Ular dan Kura-kura Mati Terpanggang Akibat Kebakaran Hutan di Riau

Konten Media Partner
20 September 2019 19:25 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PULUHAN ular jenis kobra dan piton mati terpanggang usai terbakarnya sarang mereka di rawa-rawa, Sorek Satu, Kecamatan Pangkalan Kuras, Pelalawan, Riau.
zoom-in-whitePerbesar
PULUHAN ular jenis kobra dan piton mati terpanggang usai terbakarnya sarang mereka di rawa-rawa, Sorek Satu, Kecamatan Pangkalan Kuras, Pelalawan, Riau.
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, PANGKALAN KERINCI - Sejumlah ular dan kura-kura ditemukan terpanggang akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sorek Satu, Kecamatan Pangkalan Kuras, Pelalawan, Riau, Rabu (18/9).
ADVERTISEMENT
Setidaknya ada sekitar 10 ekor jenis kobra dan piton sudah mati terpanggang di dalam satu lubang.
Ular-ular tersebut ditemukan tim gabungan penanganan karhutla yang terdiri dari Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan petugas Damkar Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Riau.
Tim gabungan juga sempat heran melihat lahan seluas setengah hektare dihuni banyak satwa liar. Bhabinkamtibmas Sorek Satu, Bripka Alamsyah, menduga lahan terbakar tersebut sarang ular.
"Mungkin lebih dari 10, ada belasan. Itu tampak saja. Mungkin memang sarang ular. Tapi sekarang sudah padam dan aman," kata anggota Polsek Pangkalan Kuras ini kepada kontributor Selasar Riau, Jumat (20/9).
Selain ular, petugas juga menemukan seekor kura-kura dengan diameter 10-15 sentimeter juga mati terbakar, termasuk beberapa ekor tikus.
KURA-KURA naas ini mati terpanggang dengan batok dan kakinya berwarna hitam.
"Kami turun di lokasi dengan personel Polri, TNI, dan 5 anggota Damkar, dibantu masyarakat sekitar. Langsung dipadamkan kala itu," ujar Alamsyah.
ADVERTISEMENT
Tim gabungan penanganan karhutla tersebut dibantu warga langsung berjibaku memadamkan api karhutla itu. Mereka menumpang satu unit mobil pemadam kebakaran.
Setelah berjuang beberapa jam mematikan api beramai-ramai, akhirnya api dijinakkan dan dilakukan pendinginan di lahan terbakar yang berada di tepi jalan dan berdekatan dengan sungai.
Bripka Alamsyah khawatir, api membesar dan menjalar ke lahan lain hingga sulit dipadamkan. Pasalnya, gambut tersebut telah kering, ditambah lagi tak ada air hingga mudah terbakar. Diduga api berasal dari sulutan api rokok orang melintas.
"Kemungkinan besar karena puntung rokok yang dibuang sembarangan oleh warga. Tahu-tahu langsung terbakar dan membesar," ujar Alamsyah.
Ia meminta warga untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan ke semak-belukar. Ini justru memicu api sangat besar.
ADVERTISEMENT