8 Mayat yang Ditemukan di Selat Malaka Diduga TKI Ilegal

Konten Media Partner
3 Desember 2018 11:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
8 Mayat yang Ditemukan di Selat Malaka Diduga TKI Ilegal
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, BENGKALIS - Delapan jenazah mulai membusuk usai sepekan terombang-ambing di Selat Malaka, kini berhasil dievakuasi untuk autopsi oleh Kepolisian di RSUD Bengkalis.
ADVERTISEMENT
Diduga kedelapan mayat tersebut merupakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal. Mereka menjadi korban pecahnya perahu saat hendak pulang ke tanah air melalui pelabuhan rakyat atau tak resmi.
Informasi yang diperoleh SELASARRIAU.COM, ada 19 Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi korban dari pecahnya perahu yang dihantam ombak dan angin kencang di Selat Malaka.
8 Mayat yang Ditemukan di Selat Malaka Diduga TKI Ilegal (1)
zoom-in-whitePerbesar
Penumpang tersebut ada TKI dan anak-anaknya. Rencananya mereka akan berlabuh di Pulau Rupat, sebelah utara Pulau Bengkalis, ibu kota Kabupaten Bengkalis.
Dari delapan mayat itu, tiga di antaranya berhasil diidentifikasi. Ketiganya adalah Ujang Caniago, Mimi Dewi, keduanya merupakan warga Sumatera Barat. Sedangkan satu lagi, Maya Karina dari Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
"Diduga para korban, nekat menerobos jalur ilegal (gelap) untuk pulang ke kampung halaman masing-masing setelah sempat bekerja di Negeri Jiran, Malaysia," kata sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, Minggu malam (2/12).
ADVERTISEMENT
Sumber tersebut mengatakan, ia tahu karena sering diminta oleh para TKI ilegal untuk membawa WNI yang ingin bekerja maupun menjemput dari Malaysia.
Ke-19 WNI tersebut diperkirakan berangkat dari Malaysia, Rabu malam (21/11). Di tengah laut, ombak yang tinggi disertai angin kencang menghantam perahu hingga pecah, dan seluruh penumpang menjadi korban.
Sementara itu, Kapolres Bengkalis, AKBP Yusup Rahmanto, melalui Kasat Reskrim, AKP Andrie Setiawan, mengatakan mereka masih terus melakukan evakuasi dan korban masih kemungkinan ditemukan. Polres telah berkoordinasi dengan kepolisian Malaysia.
"Masih didalami, kita fokus evakuasi dan berkordinasi dengan PDRM (Polis Diraja Malaysia)," kata AKP Andrie Setiawan via WhatsApp.