news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Caleg di Riau Enggan Pasang Foto Jokowi-Ma'ruf di Baliho

Konten Media Partner
3 April 2019 23:59 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CONTOH baliho caleg dari Partai Golkar Kabupaten Bengkalis ini tak memasang foto Capres Jokowi-Maruf Amin di dalam Alat Peraga Kampanye (APK). (FOTO: ANDRIAS)
zoom-in-whitePerbesar
CONTOH baliho caleg dari Partai Golkar Kabupaten Bengkalis ini tak memasang foto Capres Jokowi-Maruf Amin di dalam Alat Peraga Kampanye (APK). (FOTO: ANDRIAS)
ADVERTISEMENT
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Ada pemandangan tak lazim di Riau. Para calon legislatif baik yang maju ke DPR RI, DPRD Provinsi, maupun DPRD Kabupaten/Kota Riau enggan memasang foto pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin.
ADVERTISEMENT
Kondisi terbalik justru diperlihatkan oleh caleg partai pengusung pasangan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Mereka berlomba-lomba memasang foto keduanya di setiap baliho yang mereka cetak.
Melihat hal itu, Sekretaris DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Riau, Ade Agus Hartanto, mengancam tak akan melantik caleg yang tak memasang foto Jokowi-Ma'ruf Amin di setiap baliho caleg.
"Kami komitmen dalam memberikan dukungan, kalau dia mendukung di luar garis partai, nanti dia bisa tidak dilantik, kita pecat lah," ujar Ade, Selasa (2/4).
Kata bernada ancaman kepada caleg oleh Sekretaris DPW PKB Riau itu, dinilai masuk akal. Sebab, capres petahana, Jokowi, blak-blakan pada Sabtu 15 Desember 2018 silam mengatakan, sangat sulit baginya untuk merebut hati rakyat Riau untuk memilih Jokowi-Ma'ruf Amin.
ADVERTISEMENT
Namun, itu semua dibantah oleh Ade Agus yang juga anggota DPRD Riau. Ia berdalih kepastian siapa capres yang bakal menang di Riau, ditentukan usai pencoblosan pada Rabu, 17 April 2019.
CONTOH baliho caleg dari Partai Golkar maju untuk DPRD Kota Pekanbaru ini tak memasang foto Capres Jokowi-Ma'ruf Amin di dalam Alat Peraga Kampanye (APK). (FOTO: HASBULLAH TANJUNG)
Ade sangat optimistis, Jokowi akan keluar sebagai pemenang di Riau dengan persentase peroleh suara 60 persen.
Angka tersebut juga disampaikan Kader Partai Amanat Nasional (PAN) yang baru menjabat sebagai Gubernur Riau, Syamsuar.
Padahal, mantan Ketua DPD II Partai Golkar Siak itu diduga tidak masuk dalam Tim Kampanye Daerah (TKD) yang dilaporkan ke KPU Riau.
"Kita masih optimis Jokowi bisa menang di Riau 60 persen," ujarnya.
Saat ini, seluruh caleg PKB sudah diintruksikan agar menyelipkan kampanye dengan menyampaikan kesuksesan pemerintahan Republik Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi Widodo.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, politisi PDI Perjuangan, Kordias Pasaribu, mengakui masih ada caleg PDIP melawan perintah partai dengan tidak memasang foto capres yang diusung di Alat Peraga Kampanye (APK).
"Di nasional mendukung, tapi di bawahnya tidak, ini kan pemahaman partai mereka belum matang," ujar Kordias.
Seharusnya, kata Kordias, para caleg ini mengkampanyekan keberhasilan Jokowi kepada masyarakat. Apalagi di Riau ini sudah ada beberapa kerja nyata yang dilakukan Jokowi.
CONTOH baliho caleg dari Partai Golkar Kabupaten Bengkalis ini tak memasang foto Capres Jokowi-Maruf Amin di dalam Alat Peraga Kampanye (APK). (FOTO: ANDRIAS)
"Mereka juga harus bisa berargumentasi di tengah masyarakat, jangan tahunya DPRD saja," katanya.
Ia mencontohkan, dari perolehan suara Pemilu 2014, ditambah hasil survei terbaru, hingga sekarang belum ada satu partai pun di Riau mampu melebihi suara Jokowi.
