Abrasi di Pulau Bengkalis 'Telan' Kebun Warga hingga Pemakaman Desa
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kebun-kebun tersebut dulunya ditanami karet, kelapa, hingga kelapa sawit. Puluhan hektare lahan masyarakat ditanami ketiga tumbuhan tersebut jadi korban keganasan abrasi Selat Malaka di Desa Pambang Pesisir, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis.
Pengamatan SELASAR RIAU, hempasan ombak Selat Malaka menjadi ancaman nyata bagi warga Desa Pambang Pesisir.
"Terlihat jelas, hingga saat ini akibat abrasi itu lapangan sepak bola merupakan pusat kegiatan umum masyarakat, (dan) tempat pemakaman desa kini pun sudah hilang terkikis abrasi ombak Selat Malaka," kata Kepala Desa Pambang Pesisir, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Pasla, Jumat, 19 Juli 2019.
Ombak besar dan keras yang menghantam daratan pulau tak hanya menimpa Pulau Bengkalis, Ibu Kota Kabupaten Bengkalis. Melainkan juga dialami di tiga pulau lainnya.
Ketiga pulau tersebut berada di tiga kabupaten. Selain Pulau Bengkalis, abrasi juga menimpa Pulau Rupat. Sedangkan di Kabupaten Rokan Hilir ada Pulau Batu Mandi yang tak luput dari ganasnya abrasi.
ADVERTISEMENT
Kades Pasla menjelaskan tidak hanya hutan atau tanah kosong yang sudah hilang ditelan abrasi, kebun masyarakat dari kebun karet, kelapa, hingga sawit pun juga sudah hilang ditelan ombak utara Selat Melaka pada musim angin utara.
Pasla mengatakan, dengan melihat kondisi ini, bila tidak secepatnya ada langkah konkrit dari pemerintah, dikhawatirkan akan kian mengikis Desa Pambang Pesisir dan hilang dalam waktu tiga atau empat tahun ke depan.
"Kondisi ini tentu membuat (warga) kita khawatir akan kondisi abrasi yang semakin parah ini," ujar Pasla.
Ia mengakui, ketakutan itu membuat masyarakat Pambang Pesisir berinisiatif membuat pemecah ombak secara sederhana dengan cara bergotong-royong.
"Untuk lapangan sepak bola, warga telah melakukan penimbunan tanah secara bergotong-royong. Namun, saya pusingkan kondisi tanah kuburan sebagian kuburannya sudah hilang hanyut oleh abrasi," tutur Pasla.
ADVERTISEMENT
Tim Kemenko Kemaritiman, kata Pasla, beberapa waktu lalu sempat datang ke desanya guna melakukan peninjauan kondisi abrasi di Pulau Bengkalis. Ia berharap secepatnya ada penanganan abrasi ini.
"Dikhawatirkan, jika lamban mendapat tanggapan. Dua tahun ke depan, bisa jadi lapangan bola dan tanah perkuburan akan hilang. Bahkan hingga permukiman warga sekitar, tidak jauh dari pinggir pantai," pungkasnya.
Laporan: ANDRIAS