Kompleks Kuburan Tua di Pulau Bengkalis

Konten Media Partner
25 November 2019 0:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ISMAIL (kiri) saat berbincang-bincang dengan warga menjelaskan sejarah keberadaan makam tua ratusan tahun di Desa Pangkalan Batang, Pulau Bengkalis.
zoom-in-whitePerbesar
ISMAIL (kiri) saat berbincang-bincang dengan warga menjelaskan sejarah keberadaan makam tua ratusan tahun di Desa Pangkalan Batang, Pulau Bengkalis.
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, BENGKALIS - Pulau Bengkalis, kini menjadi ibukota Kabupaten Bengkalis, Riau, menjadi daerah tertua usianya di Bumi Lancang Kuning.
ADVERTISEMENT
Di pulau tersebut banyak dijumpai peninggalan-peninggalan sejarah masa lampau. Baik Kerajaan Siak Sri Indrapura, Kolonial Belanda, hingga Indonesia Merdeka.
Satu di antaranya adalah keberadaan peninggalan sejarah berupa makam tua di Kompleks Pemakaman Tua di Desa Pangkalan Batang, Kecamatan Bengkalis.
Di sini, dijumpai puluhan makam tua berjarak sekitar 4 kilometer dari pusat kota dengan memakan waktu 20 menit perjalanan mengendarai sepeda motor.
Setibanya, di Jalan H Kitah, Desa Pangkalan Batang, Kecamatan Bengkalis, menuju makam, hanya dijumpai satu unit rumah dihuni oleh kuncen atau penjaga komplek makam turun-menurun.
Berjarak hampir 300 meter dari rumah juru kunci, berjalan kaki menuju pesisir laut, tempat puluhan makam berada.
KUBURAN tua berusia ratusan tahun di Pulau Bengkalis.
Komplek makam ini memiliki luas 1 hektare terletak di bibir pantai Selat Bengkalis, berhadapan langsung dengan Desa Bukit Batu, Kecamatan Bukit Batu.
ADVERTISEMENT
Puluhan makam di sana memiliki batu nisan berbentuk bulat, sebagian lagi pipih.
Bila dilihat bukan seperti makam-makam warga biasanya. Namun sayangnya tidak satupun terlihat ada tanda ataupun nama pada nisan tersebut.
Ismail (54), kuncen makam mengatakan, batu nisan berbentuk bulat menandakan makam laki-laki. Sedangkan nisan berbentuk pipih perempuan. Makam ini diperkirakan berusia ratusan tahun.
"Tidak yang tahu pasti cerita atau sejarah penuh makam-makam tua ini. Menurut orangtua saya, dulunya di sini merupakan pangkalan (pasar), banyak aktifitas masyarakat di sini," kata Ismail, memulai cerita kepada Selasar Riau, Minggu, 24 November 2019 petang.
KUBURAN tua berusia ratusan tahun di Desa Pangkalan Batang, Pulau Bengkalis.
Laki-laki berperawakan kurus, berbaju kerah putih, bercelana hitam, menceritakan, selama bertahun-tahun warga diwariskan cerita sederhana.
Isinya, makam-makam itu sangat bersejarah, bahkan sebagian makam dipercaya warga tempat disemayamkannya jenazah petinggi kerajaan atau para raja, bangsawan dulunya.
ADVERTISEMENT
"Cerite dari orangtua kita, makam ini dulunya sering diziarah oleh petinggi negeri ini. Bahkan, Bupati Bengkalis 1949 - 1953, M Muhammad, sering berkunjung ke makam ini," ujar Ismail.
Benda Antik di Sekitar Makam
Ismail menceritakan, ia kerap menemukan benda-benda antik diduga peninggalan sejarah.
Benda-benda tersebut berupa serpihan piring, mangkok dan guci bercorak Tiongkok, ditemukan di sekitar makam.
"Kita dapatkan saat membersihkan makam. Ini bukti peninggalan sejarah, dahulunya ada aktifitas di sekitar sini," kata Ismail sembari menunjukan serpihan benda peninggalan sejarah.
Penjara Belanda
Selain makam tua berusia ratusan tahun, di Pulau Bengkalis, juga dijumpai peninggalan sejarah berbentuk bangunan.
Di zaman Kolonial Belanda, bangunan tersebut disebut Benteng Huis Van Behauring. Di sinilah, setia warga Indonesia dianggap pemberontak dipenjara.
ADVERTISEMENT
Benteng tersebut berada di Jalan Pahlawan, Kota Bengkalis. Konon, bangunan itu sudah ada sejak tahun 1810.
Bahkan, tidak sedikit peninggalan sejarah yang terdapat di Kabupaten Bengkalis namun keberadaannya hingga saat ini masih belum terkuak. Keberadaannya pun menjadi peninggalan abadi yang menjadi misteri untuk diungkapkan.