Cerita Perawat Pasien Corona yang Sempat Dilarang Kerja Keluarganya

Konten Media Partner
3 Juni 2020 16:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SEORANG perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Taluk Kuantan, Kuantan Singingi (Kuansing), terduduk di kursi plastik lengkap dengan pakaian Alat Pelindung Diri (APD).
zoom-in-whitePerbesar
SEORANG perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Taluk Kuantan, Kuantan Singingi (Kuansing), terduduk di kursi plastik lengkap dengan pakaian Alat Pelindung Diri (APD).
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SELASAR RIAU, TELUK KUANTAN - Meskipun di Kabupaten Kuansing, Riau, hingga kini belum ada kasus positif Corona Virus Disease (COVID-19). Namun, sejumlah tenaga medis awalnya sempat alami kecemasan saat tangani pasien berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19.
ADVERTISEMENT
Perawat asal Kuantan Tengah, Gusvi Andriawan Yuska, ikut terlibat langsung menangani pasien berstatus PDP di RSUD Teluk Kuantan.
"Awalnya tingkat kecemasan kami cukup tinggi bang, beruntung Alat Pelindung Diri (APD) kami lengkap," kata Andri, Rabu (3/6/2020).
Ia bercerita pentingnya APD bagi tenaga medis ikut menangani pasien COVID-19. Bahkan, ujar Andri, cara merawat pasien PDP ini juga jauh berbeda dari pasien biasa.
"Kalau pasien biasa, mungkin agak minim tingkat kecemasan kita. Akan tetapi, setelah ada pasien PDP ini, memang sedikit istimewa. Cara penanganan sangat jauh berbeda dari pasien biasa," cerita Andri.
Setiap tenaga medis yang terjun langsung melakukan penanganan, jelas Andri, wajib menggunakan baju hazmat, masker berlapis, hingga baju berlapis, dan harus menahan sedikit panas baju tersebut.
ADVERTISEMENT
Memang, katanya, sejauh ini di Kuansing belum ada pasien terinfeksi positif COVID-19. Namun, sebagai tenaga medis, ketakutan dan kecemasan tinggi dan selalu was-was, agar jangan terinfeksi.
Kemudian untuk tingkat kesulitan, tutur Andri, saat ini memang belum ada. Peralatan berupa APD hingga saat ini masih mencukupi baik dari pemerintah maupun bantuan dari pihak swasta.
Awalnya, kata Andri, memang keluarganya sempat melarang ikut menjadi tenaga medis merawat pasien PDP COVID-19. Pemicunya, tingginya risiko dihadapi dan bisa saja terpapar virus tersebut.
"Awalnya melarang, cuma kita kasih pengertian. Dan memang sumpah sebagai perawat untuk tidak membedakan pasien apa pun dan tetap harus dilaksanakan," katanya.
Diakui Andri, semua rekan-rekannya yang menjadi tenaga medis untuk menangani pasien COVID-19 ini harus ekstra menahan rindu dengan keluarga.
ADVERTISEMENT
"Semua kami sangat rindu dengan keluarga, tapi ini tugas penting untuk tetap bisa merawat pasien PDP," imbuhnya.
Apalagi semua tenaga medis ikut diisolasi untuk sementara dan tidak dibolehkan pulang dan disiapkan tempat khusus selama merawat pasien PDP COVID-19.
"Kita menjaga supaya keluarga jangan sampai terinfeksi, maka selama bekerja kita disiapkan tempat tinggal khusus," pungkasnya.
-----------------
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
*****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.