Kisah Jenderal Bintang 2 Jumpa dengan 100 Anak Buahnya Usai 30 Tahun Tak Jumpa

Konten Media Partner
14 November 2021 21:25 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KAPOLDA Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi (tengah) bersenda gurau mengenang kisah-kisah nostalgia bersama 100 lebih anggotanya saat menjabat Kasat Reskrim Polres Salatiga, dan Kapolsek Bawen, Semarang, Jawa Tengah, 1989-1997.
zoom-in-whitePerbesar
KAPOLDA Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi (tengah) bersenda gurau mengenang kisah-kisah nostalgia bersama 100 lebih anggotanya saat menjabat Kasat Reskrim Polres Salatiga, dan Kapolsek Bawen, Semarang, Jawa Tengah, 1989-1997.
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Di bawah deraian air hujan yang turun, terdengar suara gelak tawa tak henti-hentinya dari tenda yang terpasang di halaman Mapolsek Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Gelak tawa itu pecah saat semua orang yang hadir mengenang dan mengulang kisah-kisah nostalgia pernah diukir 30 tahun silam saat bersama-sama menjalankan profesi mulia sebagai Bhayangkara Negara. Tak ada jarak di antara mereka.
Padahal, di tengah mereka hadir seorang jenderal bintang dua kini menjabat Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi.
Puluhan tahun silam, 1989-1997, polisi peraih penghargaan dari Biro Investigasi jenderal Federal Amerika Serikat ini merupakan atasan mereka.
"Mapolsek Bawen ini tempat bersejarah bagi saya. Terhitung sudah 30 tahun saya meninggalkan Polsek Bawen. Menjadi kenangan, bahkan bagian dan tertanam di bintang dua saya ini," kata Irjen Pol Agung Setya seraya menyentuh pundaknya, Sabtu (13/11/2021).
Mantan Deputi Siber di Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut kembali ke Polsek Bawen setelah meninggalkan 30 tahun guna meresmikan renovasi gedung Mapolsek.
KEAKRABAN Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi bersama anak buahnya di Mapolsek Bawen, Sabtu (13/11/2021).
Ayah tiga anak ini pernah menjabat Kapolsek Bawen tahun 1991. Selain itu, ia juga menjadi Kasat Reskrim Polres Salatiga, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Banyak pengalaman yang berkesan baginya selama menjabat posisi tersebut. Bahkan, Agung mengakui, apa ia raih hingga saat ini, merupakan andil dan gemblengan selama menjabat Kapolsek Bawen
Begitu cintanya dengan Polsek Bawen, Irjen Pol Agung Setya berencana menuliskan kisah-kisah di awal merintis sebagai perwira polisi, dituliskan dalam sebuah buku.
Kelak apa ia alami ini menjadi inspirasi bagi anak-anak bangsa, terutama Bhayangkara-bhayangkara muda.
Agung Setya menceritakan, saat menjabat Kapolsek Bawen, ia belajar dan mengembangkan pelayanan berbasis IT.
Ingat, kala itu awal-awal tahun 1991, jangan bayangkan dengan kondisi saat ini. Ia tamat dari Akpol tahun 1988.
"Tahun 1991 jadi Kapolsek Bawen. Saat itu pangkat saya Ipda. Tiga tahun menjabat kapolsek di sini. Sebagai Kapolsek, kami di sini sudah melayani masyarakat menggunakan komputer," kenang Agung dengan tersenyum bangga.
ADVERTISEMENT
Ia menceritakan, pelayanan kepada masyarakat tersebut di antaranya pembuatan SKCK. Agung ketika itu dibantu anak buahnya, Suroso, sebagai tukang ketiknya.
"Mungkin itu baru pertama di Indonesia pembuatan SKCK menggunakan komputer," ungkap laki-laki kelahiran Wonosobo, Jawa Tengah, 8 Maret 1967 ini.
Inovasi dan kreatif sedari muda inilah kemudian jadi bekal Agung Setya dalam menapak karir kepolisiannya yang terus bersentuhan dengan teknologi informasi.
Berkat penguasaan teknologi informasi itu, tuturnya, ia meraih penghargaan saat menjabat Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipedeksus) Bareskrim Mabes Polri, saat menemukan kapal mewah superyacht hasil korupsi Perdana Menteri Malaysia Najib Razak serta pencucian uang 1 MDB, tahun 2018 silam.
Padahal, FBI sudah mencari-cari kapal super mewah itu senilai Rp 3,5 triliun selama 4 tahun, namun hasilnya nihil. Kapal tersebut ditemukan di Tanjung Benoa, Bali.
ADVERTISEMENT
Bahkan, ceritanya, ketika Presiden Joko Widodo, menunjuknya menjadi Kapolda Riau, tugasnya hanya satu, hentikan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau, Oktober 2019 silam.
"Ketika saya menjabat Kapolda Riau, saya langsung panggil pilot helikopter melihat titik kebakaran. Setelah dipelajari dalam 2 minggu, keluarlan aplikasi dasboard Lancang Kuning untuk menangani Karhutla. Melalui aplikasi tersebut saya bisa tahu anggota sedang madamkam api dimana," jelasnya.
Agung mengatakan, ia ingin memberikan sesuatu yang berbeda sebagai penghargaannya kepada Polsek Bawen serta anak-anak buahnya saat menjabat Kapolsek serta Kasat Reskrim Polres Salatiga.
KEAKRABAN Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi bersama anak buahnya di Mapolsek Bawen, Sabtu (13/11/2021).
Satu di antaranya merenovasi Mapolsek Bawen dananya bersumber dari hibah. Proses pengerjaan dimulai sekitar Juli silam.
Saat meresmikan mapolsek sudah direnovasi tersebut, Agung Setya menggelar temu kangen sekaligus dihadiri anggotanya di Satreskrim Polres Salatiga dan Polsek Bawen, tahun 1989-1997.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kapolres Semarang, AKBP Yovan Fatika, dalam sambutannya, mengatakan meski baru 50 hari menjabat sebagai Kapolres Semarang, ia merinding melihat suasana penuh keguyupan ini.
Menurutnya jarang ditemui eks pemimpim bisa mengumpulkan eks anggota hingga mencapai 100 lebih seperti diperlihatkan oleh Agung Setya, tanpa ada sejarah manis terukir di antara mereka.
"Salam hormat dari Pak Kapolda Jateng, saya baru 50 hari menjabat merasakan suasana guyup seperti ini saya merinding," jelsnya.
Ia mengatakan, fisik Mapolsek Bawen ini diharapkan menjadi prototipe bagi Mapolsek lainnya.
"Bersih megah dan diharapkan kenyamanan kelengkapan fasilitas diimbangi SDM yang bisa diandalkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat," pungkasnya.