Seorang Remaja di Riau Dibakar oleh 10 Orang Tak Dikenal yang Menuduhnya Pencuri

Konten Media Partner
13 Maret 2020 22:10 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi terbakar. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi terbakar. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Samauli Br Nainggolan (32), berlari sambil berteriak saat melihat anak kandungnya, DM (15), meronta-ronta kesakitan dengan tubuh terbakar.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, korban juga diteriaki persekusi oleh 10 pelaku dengan tuduhan mencuri kompor gas.
Kepada polisi, Samauli Br Nainggolan menceritakan anaknya dianiaya 10 orang tak dikenal, tepat di depan rumahnya, Senin (9/3/2020), KM 74, Dusun Gunung Makmur, Desa Rantau Kasih, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Riau.
Sementara itu kasus persekusi atas tuduhan pencurian yang dilakukan anak di bawah umur ini telah dilaporkan oleh pihak keluarga ke Polisi Sektor Kampar kiri Hilir Riau.
"Kami berharap polisi bisa mengamankan ke-10 pelaku membakar anak saya, kemarin pulang saya masih melihat mereka di sana," kata Sarmauli, Jumat (13/3/2020).
Saat itu, Samauli baru kembali dari rumah kebun terkejut ketika melihat ternyata kerumunan orang tersebut memperlakukan putranya secara tak manusiawi.
ADVERTISEMENT
Ia dipukul dan disiram minyak, lalu disulut dengan api dan mengalami luka bakar.
Ketika anaknya jadi korban dengan kondisi terbakar 50 persen sekujur tubuhnya, namun para pelaku justru meneriaki korban, bukan malah membantunya.
Dengan segala daya upaya, ibu korban berusaha menyelamatkan putranya yang sekarat itu. Tangis dan teriak ibu korban menarik perhatian lebih banyak warga kemudian membantu melerai massa.
"Kini korban masih dirawat di Rumah Sakit Selasih, Pangkalan Kerinci, Pelalawan," tutur Samauli.
Kondisi korban, tubuhnya melepuh akibat luka bakar. Ia dibakar massa dengan tuduhan mencuri kompor gas. Seorang pelaku berhasil ditangkap polisi.
"Malam itu saya baru pulang kerja dari kebun, lalu saya lihat, kok ada ramai-ramai di pinggir jalan. Saya bilang, ada apa ini dan saya melihat anak saya sudah terbaring dan meminta tolong ke saya. Kondisinya terbakar, saya kaget dan langsung meminta tolong ke warga di jalan. Pikiran sudah panik sekali melihat kondisi anak saya seperti itu dan dibentak-bentak," ujar Samauli.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, pembakaran anaknya dipicu laporan warga mengatakan anaknya mencuri kompor gas di sebuah warung tidak jauh dari rumahnya.
Samauli menceritakan, anaknya disuruh mencari kompor gas, setelah dapat, malah anaknya dilaporkan mencuri sama orang menyuruhnya.
"Karena didengar oleh warga sekitar, mereka emosi dan memukuli anak saya, lalu menyiramkan bensin serta ban ke arah anak saya. Anak saya dituduh mencuri lalu dipaksa mengaku dan dibakar mereka. Anak saya sehari-hari bantu-bantu di bengkel tambal ban tempat dia terbakar, dia udah satu tahun tidak sekolah," kata Samauli.
Saat ini, korban tengah menjalani perawatan intensif akibat luka bakar di sekujur tubuhnya.
Sementara itu, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Riau, Esters Yulia mengatakan, korban saat ini mulai stabil, kondisi gawat daruratnya sudah teratasi.
ADVERTISEMENT
"Korban mengeluh sakit di bagian perutnya, setelah kondisinya membaik kita akan lakukan tindakan debidemen guna membersihkan. Kita siap mendampingi korban hingga sembuh. Kita berharap anak ini sembuh sehingga direhabilitasi apa pun terjadi nanti dapat dipulihkan," pintanya.
Sementara itu, Paur Humas Polres Kampar, Iptu Denny Yusra, mengatakan seorang tersangka berhasil dibekuk berinisial IZ. Polisi menyebut, IZ bukan pelaku tunggal. Masih ada beberapa pelaku lainnya kini tengah diburu petugas.
"Untuk tersangka sudah dapat satu, inisial IZ. Yang lain masih dalam pengejaran," katanya.