Buruh Karet, Orangtua Emen: Kami Hidup Pas-pasan

Konten Media Partner
21 Agustus 2019 23:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ARMENDA Jamel alias Emen, remaja 16 tahun dengan tinggi 206 cm asal Kelurahan Banjar XII, Tanah Putih, Rokan Hilir, Riau.
zoom-in-whitePerbesar
ARMENDA Jamel alias Emen, remaja 16 tahun dengan tinggi 206 cm asal Kelurahan Banjar XII, Tanah Putih, Rokan Hilir, Riau.
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, BAGANSIAPIAPI - Orangtua Armenda Jamel, remaja dengan tinggi 206 cm berumur 16 tahun asal Kelurahan Banjar XII, Tanah Putih, Rokan Hilir, Riau, sehari-harinya bekerja sebagai buruh kasar deres karet.
ADVERTISEMENT
Kedua orangtuanya, Joko Kuswoyo dan Miharni khawatir, penghasilannya sebagai buruh nakik getah tak mampu memenuhi kebutuhan Emen. Keduanya sadar, pendapatan pas-pasan.
"Terutama untuk perlengkapan dan pakaiannya," kata Joko kepada Kontributor Selasar Riau, mitra 1.001 Start Up Kumparan, Rabu, 21 Agustus 2019.
Kesehariannya, kata Joko, Emen merupakan anak pendiam, namun sangat rajin salat berjamaah ke masjid.
Emen sendiri mengaku tidak kesulitan dengan kondisi tubuh tinggi tegapnya tersebut. "Tidak ada kesulitan, cuma kalau mau main susah karena tak ada kawan yang pas," katanya.
Beruntung perbedaan fisik Emen tidak membuatnya risih atau dikucilkan dari pergaulan.
Di sekolah pun, jelas Joko, anaknya berbaur dengan teman-teman sebagaimana anak sekolah biasanya.
ADVERTISEMENT
Melihat perkembangan Emen, Joko merasa khawatir pertumbuhan anaknya masih terus terjadi mengingat dengan usia yang relatif muda sudah mencapai dua meter lebih.
Bahkan dari informasi diperoleh dari orang-orang, kata Joko, untuk orang tertinggi di dunia kemungkinan bisa disusul Emen. Alasannya usia sang anak sangat muda.