news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Fitria, Guru di Ladang Minyak Duri Bergaji Rp 334 Ribu Per Bulan

Konten Media Partner
26 November 2019 0:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
FITRIA Sartika
zoom-in-whitePerbesar
FITRIA Sartika
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, BENGKALIS - Pagi-pagi sekali Fitria sudah berangkat ke SMP swasta selama ini ia mengajar selama beberapa tahun terakhir usai lulus di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska).
ADVERTISEMENT
SMP swasta tersebut dulunya saat ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), di Duri, Mandau, Bengkalis, Riau, paling ramai dan diminati para orangtua kala itu.
Mereka berlomba-lomba memasukkan anak-anaknya ke sekolah tersebut. Namun, kenangan tersebut kini tinggal kenangan saja.
Duri merupakan daerah industri perminyakan terbesar di Indonesia. Di sini, beroperasi perusahaan multinasional milik Amerika Serikat, PT Chevron Pasifik Indonesia (CPI).
"Ingin mewujudkan cita-cita dari kecil. Saya ingin menjadi guru serta pendidik profesional," ujar Fitria Sartika, Senin, 25 November 2019.
Ia kemudian kesampingkan gaji diperolehnya tiap bulan Rp 334.000 dengan kewajiban mengajar 18 jam mata pelajaran setiap pekan harus ia jalani.
"(Jam mengajar) sebanyak 18 jam untuk 3 mata pelajaran bidang studi, 2 mata pelajaran umum dan satu muatan lokal," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Tentu dengan gaji Rp 334 ribu dan mengajar 18 jam mata pelajaran, jauh dari sejahtera. Menutupi kebutuhan hidupnya, Fitria kemudian membangun usaha kecil-kecilan.
Ia berjualan barang harian di rumah dan menjual pulsa ia buka sejak pulang sekolah pukul 16.00 hingga malam hari.
Fitria sadar. Rutinitas ini melelahkan baginya. Apalagi dibandingkan dengan hasil ia dapat.
Namun semangat untuk mengembalikan kejayaan SMP swasta di kampung halaman itu, begitu bergelora.
"Saya ingin membangkit batang terendam, menghapus semua rasa itu honor kecil). Berkat dukungan dari suami juga makanya saya bertahan disini," pungkasnya.
Fitria mengungkapkan, SMP swasta ini sudah ia kenal semenjak SD dahulu. lokasi SD-nya masih satu kompleks dengan SMP Swasta ini.
ADVERTISEMENT
Ketika masih SD dahulu, SMP ini merupakan sekolah yang cukup diminati oleh para pelajar di Duri.
Namun, beberapa tahun belakangan sekolah ini kalah eksistensinya dari sekolah negeri yang dibangun oleh pemerintah.
Atas dasar inilah, Fitria memberikan pengabdian penuh bagi sekolah ini, agar sekolah ini bisa kembali menuju masa kejayaannya.
"Dulu sekolah ini sangat diminati, bahkan ratusan orang bisa mendaftar setiap pendaftaran dibuka, tapi sekarang hanya tiga lokal saja, satu lokal untuk kelas 7, satu lokal untuk kelas 8 dan satu lokal untuk kelas 9," pungkasnya.