1 Sekolah di Rupat, Riau, Diliburkan akibat Kabut Asap Karhutla

Konten Media Partner
25 Februari 2019 19:10 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
MURID-MURID SD di Pulau Rupat menerima masker pemberian BPBD Bengkalis yang diserahkan di jalan-jalan, Senin, 25 Februari 2019.
zoom-in-whitePerbesar
MURID-MURID SD di Pulau Rupat menerima masker pemberian BPBD Bengkalis yang diserahkan di jalan-jalan, Senin, 25 Februari 2019.
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, BENGKALIS - Aktivitas belajar di Sekolah Dasar (SD) Negeri 02 Terkul, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, terpaksa diliburkan karena jarak pandang hanya sekitar 100-200 meter akibat kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lahan gambut Pulau Rupat selama dua pekan terakhir.
ADVERTISEMENT
Camat Rupat, Hanafi, mengatakan SD Negeri 02 Terkul berada di lokasi yang tak jauh dari wilayah karhutla.
"Baru hari ini ada sekolah terpaksa menghentikan aktivitas belajar-mengajar. Kabut asap terus semakin memburuk, hari ini merupakan yang terparah. Selain itu, jarak pandang hari ini tak lebih antara 100-200 meter," ungkap Hanafi kepada SELASAR RIAU, Senin (25/2).
MURID-MURID SD menerima masker dan memasangkannya saat asap mulai menggangu kesehatan dan proses belajar-mengajar, Senin, 25 Februari 2019.
Lokasi karhutla yang tak jauh dari sekolah dan permukiman penduduk membuat asap menyelimuti perkampungan dan tak memungkinkan anak-anak ke sekolah untuk belajar.
"Sejauh ini yang terpantau liburkan sekolah baru itu ya. Karena memang sekolah itu paling dekat dengan titik api dan berbahaya untuk anak-anak kita," ujar Hanafi.
Dia mengatakan, asap yang ditimbulkan dari karhutla juga berdampak pada kesehatan penduduk Pulau Rupat. "Puskesmas kita (Rupat) sudah menangani beberapa pasien, mulai batuk-batuk hingga flu akibat dampak asap," jelasnya.
MURID-MURID SD menerima masker diberikan petugas BPBD Bengkalis dan memasangkannya saat asap mulai menggangu kesehatan dan proses belajar-mengajar, Senin, 25 Februari 2019.
Meski kondisi udara tercemar asap sudah membahayakan, namun Hanafi mengatakan belum ada warga yang mengungsi ke luar pulau. Aktivitas warga juga masih terbilang normal. Dia mengimbau agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah untuk mengantisipasi penyakit akibat asap.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Hanafi juga meminta masyarakat yang mengeluh telah sakit akibat kabut asap untuk segera melapor dan berobat ke puskesmas terdekat.