Dari Riau ke Senayan: Klan Nazaruddin dan Wajah Lama Isi Kursi DPR RI

Konten Media Partner
6 September 2019 6:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nazaruddin di Sidang e-KTP Foto: Wahyu Putro/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Nazaruddin di Sidang e-KTP Foto: Wahyu Putro/Antara
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Dua politikus dari klan politik Muhammad Nazaruddin--mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat yang jadi terpidana kasus korupsi--terpilih dua dari 13 anggota DPR RI asal Riau untuk masa jabatan 2019-2024. Status keduanya adalah ayah dan anak--yang berarti abang dan keponakan Nazaruddin.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, keduanya diusung partai berbeda. Muhammad Rahul mewakili Partai Gerindra dari Daerah Pemilihan (Dapil) Riau 1. Sedangkan ayahnya, Muhammad Nasir, memakai 'perahu' Partai Demokrat--sama seperti Nazaruddin--dari Dapil Riau 2.
Ini bukan kali pertama klan Nazaruddin mengisi kursi di DPR RI. Pada periode 2014-2019, kakak pertama Nazaruddin juga terpilih menjadi wakil rakyat di Senayan. Namanya Rita Zahara, ia diusung Gerindra dari Dapil Riau 1.
Rita Zahara pada Pileg 2019 pindah ke Partai NasDem dan bertarung dengan keponakannya, Rahul, di Dapil Riau 1. Namun, ia gagal melaju kembali.
Rahul dan Nasir direncanakan akan dilantik 1 Oktober 2019 bersama dengan ratusan anggota DPR RI seluruh Indonesia. Selain keduanya, anggota DPR RI dari Riau dihiasi wajah-wajah lama. Mereka adalah orang yang pernah menjabat sebagai bupati dan gubernur di Riau serta eks anggota DPRD Riau.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data dimiliki Selasar Riau, nama-nama yang melaju ke Senayan mewakili Riau didominasi petahana sebanyak 7 orang. Bahkan, ada yang sudah bertahun-tahun menjadi anggota DPR RI.
Ketujuh anggota DPR RI petahana tersebut adalah Jon Erizal, Marsiaman Saragih, Effendy Sianipar, M Nasir, Idris Laena, Chairul Anwar dan Nurzahedy.
Berikut profil singkat anggota DPR RI asal Riau untuk masa jabatan 2019-2024:
Gedung DPR/MPR RI. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan

Dapil Riau 1

(Pekanbaru, Siak, Bengkalis, Dumai, Kepulauan Meranti, Rohil, dan Rohul)
Jon Erizal (Partai Amanat Nasional)
Mantan calon Gubernur Riau di Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri) 2013 ini merupakan caleg dengan perolehan suara tertinggi di Dapil Riau 1: 78.848 suara. Pria yang akrab disapa JE ini sebelumnya juga merupakan anggota DPR RI dari dapil sama pada periode 2014-2019.
ADVERTISEMENT
Achmad (Partai Demokrat)
Mantan Bupati Rokan Hulu dua periode ini melanjutkan karier politiknya di legislatif usai gagal di Pilgubri 2013. Ia tak melaju di Pilgubri 2018 karena tidak didukung partainya. Achmad meraih 77.324 suara dan mengungguli petahana Sayed Abubakar Assegaf, dengan memaksimalkan suara di Rokan Hulu, di mana ia kantongi lebih dari 50 ribu suara.
Effendi Sianipar (PDIP)
Caleg petahana ini meninggalkan jauh saingannya dari caleg internal, seperti Ketua PW NU Riau, Rusli Ahmad; dan mantan anggota DPR RI, Ian Siagian. Effendi meraup 75.828 suara di Pileg 2019.
Chairul Anwar (Partai Keadilan Sejahtera)
Inilah anggota DPR RI dari Riau yang paling lama menjabat dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Chairul awalnya meniti karier politik di Sumatera Utara, dan gagal, kemudian beralih ke Riau, lalu sukses.
ADVERTISEMENT
Posisinya di parlemen mewakili Riau masih sangat kuat bahkan sejak tahun 2004 lalu. Pada Pileg 2019, Chairul Anwar meraih 75.348 suara.
Muhammad Rahul (Gerindra)
Melajunya Rahul ke Senayan mungkin menjadi tanda tanya besar bagi sebagian masyarakat. Pasalnya, Rahul masih sangat muda, tapi bisa mengungguli politisi sekelas Miftah N. Sabri, yang merupakan jubir Prabowo-Sandi.
Sebagian pihak menduga finansial menjadi penyokong kemenangan Rahul. Putra Muhammad Nasir dan keponakan Nazaruddin ini meraih 58.565 suara, unggul 2.000 suara dari Miftah Sabri.
Syamsurizal (PPP)
Mantan Bupati Bengkalis dua periode ini berhasil menyenangkan hati partai PPP. Sebab, pada tahun 2014, partai berlambang kakbah ini tidak mengirim kadernya ke Senayan dari Riau. Syamsurizal meraih 42.743 suara.
ADVERTISEMENT
Arsyadjuliandi Rachman (Golkar)
Karier politik Mantan Gubernur Riau ini ternyata masih belum berakhir, meski dikalahkan oleh Syamsuar di Pilgubri 2018. Politisi yang kerap disapa Andi Rachman ini melaju ke DPR RI dengan membawa 42.743 suara. Pada Pemilu 2009, Andi Rachman juga pernah menghuni DPR RI dan duduk di Komisi VII bersama dengan almarhum Sutan Batugana.

