Takahiro Shiraishi, Pembunuh Berantai Twitter yang Divonis Hukuman Mati

Selidik
"Hanya ada satu kebenaran yang pasti," Conan Edogawa
Konten dari Pengguna
24 Desember 2020 12:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kasus pembunuh berantai, foto: dok. Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kasus pembunuh berantai, foto: dok. Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Takahiro Shiraishi pembunuh berantai asal Jepang dikenal sebagai pria yang tega membunuh 9 korbannya di Kota Kanagawa. Pelaku pada 15 Desember 2020 pun divonis hukuman mati akibat perbuatannya yang sudah di luar batas nalar.
ADVERTISEMENT
Dalam melancarkan aksinya, pelaku menggunakan medsos Twitter sebagai media untuk mendapatkan korban. Sehingga pada saat kasus ini terbongkar, masyarakat kerap menyebutnya sebagai 'Pembunuh Twitter'.
Kebrutalan Shiraishi terbongkar ketika polisi Jepang tengah mencari seorang perempuan berusia 23 tahun yang dilaporkan hilang dari rumah. Banyak media lokal Jepang menyebut, bahwa penelusuran aparat dimulai dari jejak digital perempuan tersebut di Twitter.
Ilustrasi jasad korban, foto: dok. Pixabay
Alhasil polisi pun menemukan postingan, bahwa perempuan itu sempat menyatakan ingin bunuh diri. Penelusuran berlanjut ketika polisi menemukan komunikasi pelaku dengan korban. Di sini untuk diketahui bahwa akun pelaku disebut 'sang eksekutor'.
Tak hanya itu, upaya penyelidikan pun diperluas. Polisi lantas berkesimpulan bahwa dari sekian banyak DM soal bunuh diri, pada ujungnya akan berakhir di akun 'sang eksekutor' di mana akun tersebut diketahui milik Shiraishi.
ADVERTISEMENT
Bermodal dugaan itu, lantas apartemen Shiraishi pun digeledah. Benar saja, polisi akhirnya menemukan jasad korban di setiap sudut apartemen. Bahkan tidak hanya satu perempuan saja yang dibunuh, melainkan ada jasad lain yang ditemukan pada sebuah kardus dan di dalam kulkas pelaku.
Pihak aparat menduga semua korban yang dibunuh ialah mereka yang terjangkit depresi berat. Dengan cara melihat postingan korban yang menuliskan ingin bunuh diri, lalu meresponya dengan DM, dan mengundang korban ke apartemen untuk dibunuh pada saat itu juga.
Ilustrasi hukuman mati, foto: dok. Pixabay
Shiraishi mengaku bahwa selama ia membunuh, ia kerap menggunakan tali tambang guna mencekik korban. Tetapi dugaan polisi berkata lain, berdasar penyelidikan pelaku juga sempat memperkosa korban.
Dalam aksinya yang dilaporkan pada tahun 2017, Shiraishi telah membunuh 9 korban. Di mana 8 di antaranya adalah perempuan dan hanya 1 orang laki-laki. Rata-rata usia korban pun antara 15-26 tahun, yang mayoritas bermukim di kawasan Kota Tokyo.
ADVERTISEMENT
Sumber: https://www.thedailybeast.com/takahiro-shiraishi-twitter-killer-who-lured-victims-to-his-apartment-sentenced-to-death