Kala Rumah Sakit Swasta di Riau Bertahan di Tengah Pandemi COVID-19

Konten Media Partner
12 Juli 2020 18:01 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas rumah sakit. Foto: REUTERS/Lucy Nicholson
zoom-in-whitePerbesar
Petugas rumah sakit. Foto: REUTERS/Lucy Nicholson
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Beberapa rumah sakit di Provinsi Riau merana dan menderita sejak pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) berlangsung sejak Maret 2020 silam.
ADVERTISEMENT
Warga khawatir, jika mereka berobat batuk, pilek, asma dan gejala-gejala klinik COVID-19 ke rumah sakit (RS), maka mereka dimasukkan ke dalam klasifikasi suspek Orang Dalam Pantauan (ODP), Orang Dengan Pengawasan (ODP) serta Orang Tanpa Gejala (OTG).
Tak hanya itu, warga juga banyak mengurungkan niatnya untuk check up atau melakukan pemeriksaan ke rumah sakit selama pandemi berlangsung hingga sekarang ini.
Akibatnya, kunjungan pasien ke rumah sakit pun terus menurun. Kondisi ini dialami oleh sejumlah rumah sakit swasta di Kota Pekanbaru, ibu kota Provinsi Riau.
Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Provinsi Riau, Diana Tabrani, mengungkapkan di Riau, setidaknya ada 74 rumah sakit swasta saat ini mengalami masa-masa sulit.
"Jadi dengan kondisi sekarang ini, kita tidak bicara keuntungan, tapi bisa bertahan saja sudah hebat," kata Diana, Minggu (12/7).
ADVERTISEMENT
Ia menceritakan, jangankan berharap untung, untuk bertahan hidup saja, RS swasta tersebut sudah bersyukur sekali.
Biaya operasional, tuturnya, harus terus dikeluarkan serta gaji para tenaga medis harus dibayarkan setiap bulanya, sementara di sisi lain pendapatan semakin minim. Inilah tantangan bagi manajemen rumah sakit untuk bisa bertahan di tengah Pandemi COVID-19 ini.
Anak Tabrani Rab ini mengungkapkan, kunjungan pasien berobat ke RS swasta saat ini menurun sekitar 40 hingga 60 persen.
Meskipun, jelasnya, saat ini telah dijalankan kehidupan new normal, namun hal tersebut tidak sanggup mendongkrak kunjungan pasien ke rumah sakit.
"Kunjungan ke rumah sakit menurun setengahnya. Mau tidak mau kita harus mengurangi jumlah karyawan. Ada mesti dirumahkan, atau diberikan gaji hanya pegawai yang hadir saja. Kalau mereka kontrak, tidak diperpanjang," kata Diana.
ADVERTISEMENT
Walau menghadapi masa-masa sulit, ia memastikan pelayanan kepada pasien di rumah sakit swasta di Riau tetap menjadi prioritas utama.
Sebab bicara soal kesehatan, tidak hanya bicara soal bisnis semata. Namun, jelasnya, ada sisi kemanusiaan dan keselamatan masyarakat berada di atas segalanya dibandingkan dari yang lainya.
"Pelayanan tetap harus bagus kepada masyarakat," katanya. (*)
---------------------
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)