Selama Pandemi, Kekerasan terhadap Anak di Pekanbaru Capai 59 Kasus

Konten Media Partner
1 Agustus 2021 19:51 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kekerasan pada anak. Berdasarkan data DP3AK Jatim, sepanjang tahun ini ada sekitar 1.870-an kasus kekerasan anak, dimana sekitar 40 persennya ada kaitannya dengan kekerasan seksual. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kekerasan pada anak. Berdasarkan data DP3AK Jatim, sepanjang tahun ini ada sekitar 1.870-an kasus kekerasan anak, dimana sekitar 40 persennya ada kaitannya dengan kekerasan seksual. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Kasus kekerasan terhadap anak masih saja terjadi akibat faktor ekonomi. Oknum orang tua melampiaskan kemarahannya kepada anak.
ADVERTISEMENT
Banyak anak jadi sasaran orang tua mengalami tekanan ekonomi akibat pandemi.
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3AM) Kota Pekanbaru mencatat 59 kasus kekerasan terhadap anak. Kasus ini terjadi dari Januari hingga Juni 2021.
"Orang tua stres dalam kondisi ekonomi seperti ini, lalu melampiaskannya ke anak," terang Kepala DP3AM Kota Pekanbaru, Chairani, Sabtu (31/7/2021).
Kondisi ini merupakan satu dampak pandemi COVID-19. Ia mengaku miris dengan puluhan kasus kekerasan terhadap anak selama pandemi.
Chairani mengungkapkan, ada korban mengaku jadi sasaran kekerasan lantaran orang tuanya terhimpit ekonomi.
Anak-anak jadi korban ada kurang perhatian lantaran kedua orang tuanya bekerja seharian.
Akibatnya, jelas Chairani, anak-anak itu terkena dampak psikis. Kekerasan fisik maupun seksual juga terjadi di rumah.
ADVERTISEMENT
Ia berharap, orang tua dan keluarga bisa menjaga anak-anak dari ancam kekerasan fisik dan seksual.
"Kita sangat sayangkan, ada orangtua tegas merudapaksa anak kandungnya. Padahal orang tua mestinya menjaga anak-anak," jelasnya.
Chairani mengajak anak-anak untuk tidak takut bersuara. Mereka bisa bersuara lewat wadah suara anak terkait keresahan mereka.
Kota Pekanbaru mendapat penghargaan Kota Layak Anak (KLA) kategori Nindya untuk 2020.
Namun, ada sejumlah catatan dari Pemko terhadap upaya menjadikan Pekanbaru layak anak.
Wali Kota Pekanbaru, Firdaus, menyebut Pemko berupaya memberi kenyamanan kepada anak-anak.
Ia mengaku dapat laporan adanya kasus kekerasan anak yang dilakukan orang terdekat.
"Anak-anak mestinya dalam perlindungan orangtua di rumah, bukannya malah mendapat intimidasi. Jangan sampai rumah menjadi tempat yang tidak nyaman bagi anak-anak," paparnya.
ADVERTISEMENT
Firdaus mengaku, Pemko secara bertahap membangun infrastruktur layak anak.
Apalagi capaian penghargaan KLA kategori Nindya harus bisa ditingkatkan. Dua tahun ini Kota Pekanbaru baru mendapat penghargaan KLA kategori Nindya.
Laporan: LARAS OLIVIA