news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Mamoru Takuma, Pria yang Melakukan Pembunuhan Massal di Sekolah Dasar

Selidik
"Hanya ada satu kebenaran yang pasti," Conan Edogawa
Konten dari Pengguna
16 Juni 2020 13:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Murderpedia
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Murderpedia
ADVERTISEMENT
Pernah mendengar nama Mamoru Takuma? Ia adalah seorang pria asal Jepang yang melakukan pembunuhan massal di salah satu sekolah dasar di Osaka yang menewaskan 8 orang anak dan melukai belasan anak lainnya.
ADVERTISEMENT
Mamoru Takuma, lahir pada 23 November 1963. Masa kecilnya bisa dibilang tidak bahagia, ia harus putus sekolah dan diusir dari rumah oleh ayahnya. Ia sempat bergabung dengan suatu angkatan bela diri di Jepang, tetapi kemudian diberhentikan pada tahun 1984 karena kasus pemerkosaan pada anak di bawah umur.
Foto: Murderpedia
Pada tahun 1984 juga, ia ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara 3 tahun setelah memperkosa seorang wanita. Setelah dibebaskan dari penjara, ia pindah ke Ikeda dan mendapatkan pekerjaan sebagai sopir bus dan truk sampah.
Tetapi pada tahun 1998, setelah menyerang seorang penumpang karena tidak suka dengan aroma parfumnya, ia kembali dipecat dan mendapat pekerjaan baru sebagai petugas kebersihan di Sekolah Dasar Itami yang berada 6 kilometer dari Ikeda.
ADVERTISEMENT
Pada 3 Maret 1999, ia mencampurkan beberapa obat penenang seperti temazepam, ke dalam teh yang disajikan di ruang guru yang menyebabkan 4 orang guru di sekolah itu akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Takuma lalu ditangkap dan dikirim ke rumah sakit jiwa, ia sempat didiagnosis menderita skizofrenia. Setelah satu bulan menjalani perawatan dan dinilai mampu merawat dirinya sendiri, ia akhirnya diperbolehkan pulang.
Foto: Murderpedia
Hingga akhirnya, aksi paling brutalnya itu terjadi pada 8 Juni 2001. Berbekal pisau dapur, Takuma menyerang sebuah sekolah dasar di Osaka yang menyebabkan 8 anak tewas dan 18 anak lainnya luka-luka, ia juga melukai 3 orang dewasa. Takuma diduga memanjat naik ke ruang kelas saat jam istirahat dan membantai anak-anak yang berada di belakang ruang kelas dan lorong. Beberapa saat setelah serangan itu, seorang kasir toko di dekat sekolah mengatakan ia melihat beberapa anak-anak yang ketakutan dan berlumuran darah berlarian ke tokonya.
Foto: Murderpedia
Setelah ditangkap dan menjalani persidangan, Takuma mengaku menargetkan sekolah itu karena status elitnya. "Aku ingin orang-orang tahu bahwa anak-anak pintar dari keluarga kaya pun bisa terbunuh dalam lima atau enam detik," ujarnya. Takuma juga mengaku bahwa baginya, pendidikan bukanlah segalanya. Ia juga menambahkan bahwa ia telah merencanakan aksinya itu sehari sebelumnya .
ADVERTISEMENT
Takuma awalnya dianggap mengalami penyakit kejiwaan skizofrenia, tetapi penyakitnya itu akhirnya didiagnosis sebagai gangguan kepribadian saja. Psikiaternya juga menyangkal bahwa ia menderita skizofrenia. Pengadilan akhirnya menjatuhkan hukuman mati untuk Takuma atas perbuatannya itu.
Takuma sama sekali tidak pernah menyesal, ia menolak untuk meminta maaf kepada keluarga para korban dan hanya meminta agar hukumannya dilaksanakan secepat mungkin. Ia juga mengatakan "Seharusnya aku menggunakan bensin saja, jadi aku bisa membunuh lebih banyak orang hari itu".
Sumber :
https://murderpedia.org/male.T/t/takuma-mamoru.htm