Warga Riau Heboh dengan Jejak Harimau Sumatera, Namun Ternyata Kucing Hutan

Konten Media Partner
27 Februari 2020 11:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
TIM Gabungan mengecek kebenaran jejak kaki diduga Harimau Sumatera, Rabu (26/2/2020). Hasilnya, jejak di tanah tersebut adalah jejak Macan Akar atau Kucing Hutan.
zoom-in-whitePerbesar
TIM Gabungan mengecek kebenaran jejak kaki diduga Harimau Sumatera, Rabu (26/2/2020). Hasilnya, jejak di tanah tersebut adalah jejak Macan Akar atau Kucing Hutan.
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, PELALAWAN - Dalam beberapa hari ini masyarakat Kabupaten Pelalawan dihebohkan dengan beredarnya kabar kemunculan jejak kaki Harimau Sumatera (Panthera tigris Sumatrea) di areal kawasan HGU PT Surya Bratasena Plantation (SBP), Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Riau.
ADVERTISEMENT
Setelah mendapat laporan, tim gabungan terdiri dari anggota Polri, TNI, BBKSDA, dan karyawan PT SBP diturunkan guna mengecek apakah benar harimau sumatera.
Tim diturunkan Rabu (26/2/2020), pukul 11.00 hingga 18.00 WIB, menemukan hal berbeda dari pengakuan saksi-saksi yang diperiksa di lapangan.
Saat di lapangan tim gabungan melakukan investigasi dan analisa terkait kabar penemuan diduga jejak harimau sumatera tersebut.
Berdasarkan pengakuan penjaga alat berat, Ibas dan Doni di lokasi penemuan jejak Harimau Sumatera, Afdeling 7, Kecamatan Pangkalan Kuras, Pelalawan, ternyata bukan jejak kaki harimau, melainkan harimau akar atau sejenis kucing hutan.
"Jejak-jejak ditemukan diduga jejak harimau, setelah di analisa Tim BKSDA bukan jejak harimau. Namun jejak harimau akar atau sejenis kucing hutan karena jejaknya kecil berukuran panjang 6 cm, lebar 4 cm," ungkap Kasubag Humas Polres Pelalawan IPTU Edy Haryanto, Kamis (27/2/2020).
JEJAK kaki diduga Kucing Hutan, bukan Harimau Sumatera.
Namun, kata Edy, tim di lapangan tetap memasang kamera pemantau di lapangan.
ADVERTISEMENT
"Tim BKSDA tetap akan memasang kamera pemantau di lokasi yang diduga jejak harimau atau jejak harimau akar sejenis kucing hutan untuk mencari data yang lebih akurat dan untuk menjawab keresahan di masyarakat,"tandasnya.
Laporan: RISKI APDALLI