Hujan Buatan1.jpg

124 Ribu Kg Garam Halus Ditebarkan untuk Turunkan Hujan Buatan di Riau

24 September 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PETUGAS Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berkolaborasi dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan BMKG saat berembug jelang dilakukannya penaburan garam halus (NaCl) di awan berpotensi hujan di Riau. (Foto: BNPB)
zoom-in-whitePerbesar
PETUGAS Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berkolaborasi dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan BMKG saat berembug jelang dilakukannya penaburan garam halus (NaCl) di awan berpotensi hujan di Riau. (Foto: BNPB)
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Hujan yang mengguyur Provinsi Riau pada Senin, 23 September 2019, tak terlepas dari upaya dilakukan yang tim Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgas Karhutla) Riau dengan menaburkan garam menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
ADVERTISEMENT
Wakil Komandan Satgas Karhutla Riau, Edwar Sanger, mengatakan saat ini di langit Riau sudah ditaburkan 124 ribu kilogram Natrium Chlorida (NaCl) atau garam halus.
"Garam tersebut ditabur guna menghasilkan hujan buatan melalui TMC sepanjang 2019 ini," kata Edwar, Selasa (224/9).
Upaya modifikasi cuaca tersebut dilakukan menggunakan dua unit pesawat. Yaitu, Cassa 212 dan Hercules C-130 milik TNI Angkatan Udara.
Edwar menjelaskan, TMC sepanjang September 2019 ini akan semakin ditingkatkan guna mengatasi karhutla yang menimbulkan kabut asap di Riau dan sekitarnya.
"Operasi TMC dilakukan dengan menyemai garam NaCl sesuai potensi pertumbuhan awan yang berpeluang menghasilkan hujan," katanya.
Teknologi modifikasi cuaca tersebut telah berhasil menurunkan hujan di sebagian wilayah Riau. Senin lalu, hujan melanda sebagian wilayah Riau dan berhasil mengatasi kabut asap pekat yang sebelumnya menyelimuti wilayah itu.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, hujan buatan melalui TMC akan terus dilakukan di wilayah Riau. Satgas Karhutla menjalin koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) beserta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika untuk melakukan rekayasa cuaca ini.
PESAWAT Hercules C-130 bersiap untuk melaksanakan penaburan garam halus untuk proses hujan buatan di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau.
"Insya Allah segala upaya terus kita lakukan mengatasi Karhutla di Riau. Termasuk hujan buatan saat ini kita masih punya stok garam sebanyak 18,4 ton," ujar Edwar.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Pusdatinmas BNPB, Agus Wibowo, mengatakan berdasarkan data Rainfall Accumulation from NASA IMERG (Integrated Multi-satellite Retrievals for GPM), beberapa provinsi di Sumatera dan Kalimantan sudah diguyur hujan.
Menurut Agus, TMC bertujuan untuk mempercepat turunnya hujan di wilayah-wilayah yang sudah memiliki potensi awan hujan.
ADVERTISEMENT
"Diharapkan dapat memadamkan sebagian titik api prioritas untuk dipadamkan. Operasi helikopter water bombing juga dikerahkan guna mematikan titik-titik api yang belum besar," jelas Agus.
Sedangkan, pasukan gabungan, di darat, lanjut Agus, bertugas mematikan titik-titik api dan mengisolasinya agar kebakaran tidak meluas.
Agus menuturkan, Kecenderungan hujan yang dimulai dari akhir September hingga Oktober diharapkan sudah lebih banyak. Sehingga, karhutla bisa padam secara menyeluruh.
"Perkiraan BMKG hujan secara merata akan terjadi akhir Oktober hingga awal November 2019. Selanjutnya akan terbit masalah berikutnya, banjir," pungkasnya.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten