Tujuan Tradisi Syawalan yang Diperingati oleh Umat Muslim

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
18 April 2024 23:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tujuan tradisi syawalan. Sumber: Thirdman/Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tujuan tradisi syawalan. Sumber: Thirdman/Pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Syawalan biasanya diadakan di hari ke-8 setelah lebaran dengan tujuan tradisi syawalan yang utama adalah sebagai ajang silaturahmi antar masyarakat.
ADVERTISEMENT
Artikel berikut ini akan membahas lebih lanjut tentang tujuan tradisi syawalan yang masih dilakukan oleh umat muslim hingga saat ini.

Tujuan Tradisi Syawalan

Ilustrasi tujuan tradisi syawalan. Sumber: RDNE Stock project/Pexels.com
Tradisi syawalan diperkenalkan dan dipopulerkan oleh Walisongo yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Mereka memanfaatkan pola pikir masyarakat Jawa saat itu yang masih percaya dengan simbol.
Puji Rahayu melalui buku Tradisi-tradisi Islam Nusantara: Perspektif Filsafat dan Ilmu Pengetahuan, menuliskan bahwa ketupat mengandung nilai filosofis dalam yang diyakini oleh masyarakat Jawa.
Ketupat dibuat dari bahan dasar beras dan santan. Beras dimasukkan ke dalam janur yang sudah dianyam kemudian dikukus hingga menjadi gumpalan yang kempal.
Hal ini menunjukkan bahwa filosofi dari ketupat adalah kita harus selalu menjaga kerukunan dan kebersamaan dengan kerabat dan juga masyarakat.
ADVERTISEMENT
Santan sendiri memiliki arti sedoyo lepat nyuwun pangapunten, yang berarti harus menjaga kerukunan dan kebersamaan juga saling menghormati, memaafkan, dan tepo seliro.
Ketupat diambil dari bahasa Arab yaitu kuffat atau kafi yang berarti sudah cukup harapan. Sedangkan, di Jawa dikenal sebagai kupat yang memiliki arti ngaku lepat atau mengakui kesalahan.
Maka tujuan dari tradisi syawalan ini jelas adalah menjadi momen di hari yang fitri untuk saling memaafkan. Tradisi syawalan dapat mempererat tali persaudaraan antar kerabat dan masyarakat.
Syawalan banyak digunakan sebagai waktu untuk saling memaafkan, silaturahmi, halal bihalal, hingga acara bersih desa maupun pengajian atau haul dari tokoh agama tertentu.
Beberapa contoh tradisi syawalan di Indonesia adalah Ketupat Taoge di Semarang dengan tambahan kecambah sebagai isian ketupat yang dilengkapi dengan sambal kelapa.
ADVERTISEMENT
Ada juga Lopis Raksasa yang merupakan tradisi dari Pekalongan. Lopis sendiri adalah makanan berbahan dasar ketan yang mengandung nilai filosofis berkaitan dengan sila ketiga Pancasila.
Di beberapa daerah di Indonesia, tradisi syawalan biasanya disertai juga dengan mengadakan berbagai macam acara rakyat yang dapat meningkatkan kreativitas masyarakat.
Demikian adalah tujuan tradisi syawalan yang perlu terus dilestarikan oleh masyarakat Indonesia hingga masa yang akan datang. (SP)