Dapil Riau 2

(Kampar, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Pelalawan, dan Kuantan Singingi)
Nurzahedy (Gerindra)
Ketua DPD Gerindra Riau ini sukses melanjutkan periode keduanya dengan meraup 57.338 suara, kesuksesannya ini diikuti dengan kemenangan anaknya, Muhammad Aulia; dan adiknya, Nurzafri; di DPRD Riau. Sebelumnya, ia juga merupakan anggota DPR RI periode 2014-2019 dari partai yang dikomandoi Prabowo Subianto ini.
ADVERTISEMENT
Idris Laena (Golkar)
Ketua TKD Jokowi-Amin di Riau ini kembali melaju ke Senayan untuk kesekian kalinya. Pileg 2019 merupakan pemilu kelima yang diikuti Idris. Tahun 2004, ia kalah oleh Saleh Djasit, namun pada tahun 2008 ia menjadi PAW Saleh Djasit. Barulah sejak Pemilu 2009, ia menang beruntun. Idris berhasil meraup 56.730 suara di Pileg 2019.
Muhammad Nasir (Demokrat)
Abang dari Nazaruddin ini kembali melaju ke DPR RI. Nasir meraup 42.334 suara.
Marsiaman Saragih (PDIP)
Untuk kedua kalinya, Marsiaman mewakili PDIP di tingkat parlemen. Sebelumnya, ia juga pernah memenangi Pileg 2014. Sebelum menjadi legislator, Marsiaman merupakan HRD PT Astra Honda Motor dari tahun 1983-2007. Jiwa nasionalismenya sudah ia asah sejak masih menjadi kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Ia meraih 39.260 suara di Pileg 2019.
ADVERTISEMENT
Syahrul Aidi Ma'azat (PKS)
Kakak 'leting' Ustaz Abdul Somad semasa kuliah di Al Azhar ini cukup terkenal di kalangan kaum agamis di Kampar. Pasalnya, ia dikenal sebagai pendakwah dan anggota DPRD Kampar dua periode, sebelum memutuskan naik level ke DPR RI dan mewakili PKS di parlemen Senayan. Ia meraih 68.920 suara.
Abdul Wahid (PKB)
Ketua DPW PKB Riau ini sukses menggeser Mafirion dari kursi DPR RI Dapil Riau 2. Mafirion merupakan PAW dari Muhammad Lukman Eddy yang mengundurkan diri dari DPR RI karena melaju ke Pilgubri 2018. Sebelumnya, Wahid merupakan anggota DPRD Riau dua periode dari Dapil Indragiri Hilir. Wahid meraih 55.770 suara.