Mary Bell, Anak 11 Tahun yang Menjadi Pembunuh Berantai

Selidik
"Hanya ada satu kebenaran yang pasti," Conan Edogawa
Konten dari Pengguna
7 Mei 2020 20:37 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Dok. chroniclelive.co.uk
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Dok. chroniclelive.co.uk
ADVERTISEMENT
Kasus pembunuh berantai sering kali menghebohkan publik karena dirasa cukup meresahkan. Tapi apa jadinya jika pembunuh berantai tersebut adalah anak berusia 11 tahun? Ya, kisah ini bukan kisah disebuah film, melainkan kisah nyata. Dia adalah Mary Bell, anak berusia 11 tahun asal inggris yang tega menghabisi nyawa 2 anak laki-laki dengan cara yang sadis.
ADVERTISEMENT

Anak Seorang Wanita Malam

Mary Bell adalah anak dari seorang wanita malam bernama Betty McCrickett yang lahir pada tahun 1957. Ibunya kemudian menikah dengan seorang pria bernama Billy Bell tetapi kehidupan rumah tangga mereka tidak pernah berjalan baik. Mereka tinggal di Scotswood, daerah dengan tingkat kriminalitas tinggi di Newcastle,Inggris.
Foto: wikimedia commons
Mary mengaku bahwa ibunya sempat pernah mencoba untuk membunuhnya beberapa kali, dan ia juga mengaku sempat mengalami beberapa kali pelecehan seksual. Hal inilah yang membuatnya menjadi pembunuh berdarah dingin.

Menjadi Pembunuh Berantai

Pembunuhan yang pertama kali dilakukan Mary Bell terjadi pada 25 Mei 1968, tepat sehari sebelum hari ulang tahunnya yang ke-11. Korbannya adalah seorang anak laki-laki bernama Martin Brown. Ia membunuh anak itu dengan cara mencekiknya hingga tewas. Jasad Martin kemudian ditemukan disebuah rumah kosong keesokan harinya. Karena cekikannya yang kurang kuat, Mary tidak meninggalkan bekas apa pun pada tubuh Martin, sehingga polisi kesulitan mencari tahu penyebab kematiannya.
ADVERTISEMENT
Dua hari kemudian, Mary dan seorang temannya bernama Norma, menerobos masuk sekolah dan melakukan perusakan kelas. Setelah merusak, Mary dan Norma meninggalkan sebuah catatan bertuliskan bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas kematian Martin. Tapi sayangnya, catatan itu malah dianggap sebagai lelucon oleh pihak kepolisian setempat.
Foto: Dok. Chroniclelive
Belum puas dengan aksinya, Mary kembali melakukan pembunuhan pada seorang anak berusia 3 tahun bernama Brian Howe. Kali ini Mary tidak sendiri, ia juga dibantu oleh temannya, Norma. Setelah membunuhnya, mereka meninggalkan jasad Brian disebuah tanah kosong di daerah Scotswood.
Yang lebih sadisnya, Mary mengukir tanda "M" pada perut Brian dengan menggunakan gunting. Tidak hanya sampai situ, Mary lalu memotong sebagian rambut Brian, menyanyat kakinya, dan yang lebih parah, ia memotong alat kelamin anak itu.
ADVERTISEMENT

Penangkapan Mary Bell

Pada bulan Desember 1968, Mary dan temannya Norma akhirnya berhasil diamankan oleh kepolisian. Dalam persidangan, Norma mengatakan bahwa dirinya sempat memohon agar Mary berhenti menyakiti Howe, tetapi Mary tidak menghiraukannya. Norman juga mengaku bahwa Mary meminta dirinya agar tidak membocorkan pembunhan itu kepada siapapun atau Mary akan membunuhnya. Norma pun akhirnya dibebaskan dari kasus tersebut.
Foto: Dok, filmdaily
Sementara itu Mary yang mengaku membunuh hanya untuk kesenangannya dijatuhi hukuman penjara selama 12 tahun. Ia dipenjara di penjara anak Red Bank Community Home. Ketika dibebaskan pada tahun 1980, Mary sudah berusia 23 tahun. Karena kasusnya termasuk dalam kategori kasus anak di bawah umur, saat bebas dari penjara, ia diberikan nama dan identitas baru.
ADVERTISEMENT
Sumber :
https://allthatsinteresting.com/mary-bell