Ini artinya, kata Wakil Ketua DPRD Riau itu, dengan mengkampanyekan Jokowi, maka partai akan diuntungkan karena popularitas Jokowi lebih tinggi dari partai.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, wakil rakyat dari pemilihan Kota Pekanbaru itu menyarankan agar sesama caleg dari partai pengusung Jokowi bisa bergerak maksimal memenangkan Jokowi.
"Kalau Pak Jokowi menang karena perjuangan bersama, tentu ini akan menjadi kemenangan bersama nantinya," katanya.
Bahkan, PDIP sendiri sudah mengingatkan para kadernya untuk memenangkan Jokowi, dan apabila suara caleg lebih besar dibanding suara Jokowi, maka akan ada sanksi dari DPP.
"Malah akan mendapat sanksi jika suara Jokowi lebih sedikit dari suara calegnya, bisa ditunda pelantikannya jika sudah terpilih," katanya.
Di Bengkalis, juga setali tiga uang. Banyak caleg partai pengusung Jokowi-Ma'ruf, enggan memasang foto keduanya di APK mereka.
Pantauan SELASAR RIAU, hanya PDI Perjuangan saja dari partai pengusung para calegnya memasang foto Jokowi-Ma'ruf di baliho mereka.
ADVERTISEMENT
Di sepanjang ruas dan persimpangan jalan Kota Bengkalis tempat lokasi pemasangan spanduk tidak satu pun foto Jokowi-Ma'ruf melekat di baliho caleg partai pengusung lainnya.
Bendahara Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Bengkalis, Syofiyan, juga heran melihat itu semuanya.
Ia mengimbau kepada para caleg dari partai pengusung Capres untuk menampilkan foto Jokowi-Ma'ruf. Sedangkan di pusat, sudah tekad bersama memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin jadi pemenang Pemilu mendatang.
"Ya, kita minta lah sama teman-teman sesama partai pengusung Jokowi untuk memasang foto Capres nomor 1," imbau Syofyan.
CALON Anggota Leguslati (Caleg) dari PPP ini nyaris di setiap Alat Peraga Kampanye (APK) memasang foto Caleg untuk DPRD Kota Pekanbaru, dibandingkan foto Capres Jokowi-Maruf AMin.
Untuk diketahui, pasangan Capres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin selain diusung oleh PDI Perjuangan, juga Partai Golkar, PKB, PPP, Hanura, Partai Nasdem, PSI, Perindo, PKPI, dan PBB.
ADVERTISEMENT
Caleg Takut Tak Terpilih
Menanggapi ini, pengamat politik Universitas Riau, Adlin, menilai ada kekhawatiran di dalam diri setiap caleg berasal dari partai pendukung Jokowi dan Ma'ruf Amin.
Akibatnya, mereka enggan memasang foto Jokowi dan Ma'ruf Amin di setiap PK. "Mereka tidak berani memasang foto capres di sana, karena ada kekhawatiran akan membuat suaranya berkurang karena capresnya tidak disukai masyarakat," kata Adlin.
Apabila dipaksakan, menurut Adlin, itu akan menjadi bumerang bagi masing-masing caleg. Sebab mayoritas masyarakat adalah swing voter atau pemilih mengambang.
Kondisi berbanding terbalik dengan caleg di koalisi Prabowo di Riau yang terang-terangan memasang foto Prabowo-Sandi.
"Mereka akan diuntungkan karena masyarakat bisa mengidentifikasi bahwa ini partai pendukung Prabowo, sehingga tidak ada penolakan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan, rakyat Riau itu persentase swing voter-nya tinggi, mereka akan berpikir dulu sebelum menentukan pilihannya. Ini dikhawatirkan para caleg.
Adlin mengakui, masih ada sejumlah caleg berani memasang foto Jokowi di dalam balihonya.
"Tapi kan tak semua juga mau memasang, misalnya Kapitra Ampera, Idris Laena, Rusli Ahmad. Bagaimana pun juga pendukung fanatik Jokowi di Riau ini pasti ada. Pendukung fanatik inilah yang ditarik oleh mereka," katanya.
Memang, lanjutnya, Pemilu serentak antara Pileg dan Pilpres membuat para caleg dilema, sebab di satu sisi mereka ingin meraup suara tinggi, tapi di sisi lain mereka harus berafiliasi dengan capres tertentu .