Akibat Sindrom Tourette, Seorang Marinir Tega Membunuh 8 Wanita yang Dikenalnya

Selidik
"Hanya ada satu kebenaran yang pasti," Conan Edogawa
Konten dari Pengguna
10 Desember 2020 16:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Andrew Urdiales, Foto; Dok. Murderpedia
zoom-in-whitePerbesar
Andrew Urdiales, Foto; Dok. Murderpedia
ADVERTISEMENT
Andrew Urdiales seorang marinir yang divonis memiliki kelainan mental, dikabarkan telah membunuh 8 wanita sebagai korban kejahatannya. Tak hanya itu, Andrew juga pernah menculik dan memperkosa gadis yang berumur 19 tahun.
ADVERTISEMENT
Tidak seperti siswa pada umumnya, latar belakang Andrew diketahui dikenal sebagai orang yang dibuang oleh lingkungan sekitarnya. Hal ini terlihat ketika ia masih duduk di sekolah menengah pertama Thornridge di Dolton dan lulus pada tahun 1982.
Berdasar catatan kriminal, setelah lulus Andrew tak membutuhkan waktu lama untuk bergabung di kesatuan marinir Amerika Serikat. Yang paling buruk adalah, ketika ia mendaftar sebagai marinir sebetulnya ia berniat bukan untuk pengabdian, melainkan untuk belajar beladiri yang selama ini diinginkan sebagai bekal dirinya untuk membunuh.
Police line, foto: dok. Pixabay
“Ia bergabung dengan marinir hanya belajar untuk bela diri, bukan karena nilai patriotisme,” ucap Dr. Dorothy Otnow Lewis, seorang profesor psikologis dari Universitas Yale, dikutip Murderpedia.
Dalam hal ini Andrew pun diwartakan tertangkap oleh media lokal pada 23 April 1997. Dari semua pengakuan Andrew di saat persidangan membuat publik terkejut lantaran apa yang seharusnya menjadi kewajibannya untuk melindungi masyarakat, justru menjadi bekal untuk membunuh banyak wanita.
ADVERTISEMENT
Andrew mengaku bahwa selama ia berstatus menjadi marinir, ia telah membunuh setidaknya 5 korban di California. Bahkan sempat ketika Andrew bertugas, jabatannya sebagai kopral tak diakui oleh rekan-rekanya.
Ternyata usut punya usut penyakit kelainan mental yang selama ini dideritanya, oleh para ahli pasikologis Andrew diklaim menderita sindrom Tourette. Sindrom ini merupakan sindrom yang menjangkiti si penderita dengan gejala gerakan tiba-tiba atau ucapan tanpa sadar. Sehingga para ahli menduga dibalik semua tindak pembunuhan keji tersebut sindrom Tourette ialah dalang mengapa Andrew begitu bengis dalam aksi pembunuhannya.
Di persidangan, Andrew mengaku bahwa selama ia hidup kerap mendengar suara-suara bisikan aneh yang terdengar di telinganya. Pengakuan Andrew pun diperkuat oleh pengacaranya, bahwa Andrew sebenarnya telah mengalami kelainan otak saat pertama kali ia lahir. Pengacara menyebut, kelainan otak Andrew lantaran kebiasaan ibunya yang pada proses kehamilan senang dan kecanduan minuman beralkohol.
Ilustrasi pembunuhan, foto: dok. Pixabay
Terlebih faktor masa lalu yang kelam juga turut andil mengapa Andrew bisa hadir di kursi persidangan pada saat itu. Pelecehan emosional, fisik, dan seksual menjadi pemicu mengapa Andrew yang memiliki fobia sosial begitu pendendam dan anarkis ketika ia meluapkan emosinya.
ADVERTISEMENT
Walau Andrew memiliki riwayat yang memilukan, semua tindak kejahatannya tak bisa hilang begitu saja. Dalam tuduhannya, jaksa menuntut Andrew untuk pembunuhan Brandley pada tahun 1986 di tempat parkir Saddleback College di Mission Viejo. Lalu jeda tujuh tahun, ia kembali membunuh Julie McGhee, Tammie Erwin dan Denise Maney di Riverside County. Kemudian Mary Ann Wells di San Diego, Laura Uylaki, Cassandra Corum, dan Lynn Huberand di Chicago.
Untuk itu dalam pembacaan vonis, Andrew lantas diganjar hukuman hukuman mati pada 3 September 2002. Tetapi sayangnya atas perubahan kebijakan pemerintah AS pada saat itu, hukuman Andrew diubah menjadi penjara seumur hidup pada 10 Januari 2003.
Sumber: https://murderpedia.org/male.U/u/urdiales-andrew.htm