NU Klaim Lawan Jokowi Bukan Prabowo-Sandi, Tapi Fitnah dan Hoaks

Konten Media Partner
15 Mei 2019 14:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
RUSLI Ahmad, Ketua PW NU Riau
zoom-in-whitePerbesar
RUSLI Ahmad, Ketua PW NU Riau
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Riau, Rusli Ahmad menegaskan, lawan Joko Widodo (Jokowi) di Riau bukan Prabowo Subianti melainkan fitnah dan hoax terus dilancarkan kepada Jokowi.
ADVERTISEMENT
Fitnah ini, dikatakan Rusli, sangat dirasakan oleh partai pengusung Jokowi, di mana partai pengusung Jokowi dibilang partai penista agama dan orang-orang Partai Komunis Indonesia (PKI).
Tak hanya fitnah, pihak sebelah ujar Rusli, juga kerap mengkampanyekan bahwa apabila Presiden Jokowi kembali memimpin maka adzan tidak akan ada lagi serta akan ada pelegalan LGBT.
"Membutuh waktu dan tokoh yang kuat untuk menetralisir ini. Belum tentu juga bisa netral dalam waktu yang singkat," tutur Rusli, Rabu, 15 Mei 2019.
Kampanye fitnah ini, disampaikan Rusli dilakukan oleh pihak lawan melalui diskusi dan tausiyah baik di masjid, mushalla bahkan lembaga pendidikan.
"Saya menemukan bahwa ada sekolah yang gurunya berdoa untuk mengganti Jokowi dengan Prabowo di sekolah, saya tahu karena bapak emaknya datang ke sini melapor kepada saya sebagai ketua NU. Soalnya anak ini terus bertanya ke orang tuanya soal arti doa itu," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Efek kampanye seperti ini, tambah Rusli, di mindset anak-anak pun sudah terbentuk bahwa Jokowi itu pemimpin yang tidak baik, contohnya dalam video viral anak-anak menangis saat dibacakan nama Jokowi di salah satu di TPS.
Politisi PDIP ini juga menegaskan bahwa sosok Jokowi adalah penyelamat bangsa Indonesia, sebab tanpa Jokowi ada kemungkinan Indonesia akan terpecah belah.
"Makanya NU menyampaikan bahwa jangan ada sebutan kafir lagi untuk menyebut non muslim. Karena mereka itu saudara sebangsa dan setanah air kita," ulasnya.
"Konotasi kafir itu untuk mereka sangat buruk, bahkan NU yang ahlusunah waljamaah dibilang kafir karena ikut yasinan dan ziarah kubur, pokoknya yang tidak sejalan dengan mereka dibilang kafir," tutupnya.