Seorang Guru Positif COVID-19, Ratusan Siswa SMPN 44 Pekanbaru Diliburkan

Konten Media Partner
21 September 2021 18:05 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KEPALA Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Ismardi Ilyas saat meninjau proses belajar tatap muka di sebuah sekolah.
zoom-in-whitePerbesar
KEPALA Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Ismardi Ilyas saat meninjau proses belajar tatap muka di sebuah sekolah.
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Dua pekan proses kembali ke sekolah dengan belajar tatap muka di SMPN 44 Pekanbaru, Riau, terpaksa dihentikan sementara waktu untuk 3 hari ke depan.
ADVERTISEMENT
Penghentian belajar tatap muka di SMPN 44 Pekanbaru menyusul temuan satu guru positif COVID-19.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, Ismardi Ilyas menyebut ada satu guru di SMPN 44 Pekanbaru terkonfirmasi positif COVID-19.
Aktivitas di sekolah tersebut langsung dihentikan guna mencegah penyebaran Covid-19.
"Ada satu guru terkonfirmasi positif COVID-19 di SMPN 44. Belajar di sekolah kita hentikan sementara waktu," ungkap Kadisdik Pekanbaru, Ismardi Ilyas, Selasa (21/9/2021).
Usai mengetahui guru tersebut positif COVID-19, tim langsung melakukan proses penyemprotan disinfektan di kawasan sekolah.
Selama tiga hari akan dilakukan proses sterilisasi ruangan agar anak didik bisa beraktivitas di usai 3 hari penutupan semenatara.
Ismardi memastikan, hingga saat ini belum ada peserta didik terkonfirmasi positif COVID-19. Ia menegaskan, seluruh sekolah mesti menjaga protokol kesehatan (Prokes) secara ketat.
ADVERTISEMENT
Saat ini, 80 persen sekolah mulai SD dan SMP sudah mengajukan rekomendasi. Mayoritas sekolah sudah menggelar belajar tatap muka secara terbatas.
Para peserta didik juga harus mendapat rekomendasi dari orang tuanya sebelum belajar di sekolah. Orang tua yang menentukan peserta didik bisa mengikuti belajar tatap muka atau secara online dari rumah.
Ismardi mengatakan, masyarakat bisa melaporkan sekolah ke Disdik Kota Pekanbaru bila ada pelanggaran Prokes saat belajar tatap muka terbatas. Proses erbatas tersebut sudah berlangsung hampir dua pekan.
"Kita tetap evaluasi pelaksanaan belajar tatap muka, masyarakat bisa laporkan kalau ada sekolah yang longgar protokol kesehatannya," ujarnya.
Menurutnya, laporan tersebut sangat penting. Ia ingin memastikan bahwa protokol kesehatan masih berjalan dengan baik. Ia menyebut, pihaknya punya jurnal harian yang dikirim kepala sekolah setiap harinya.
ADVERTISEMENT
Ia mengingatkan peserta didik yang kurang enak badan bisa rehat di rumah saja. Satu SOP yakni tidak membolehkan peserta didik dalam kondisi sakit masuk sekolah.
Laporan: LARAS OLIVIA