Tujuan APRA Melakukan Kekacauan di Jakarta

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
10 April 2024 23:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tujuan APRA Melakukan Kekacauan di Jakarta. Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tujuan APRA Melakukan Kekacauan di Jakarta. Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tujuan APRA melakukan kekacauan di Jakarta menjadi hal yang melatarbelakangi aksi.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Bahan Pembelajaran Sejarah Nasional Indonesia oleh Syarifuddin, Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) adalah sebuah kelompok yang melakukan pemberontakan di masa awal demokrasi liberal. Kelompok ini dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling.
APRA melakukan kekacauan di Jakarta demi mencapai suatu hal. Apa tujuannya?

Apa Tujuan APRA Melakukan Kekacauan di Jakarta?

Ilustrasi Tujuan APRA Melakukan Kekacauan di Jakarta. Sumber: Unsplash
Perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia sempat berusaha digoyahkan oleh sebuah kelompok bernama Angkatan Perang Ratu Adil atau APRA. Bahkan, perkumpulan tersebut menjadi periode paling buruk.
APRA dibentuk mantan kapten KNIL bernama Raymond Westerling. Kelompok ini menjadi milisi pendukung Belanda pada masa Revolusi Nasional.
Berdirinya APRA memiliki keinginan mempertahankan bentuk negara federal serta menolak Republik Indonesia Serikat (RIS). Di mata mereka, RIS terlalu menerapkan Jawa sentris di bawah kepemimpinan Soekarno dan Hatta.
ADVERTISEMENT
APRA menyebarkan teror di kota Bandung serta menjadikan Jakarta sebagai target penyerangan. Ketika itu, Jakarta merupakan ibu kota RIS. Salah satu usaha yang mereka lakukan adalah melakukan kekacauan untuk menculik Soekarno serta menguasai ibu kota RIS.
Pemberontakan tersebut terjadi akibat keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB) yang dilaksanakan pada Agustus 1949. Hasil dari konferensi tersebut yaitu Kerajaan Belanda menarik pasukan KL dari Indonesia serta tentara KNIL segera dibubarkan kemudian dimasukkan dalam kesatuan TNI.
Hasil tersebut menyebabkan KNIL khawatir apabila mendapat hukuman maupun dikucilkan di kesatuan. Akibatnya, Kapten Westerling mengumpulkan desertir serta mantan anggota KNIL hingga terkumpul 8.000 pasukan.
Tanggal 5 Januari 1950 Westerling telah mengirim surat ultimatum pada RIS agar RIS bersedia menghargai berbagai negara bagian, utamanya Pasundan. Selain itu, RIS juga harus mengakui peran APRA sebagai tentara Pasundan.
ADVERTISEMENT
Namun usaha yang telah dilakukan berhasil digagalkan. Akibatnya, Westerling harus melarikan diri ke Belanda. Sejak perginya Westerling, APRA tidak lagi memiliki pemimpin kuat.
Meski tidak berhasil meraih apapun, sudah banyak korban jiwa berjatuhan akibat aksi yang dilakukan APRA.
Nah itu dia sekilas pembahasan mengenai tujuan APRA melakukan kekacauan di Jakarta.(LAU)