Bocah 16 Tahun Tewas Mengenaskan Usai Diterkam Harimau Sumatera

Konten Media Partner
31 Agustus 2021 15:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
HARIMAU Sumatera (ilustrasi)
zoom-in-whitePerbesar
HARIMAU Sumatera (ilustrasi)
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Kembali, manusia menjadi korban terkaman Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrea) berjarak sebulan usai kejadi serupa di lokasi yang sama, Desa Teluk Lanus, Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau.
ADVERTISEMENT
Kali ini, korbannya, seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun bernama Melta Akfarel Nduru. Kepala dan alat kelamin korban saat ditemukan sudah tak ada lagi, berpisah dengan tubuhnya.
Saat diterkam Harimau Sumatera, Melta sedang menghidupkan mesin pembangkit listrik genset bersama ayahnya, Rustam Nduru, Minggu (29/8/2021), di areal perkebunan kelapa sawit PT Uniseraya.
“Saat meminjau mesin genset (untuk dihidupkan), korban memberitahukan ayahnya ingin pergi ke pelabuhan untuk mencari jaringan handphone. Di sekitar kamp tidak ada jaringan,” ungkap Kapolres Siak, AKBP Guntur Rahardiyanto, Selasa (31/8/2021).
Sempat terdengar teriakan suara Malta minta tolong saat diserang Harimau Sumatera, sekitar pukul 19.30 WIB. Namun orang tua korban yang sedang berada di pondoknya, tidak bisa berbuat apa-apa.
ADVERTISEMENT
Setelah ayah korban meminta pertolongan warga, akhirnya pencarian membuahkan hasil. Korban ditemukan tewas dengan kondisi sudah tidak utuh sekitar 200 meter dari tempat kejadian. Kemudian jasad Melta dievakuasi warga ke rumah duka di kamp PT Unisraya.
Sementara itu, Kabid Teknis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, M Mahfud, menceritakan kronologis kejadian naas tersebut.
"Pada hari Minggu, 29 Agustus 2021, sekira pukul 19.00 WIB, Melta dan ayahnya Rustam tengah memperbaiki mesin diesel," kata Mahfud.
Selanjutnya, jelas Mahfud, saat memperbaiki genset, Melta meminta izin ke ayahnya, Rustam, untuk pergi ke Pelabuhan untuk mencari jaringan telepon seluler (Ponsel).
"Usai Rustam memperbaiki mesin, anaknya tak kunjung balik, merasa khawatir Rustam mencari ke pelabuhan dan memanggilnya," cerita Mahfud.
ADVERTISEMENT
Kekhawatiran Rustam mulai terbukti. Ia menemukan Ponsel anaknya tak jauh dari pelabuhan, berjarak 150 meter.
"Kemudian ditemukan lagi bercak darah membuat Rustam semakin khawatir. Ia berteriak dan meminta tolong kepada rekannya yang ada di kamp," kata Mahfud menceritakan.
Mahfud masih menyelidiki penyebab kematian korban dan sementara diduga Diterkam Harimau Sumatera.
"Rekan-rekan Rustam eks PT Unisraya ikut mencari anaknya. Sekira pukul 23.10 WIB, anaknya ditemukan menggenaskan dengan kondisi tanpa kepala dan alat kelamin," pungkasnya.
Sebelumnya, 12 Juli 2021, Azmi, warga Kampung Teluk Lanus, diserang Harimau Sumatera hingga menderita luka berat saat mencari kayu di hutan.
Bahkan, lokasi kejadian dialami Azmi dengan remaja Akfarel berdekatan. Azmi diterkam sekitar 20 km dari kantor Desa Teluk Lanus atau tepatnya di sekitar Sungai Belat, sepanjang Sungai Belat terdapat area konsesi PT Uniseraya, PT RAPP hingga kawasan konservasi SM Tasik Belat.
ADVERTISEMENT
Teror Harimau Sumatera
Warga Kampung (desa) Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau, bukan kali ini saja dihantui dan sangat resah akibat teror harimau Sumatera yang masuk ke permukiman warga.
Bahkan pada Juli 2021 silam, tiga warga kampung tersebut, Fahmi, Leri dan Panji hingga saat ini masih trauma lantaran berjumpa dengan kucing besar tersebut.
"Mereka jumpanya saat harimau menyeberang parit dari hutan menuju permukiman warga. Sampai saat ini, ketiga orang itu masih trauma," kata Penghulu Kampung (Kades) Teluk Lanus, Irwan Syahroni, Selasa (13/6/2021).
Malamnya, di hari yang sama, sekitar pukul 20.00 WIB, masyarakat juga mendengar seekor harimau mengaum tidak jauh dari permukiman.
Warga panik lantaran suara itu kedengarannya tidak jauh dari mereka tinggal.
ADVERTISEMENT
"Perkiraan warga, suara itu hanya berjarak 200-an meter. Kan dekat itu. Tentu warga panik," kata dia.
Sepanjang tahun ini, sedikitnya sudah tiga kali harimau meneror warga Kampung Teluk Lanus. Bahkan, satwa dilindungi bernama latin Panthera tigris sumatrae itu juga menerkam dan memangsa hewan ternak warga.
Pada April lalu misalnya, kucing besar itu masuk ke pemukiman hingga menerkam dan memangsa seekor ayam milik warga.
Selanjutnya, pada 25 Juni lalu, ditemukan 2 ekor kambing mati akibat dimangsa hewan kucing besar tersebut.
Karena suasana kampung dianggap sudah mencekam, maka pemerintah kampung berharap agar pihak terkait menangkap harimau yang berkeliaran di daerah itu.
"Ya, kita berharap pihak terkait mengevakuasi harimau itu ke hutan atau ke kebun binatang. Supaya warga kami tenang beraktifitas," kata dia.
ADVERTISEMENT
Laporan: DEFRI CANDRA/RAMADHI DWI/HENDRA