Dendam Diselingkuhi, Dominggo Salazar Bantai 16 Orang

Selidik
"Hanya ada satu kebenaran yang pasti," Conan Edogawa
Konten dari Pengguna
12 Juli 2020 18:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: dok. dreamtime.co
zoom-in-whitePerbesar
Foto: dok. dreamtime.co
ADVERTISEMENT
Sering kali, tindak perselingkuhan membuat pelaku berada di dalam ancaman. Ancaman tersebut lahir akibat kekecewaan yang mendalam. Akan tetapi, apa jadinya jika dendam tersebut membuat tidak hanya nyawa pelaku, tetapi seluruh orang yang ada disekitarnya dalam bahaya. Hal tersebut terjadi di Palawan, Filipina pada tanggal 11 Oktober 1956. Pelaku utamanya adalah Domingo "Darquez" Salazar. Salazar bertanggung jawab atas pembunuhan massal, di mana ia membunuh 16 Orang di San Nicolas, Roxas, Palawan.
ADVERTISEMENT
Salazar adalah pemuda asli suku Moro berusia 42 tahun dan tinggal bersama mertuanya di Maxima Pacho, San Nicolas. Ia telah mencurigai bahwa istrinya telah bermain di belakangnya dengan berselingkuh dengan suami dari saudara kandungnya sendiri, Fortunato Nares. Selain itu, Salazar percaya bahwa anak yang dikandung istrinya saat itu adalah anak dari Nares. Salazar telah memiliki emosi yang terpendam.
Pada pagi hari tanggal 11 Oktober 1956, Salazar meminta istrinya, Maxima untuk pergi bersamanya dan mengumpulkan pipa untuk memperbaiki rumah mereka. Tetapi ketika saudara perempuannya tiba dan mengajaknya untuk menemaninya, Maxima menolak ajakan dari suaminya. Marah atas penolakan tersebut, Salazar mengamuk dan mulai mempersenjatai diri dengan tombak dan pisau. Kemarahannya tak terbendung dan mulai membunuh orang terdekatnya.
ADVERTISEMENT
Foto: dok. murderpedia.org
Korban pertama adalah saudara iparnya sendiri, Romana. Setelah itu, ia langsung membunuh sang istri dan keponakannya, Fortunato Nares Jr. Kemarahannya tidak kunjung mereda, setelah itu ia keluar dari rumah dan membunuh semua orang yang dia temukan.
Di halaman sekolah desa, Ia kembali menikam seorang penjaga sekolah bernama Manual Adion. Adion selamat dari penyerangan tersebut walau terluka parah. Salazar mencoba merangsek masuk ke dalam sekolah, di mana saat itu kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Guru-guru sekolah dengan sigap langsung mengunci pintu-pintu dan membuatnya pergi.
Kemudian, Salazar pergi menuju gereja dan membunyikan lonceng untuk memanggil semua masyarakat desa. Ia meminta masyarakat untuk untuk membunuhnya. Akan tetapi, tidak satupun orang yang berani menuruti permintaannya.
ADVERTISEMENT
Polisi akhirnya datang di tempat kejadian dan berhasil membujuk Salazar untuk menyerah. Polisi akan menjanjikan untuk menuruti permintaannya, yaitu menembak dan membunuhnya. Akan tetapi, siasat polisi berhasil terlaksana, polisi berhasil menghindari pertumpahan darah dan menangkap Salazar hidup-hidup.
Pada tanggal 24 Oktober 1956, Kepala Rumah Sakit Puerto Princesa menyatakan bahwa Salazar tidak menderita gangguan jiwa dan dianggap normal. Salazar divonis bersalah atas pembunuhan 16 orang dengan hukuman mati. Selain itu, ia juga didenda sebesar 3000 peso yang akan diberikan kepada ahli waris korban yang tewas di tangannya
Sumber: http://murderpedia.org/male.S/s/salazar-domingo.htm