Curva Nord Tagih Janji Gubernur Riau, Desak Audit PSPS Riau

Konten Media Partner
24 Juni 2019 14:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SUPORTER Ultras PSPS Riau, Curva Nord, turun dari tribun terbuka sisi sebelah kiri Tribun VIP usai laga perdana Liga 2 menjamu PSMS Medan, Sabtu, 22 Juni 22019, di Stadion Kaharuddin Nasution, Rumbai, Pekanbaru. Mereka menagih janji Gubernur Riau, Syamsuar dan meminta managemen transparan soal keuangan.
zoom-in-whitePerbesar
SUPORTER Ultras PSPS Riau, Curva Nord, turun dari tribun terbuka sisi sebelah kiri Tribun VIP usai laga perdana Liga 2 menjamu PSMS Medan, Sabtu, 22 Juni 22019, di Stadion Kaharuddin Nasution, Rumbai, Pekanbaru. Mereka menagih janji Gubernur Riau, Syamsuar dan meminta managemen transparan soal keuangan.
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, PEKANBARU - PSPS Riau, klub sepakbola profesional yang berkandang di Kota Pekanbaru harus terseok di awak kompetisi Liga 2 Indonesia musim 2019/2020.
ADVERTISEMENT
Pada laga perdana digelar Sabtu, (22/5), di Stadion Kaharuddin Nasution, Rumbai, Pekanbaru, klub berjuluk Asykar Bertuah takluk ditangan Ayam Kinantan, PSMS Medan.
Bak sudah jatuh tertimpa tangga, kalah dengan skor 2-3, PSPS Riau terancam sanksi akibat buntut dari pelemparan batu dan menyalakan flare oleh pendukung fanatik mereka. Adalah Curva Nord yang disebut-sebut sebagai biang aksi tidak terpuji itu.
Dalam insiden tersebut, bahkan seorang Polisi yang melakukan pengamanan harus terluka akibat lemparan batu. Anggota Sabhara Polresta Pekanbaru bernama Brigadir BP itu harus menjalani perawatan akibat luka bagian bawah mata.
Lantas, apa yang menyebabkan supporter fanatik PSPS Riau, yang selama ini loyal mendukung klub kebanggaan mereka justru terlibat aksi tersebut.
ADVERTISEMENT
Old Ultras Curva Nord, Dolly San David, kepada SELASAR RIAU, mengakui mereka kecolongan dengan aksi segelintir anggotanya itu. Namun, ia memastikan pertandingan berjalan dengan baik meski sempat dihentikan.
"Kita akui kecolongan dengan aksi itu. Namun saya bisa jelaskan bahwa situasi tersebut tidak seseram seperti yang dibayangkan. Contohnya pertandingan berjalan hingga akhir dan kita sambut Smeck Hooligan (pendukung PSMS Medan) dengan sangat baik dan tertib," kata Dolly, Senin, 24 Juni 2019.
Dolly mengatakan, secara kualitas PSMS Medan lebih layak menang dibandingkan klub kesayangan mereka. Mereka mengakui perbedaan kelas itu.
Namun, aksi berpotensi berhadiah sanksi dari komisi disiplin PSSI itu merupakan buntut kekecewaan panjang terhadap pengelolaan PSPS Riau.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pendukung juga sangat kecewa dengan dukungan Pemerintah Provinsi Riau menyelesaikan permasalahan finansial klub berkandang di Stadion Kaharuddin Nasution Rumbai itu.
Dolly sebagai senior Curva Nord mengatakan, pendukung tidak berharap gelontoran uang dari pemerintah. Namun, Gubernur Riau dan Pemprov dapat menjadi malaikat penyelamat dengan mendorong perusahaan-perusahaan selama ini menggali kulit dan perut Bumi Riau mendukung PSPS.
SUPORTER Curva Nord membakar tisu.
Sebenarnya, kata Dolly, Gubernur Syamsuar serta Wakil Gubernur Edy Natar Nasution telah menjembatani PSPS Riau dengan enam perusahaan swasta raksasa di Riau. Itu dilakukan sekitar dua bulan lalu, tepat sebelum Ramadan.
"Saat itu, pesan Pak Gubernur jelas agar perusahaan membantu PSPS Riau," ujar Dolly, kala pertemuan hadir.
Namun, pesan hanya sekadar pesan dan janji juga tak terpenuhi. Baik pemerintah dan perusahaan hingga kick off pertandingan dimulai tak kunjung ada hasil, Sabtu, 22 Juni 2019 silam.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, di jersey PSPS Riau bagian depan maupun belakang, kosong-melompong dengan sponsor sama sekali. Tak hanya itu, belasan gaji PSPS Riau musim lalu, masih nunggak dengan nilai hingga mencapai Rp 500 juta.
CURVA Nord, suporter Ultras PSPS Riau menyerang mobil pemadam kebakaran dan kepolisian.
"Persoalan selanjutnya informasi rencana penjualan PSPS Riau ke Klub Bontang FC, klub berlaga satu kasta lebih rendah, Liga 3 Indonesia," jelas Dolly.
Bahkan, ia sempat mengkonfirmasi Manajemen PSPS Riau mengenai jawaban, hasilnya mengindikasikan tidak membantah. Meski belakangan, rencana penjualan klub itu gagal, karena tidak direstui PT LIB, selaku operator Liga Indonesia serta rencana kick off Liga 2 semakin dekat.
"Kondisi ini semakin membuat teman-teman terpukul," tuturnya.
Masalah diataslah kemudian membakar emosi para pendukung setia PSPS Riau, Curva Nord. Mereka sangat kecewa dengan sikap Pemprov Riau seolah setengah hati membantu sengkarut keuangan di tubuh PSPS Riau.
SPANDUK dibentangkan suporter Ultras PSPS Riau, Curva Nord, berisikan menagih janji Gubernur Riau, Syamsuar.
Selain itu, persoalan utama berupa ketidakpercayaan investor maupun perusahaan kepada manajemen PSPS Riau akibat ketidaktransparanan dana selama ini digunakan, mengemuka.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Dolly mengatakan, mayoritas pemain PSPS Riau belum bergaji meski kontrak mereka telah diperpanjang. Padahal musim ini baru berjalan, sementara masalah besar akan terus menjadi batu sandungan jika tak segera dipecahkan.
"Kepada seluruh pihak, terutama manajemen dapat introspeksi guna perbaikan pengelolaan PSPS Riau lebih baik dan profesional. Termasuk kemungkinan melibatkan perwakilan perusahaan bersedia menjadi sponsor masuk dalam manajemen sebagai jawaban adanya gelombang distrust dengan manajemen yang berlangsung," pungkasnya.