Puncak Kompe, Instagramble Perpaduan Danau dan Ketinggian

Konten Media Partner
17 Maret 2019 7:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
DUA wisatawan sedang menikmati pemandangan alam Danau PLTA Kotopanjang, XII Koto Kampar, Kabupaten Kampar dari Puncak Kompe.
zoom-in-whitePerbesar
DUA wisatawan sedang menikmati pemandangan alam Danau PLTA Kotopanjang, XII Koto Kampar, Kabupaten Kampar dari Puncak Kompe.
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Perlahan-lahan, objek wisata nan eksotik kembali ditemukan dan dibuat di Provinsi Riau. Termasuk tempat-tempat yang instageramabel, seperti tersajikan di Puncak Kompe, Kabupaten Kampar.
ADVERTISEMENT
Di sini, Puncak Kompe, pengunjung disajikan beragam spot foto berlatar belakang gugusan pulau menyerupai Raja Empat.
Untuk menuju ke objek wisata ini, dari bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru berjarak sekitar 82 kilometer atau 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor. Lokasinya tepat berada di Kecamatan XIII Koto Kampar, jalan lintas Riau-Sumatera Barat.
Tarif masuk objek wisata alam ini, pengunjung dipungut biaya tiket Rp.10.000. Aksesibilitas di atas Puncak Kompe sudah cukup memadai, mulai tempat parkir kendaraan, toilet, mushola dan beberapa gazebo juga manyajikan berbagai kuliner.
Beragam spot foto disajikan di sini, di antaranya, rumah pohon, bambu cinta, ayunan, replika bulan sabit, replika bintang dan kupu-kupu. Pengunjung tidak dibebani biaya lagi bila ingin berfoto di semua lokasi foto di destinasi ini.
SEORANG turis berfoto dengan latar Danau PLTA Kotopanjang, di XII Koto Kampar, Kabupaten Kampar
Pengunjung dari kota Pekanbaru, Damara Gantari Amalina, ketika berkunjung ke Puncak Kompe menuturkan, dirinya bersama keluarga rela bangun pagi, menempuh 2 jam perjalanan untuk melihat langsung objek wisata tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya Ia mendapat informasi tentang keberadaan Puncak Kompe melalui media sosial yakni instagram.
“Tempatnya lumayan instagramble, spot fotonya berlatar belakang gugusan pulau-pulau di danau Koto Panjang. Kalau sudut pengambilan fotonya tepat, hasilnya keren mirip Raja Ampat,” tutur Damara.
Pada awalnya kawasan ini hanya semak belukar dan perkebunan karet. Kemudian melihat adanya potensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata.
Masyarakat setempat bersama kelompok sadar wisata bergotong royong merubah kawasan itu menjadi objek wisata alam dan di tahun 2017 tempat ini mulai dibuka resmi menjadi obejek wisata alam.