Akibat Rasisme, Seorang Mantan Marinir Tega Membunuh 10 Orang Secara Acak

Selidik
"Hanya ada satu kebenaran yang pasti," Conan Edogawa
Konten dari Pengguna
21 November 2020 22:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mark Essex, foto: dok. Murderpedia
zoom-in-whitePerbesar
Mark Essex, foto: dok. Murderpedia
ADVERTISEMENT
Mark Essex ialah seorang mantan marinir dan penembak jitu yang kecewa akibat perlakukan rasis yang kerap diterimanya. Oleh karena itu, ia pun menembaki secara acak orang kulit putih dari atas atap, sebagai bentuk protes dan revolusi kesetaraan hak.
ADVERTISEMENT
Peristiwa penembakan acak ini terjadi pada Januari 1973. Di mana Mark memulai aksinya dengan menyabotase sebuah Motel Howard Johnson dengan senjata snipernya. Baginya semua ini merupakan perang ras pribadi yang membuat kebencian besar terhadap orang berkulit putih.
Sempat seorang pelayan Motel memergoki Mark, ia pun terkaget dan tersudut takut di lorong motel. Namun Mark hanya tersenyum dan berkata bahwa ia tak akan membunuh orang berkulit hitam. Ia juga meyakinkan bahwa tindakannya ini adalah upaya protes atas perkara rasisme yang tak pernah surut di berbagai negara.
Mark pun kembali melakukan tugasnya. Dimulai dengan membakar tirai kamar yang ia minta, ia lalu menempatkan snipernya ke arah luar motel. Tugas ini terbilang mudah, karena siapa saja orang kulit putih yang lewat ia akan langsung menembaknya.
ADVERTISEMENT
Untuk spot penembakannya pun dikabarkan dipilih dua tempat, yakni kamar dan atap motel sebagai tempat yang strategis untuk memantau banyak orang.
Spot tempat Mark melakukan tembakan, foto: dok. Murderpedia
Akibat penembakan acak tersebut, setidaknya Mark telah membunuh 10 orang hingga tewas dan 13 orang mengalami luka berat.
Untuk mencegahnya pihak kepolisian setempat akhir meminta bantuan penembak jitu lain dari kesatuan marinir. Singkat cerita, Mark akhirnya tewas akibat baku tembak dengan penembak jitu lain yang bertempat di helikopter pemantau.
Mayat Mark Essex, foto: dok. Murderpedia.org
Menyikapi insiden tersebut, Inspektur Polisi Clarence B. Giarrusso mengatakan semua itu diduga akibat keterlibatan Mark pada sekelompok yang menginginkan revolusi ras dengan menargetkan polisi sebagai musuh utamanya. Walau demikian, Clarence masih tak bisa membuktikan kebenaran dugaanya tersebut.
Pasca penembakan acak tersebut, tak sedikit media memberitakan mengenai Mark sebagai siswa marinir yang santun dan pendiam. Namun entah dari mana ia meningkatkan kebencian terhadap perbedaan ras, awak media tetap mengenalnya sebagai pribadi yang termarjinalkan.
ADVERTISEMENT
Sumber: https://murderpedia.org/male.E/e/essex-mark.htm