Anggota DPRD Riau dari Gerindra Ini Naik Grab Car saat Dilantik

Konten Media Partner
6 September 2019 23:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ANGGOTA DPRD Riau asal Partai Gerindra, Suhaidi, berfoto bersama istri dan ketiga anaknya usai pelantikan, Jumat, 6 September 2019.
zoom-in-whitePerbesar
ANGGOTA DPRD Riau asal Partai Gerindra, Suhaidi, berfoto bersama istri dan ketiga anaknya usai pelantikan, Jumat, 6 September 2019.
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Ada pemandangan berbeda dari pelantikan 65 anggota DPRD Riau, Jumat, 6 September 2019, di Gedung DPRD Jalan Sudirman, Pekanbaru.
ADVERTISEMENT
Ketika itu, anggota DPRD Riau Periode 2019-2024 dari Partai Gerindra, Suhaidi, istri dan ketiga anaknya, tiba di Gedung DPRD Riau, Jalan Sudirman, Jumat, 6 September 2019.
Jika anggota lainnya datang menaiki mobil pribadi bermerek pabrikan Jepang, Jerman, bahkan Amerika Serikat, dengan harga ratusan juta bahkan mencapai milian Rupiah, maka Ustad Suhaidi dan keluarganya malah naik taksi online, Grab Car, dari rumahnya di Jalan Sekuntum, Delima, Tampan, Pekanbaru.
Secara khusus kepada Selasar Riau, mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Indragiri Hilir (Inhil) tersebut menceritakan pagi-pagi sudah harus berangkat pagi-pagi ke DPRD Riau dari rumahnya di Jalan Sekuntum, Kelurahan Delima, Tampan, cukup jauh dari kantor DPRD Riau.
"Iya, jadi. Saya berangkat jam 07.40 WIB dari rumah, sampai ke kantor (DPRD Riau) pukul 08.10 WIB," kata Suhaidi.
ADVERTISEMENT
Bagi keluarga, menurut Suhaidi, bukan masalah jika harus hidup sederhana, seperti sekarang ini, naik mobil gunakan taksi online. Karena selama ini kehidupan mereka sudah cukup sederhana di kampung, Inhil.
BUKTI transaksi pemesanan Grab Car oleh Suhaidi dari rumah menuju kantor DPRD Riau, tempat ia dilantik sebagai Anggota DPRD Riau 2019-2024.
Uniknya, meski sudah menjadi anggota DPRD Riau, Suhaidi masih mencari celah mendapatkan harga murah dari promo transportasi online. Sehingga ia hanya mengocek uang Rp 72 ribu untuk transportasinya pulang pergi.
"(Biayanya) Rp 33 ribu untuk pergi dan Rp 37 ribu untuk pulang," jelasnya
Tak hanya itu, untuk pakaian acara pelantikan, Suhaidi juga meminjam jas milik anak dari sahabat-sahabatnya karena tidak memiliki jas pribadi. "Mereka dah biasa gitu," tambahnya.
Disinggung mengenai acara syukuran seperti anggota DPRD Riau lain lakukan syukuran di restoran, hotel atau rumah sendiri. Suhaidi lagi-lagi merayakan dengan sangat sederhana.
ADVERTISEMENT
"Pukul 11.49 WIB saya langsung pulang. Salat Jumat kemudian makan siang di rumah saja (sama keluarga)," tutupnya.
Suhaidi sempat bercerita kronologi ia melepaskan jabatan Ketua KPU Inhil tahun 2018 silam dan memilih jadi Caleg Gerindra untuk DPRD Riau dari Dapil Inhil.
Saat itu, tuturnya, sejumlah tokoh masyarakat meminta ia untuk maju sebagai Caleg. Alasan mereka, karena selama ini masyarakat selalu kecewa dengan pilihan politiknya, wakil rakyat mereka pilih. Padahal ia tak punya keinginan sebelumnya jadi caleg.
Suhaidi sehari-hari merupakan penceramah dan memiliki 17 titik majelis tersebar di Inhil. Tak sulit baginya bersosialisasi. Bahkan, ia juga memiliki majelis hingga negeri tetangga jiran, bahkan di Brunei Darussalam.
Tak hanya itu, Suhaidi juga sebagai berprofesi sebagai dosen terbang mengajar di tiga kampus. Ketiga kampus itu, STIE Aulia-Urasyidin Indragiri Hilir, Ar-risalah Sei Guntung, Inhil, dan juga satu kampus di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau.
ADVERTISEMENT
Dengan bekal sosial itu, Suhaidi tak menghabiskan banyak dana saat kampanye panjang selama delapan bulan. Bahkan ia mengklaim hanya mengeluarkan dana sekitar Rp 30 juta guna mendapatkan suara sekitar 14 ribuan.
"Boleh dicek, di Inhil saya tak punya baliho, kecuali baliho tandem dipasang oleh caleg lain," tambahnya.
Disinggung mengenai dirinya yang memilih Gerindra ketimbang Partai Dakwah PKS, Suhaidi mengaku ia memiliki hitungan politik sendiri sehingga bisa paham peluang untuk menang.
Dengan aktivitasnya yang akan lebih padat karena menjadi anggota DPRD Riau, Suhaidi menyebut dirinya tidak khawatir karena dalam setiap pengajian ia sudah memiliki kader pengganti.
"Minimal sekali sebulan lah saya datang ke majelis nanti," sambungnya.
Terkait keputusannya meninggalkan jabatan komisioner KPU dan memilih menjadi Caleg disambut baik oleh keluarga, sebab selama ini keluarganya sudah terbiasa dengan tawakal.
ADVERTISEMENT