPKI?
ADVERTISEMENT
Simak penjelasannya, di sini!

Penyebab Golongan Muda Menolak Rencana Sidang PPKI

Foto Hanya Ilustrasi: Penyebab Golongan Muda Kecewa Mendengar Rencana Sidang PPKI. Sumber: Pixabay.com
A. Kardiyat Wiharyanto dalam buku berjudul Sejarah Indonesia Dari Proklamasi Sampai Pemilu 2009 menjelaskan bahwa pada 14 Agustus 1945 Jepang mengalami kekalahan dan menyerah kepada Sekutu. Namun, bangsa Indonesia tidak mengetahui kekalahan Jepang.
Hal ini terjadi, sebab seluruh alat komunikasi di Indonesia dikuasai oleh penjajah Jepang. Namun, para golongan muda pejuang kemerdekaan Indonesia berhasil mendengar berita tersebut. Tokoh golongan muda yang mendengar berita kekalahan Jepang adalah Sutan Syahrir.
Setelah Soekarno, Hatta, dan Radjiman kembali ke Tanah Air dari Dalat dalam pertemuan dengan Marsekal Terauchi, Sutan Syahrir bersama golongan muda mendesak agar Soekarno dan Moh. Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan selambat-lambatnya tanggal 16 Agustus 1945.
ADVERTISEMENT
Namun keduanya belum yakin bahwa Jepang telah menyerah dan jika proklamasi kemerdekaan RI tetap dilaksanakan bisa menimbulkan pertumpahan darah yang besar. Bahkan bisa berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.
Golongan tua menyatakan bahwa Indonesia tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Golongan tua juga ingin diadakan rapat PPKI lebih dulu pada 16 Agustus, karena pelaksanaan proklamasi kemerdekaan harus dibicarakan dalam sidang PPKI. Dengan demikian, tidak ada hal menyimpang dari ketentuan pemerintah Jepang.
Sedangkan, Syahrir dan golongan muda tidak setuju dengan pendapat golongan tua. Golongan muda menganggap bahwa PPKI adalah badan bentukan Jepang.
Jika rapat dilakukan dahulu dalam sidang PPKI, artinya lahirnya proklamasi kemerdekaan Indonesia didapatkan dari Jenderal Terauchi, Jepang.
ADVERTISEMENT
Golongan muda berpendapat bahwa proklamasi Indonesia harus lahir dengan kekuatan sendiri dan harus lepas dari pemerintah Jepang. Mereka yakin bahwa janji Jepang semuanya hanya tipu muslimat belaka.
Karena perbedaan pendapat inilah, akhirnya golongan muda sepakat menculik Soekarno dan Moh-Hatta. Keduanya dibawa ke Rengasdengklok agar tidak terpengaruh janji-janji Jepang.
Setelah pembahasan yang sangat panjang, Soekarno dan Moh-Hatta setuju memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia di tanggal 17 Agustus 1945.
Itulah jawaban atas pertanyaan mengapa golongan muda kecewa mendengar rencana sidang PPKI yang perlu diketahui. (eK)