Marc Lépine, Misoginis yang Membantai Puluhan Wanita di Kampus

Selidik
"Hanya ada satu kebenaran yang pasti," Conan Edogawa
Konten dari Pengguna
12 Agustus 2020 15:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: dok. theglobe
zoom-in-whitePerbesar
Foto: dok. theglobe
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Marc Lépine adalah seorang pria yang berasal dari Montreal, Quebec, Kanada. Ia bertanggung jawab atas tewasnya empat belas wanita dan melukai 14 orang di Politeknik Ecole, sebuah sekolah teknik yang berafiliasi dengan Universitas Montreal. Peristiwa pembunuhan tersebut juga dikenal dengan nama "Pembantaian Montreal" atau "Pembantaian Ecole Polytechnique".
ADVERTISEMENT
Lépine lahir dengan nama Gamil Rodriguez Gharbi, putra dari imigran Aljazair Rachid Gharbi dan Monique Lépine dari Kanada. Di Montreal, ia dibaptis sebagai seorang Katolik saat masih bayi. Dia menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di Kosta Rika dan Puerto Rico, di mana keluarganya bekerja sebagai penjual reksa dana yang sukses. Keluarganya pindah kembali ke Montreal secara permanen pada tahun 1968, tak lama sebelum jatuhnya pasar saham yang menyebabkan banyak aset keluarga yang harus dijual.
Ayah Lépine sering melakukan pelecehan fisik terhadap istrinya dan anak anaknya. Bahkan ia pernah memukul Lepine hingga meninggalkan jejak. Pada tahun 1976, orang tuanya berpisah dan tinggal bersama ibunya. Pada tahun 1973, Monique Lépine kembali bekerja sebagai perawat, dan memulai kursus lebih lanjut untuk memajukan karirnya. Selama ini anak-anak tinggal bersama keluarga, teman, dan bertemu ibu mereka pada akhir pekan.
ADVERTISEMENT
Keluarga menghabiskan satu tahun dalam psikoterapis keluarga pada tahun 1975 karena kesulitan untuk mengungkapkan dan menerima cinta dan kasih sayang. Dendam kesumat terhadap ayahnya juga menjadi dasar perubahan nama belakang Marc menjadi Lépine.
Pada usia 18 tahun, keluarganya pindah ke Saint Laurent untuk berkuliah. Pada periode ini, sifat suicidal-nya juga mulai terlihat. Lépine memulai kursus dua tahun pra-universitas dalam ilmu murni di perguruan tinggi Saint-Laurent, gagal dalam beberapa kursus di semester pertama tetapi meningkatkan nilainya di semester kedua.
Setelah setahun ia beralih dari program sains yang ditentukan universitas ke teknologi elektronik, program teknis tiga tahun yang lebih diarahkan pada pekerjaan langsung. Guru mengingatnya sebagai siswa teladan, pendiam, pekerja keras dan umumnya berprestasi di kelasnya, terutama yang berkaitan dengan elektro teknologi.
ADVERTISEMENT
Namun, pada Februari 1986, pada semester terakhir program, tiba-tiba dan tanpa penjelasan ia berhenti kuliah, akibatnya gagal menyelesaikan diploma-nya.
Foto: dok. wikifandom.com
Lépine bekerja di dapur rumah sakit tempat ibunya menjadi direktur keperawatan. Dia terlihat gugup dan hiperaktif oleh rekan-rekannya. Dia pindah dari rumah ibunya ke apartemennya sendiri dan pada musim gugur 1986, dia mendaftar untuk belajar teknik di École Polytechnique di Université de Montréal.
Pada Agustus 1989, Lépine mengambil aplikasi untuk sertifikat akuisisi senjata api dan menerima izinnya pada pertengahan Oktober. Pada 21 November 1989, Lépine membeli senapan semi-otomatis Ruger Mini-14 di toko perlengkapan olahraga setempat. Sebelum melakukan pembantaian, ia terlihat setidaknya tujuh kali hadir di kampus. Ia juga memberi hadiah untuk ibunya yang berulang tahun, empat hari sebelum penembakan meskipun ulang tahun ibunya masih dua minggu lagi.
ADVERTISEMENT
Pada 6 Desember 1989, Lépine masuk ke kampus. Di sana, dia memasuki ruang kelas di lantai dua di mana dia memisahkan pria dan wanita. Kemudian, Lépine memerintahkan sekitar lima puluh pria untuk pergi. Mengklaim bahwa dia akan membantai feminisme. Lépine lalu menembak sembilan wanita yang tersisa, menewaskan enam orang dan melukai sisanya.
Foto: dok.polytechiniquemassacre.cm
Setelah itu, Lépine pindah ke area lain di gedung, termasuk kafetaria, koridor, dan ruang kelas lain. Sebanyak empat belas wanita (dua belas mahasiswa teknik, satu mahasiswa perawat, dan satu karyawan universitas) tewas, dan empat pria dan sepuluh wanita terluka sebelum Lépine mengarahkan pistol ke dirinya sendiri. Saat membunuh ia membawa sebuah surat yang disimpannya di saku celana.
Saat surat tersebut dipublikasikan pada tahun 1990, Lépine mengakui bahwa motif pembunuhannya yaitu motif politik. Ia menyalahkan feminis karena telah menghancurkan hidupnya. Surat tersebut juga berisi 19 nama wanita yang diklaim sebagai seorang feminis. Setelah membantai, ia langsung mengakhiri hidupnya dengan menembakkan senapan ke kepalanya.
ADVERTISEMENT
Sumber: http://murderpedia.org/male.L/l/lepine-marc.htm