Yorkshire Ripper Pembunuh 13 Wanita dan Menjadi Legenda di Inggris

Selidik
"Hanya ada satu kebenaran yang pasti," Conan Edogawa
Konten dari Pengguna
14 November 2020 16:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Peter William Sutcliffe, foto: dok. murderpedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Peter William Sutcliffe, foto: dok. murderpedia.org
ADVERTISEMENT
Peter William Sutcliffe alias The Yorkshire Ripper ialah sebutan bagi seorang pembunuh 13 wanita secara acak. Sutcliffe pun akhirnya diringkus pada 1981 dengan hukuman penjara seumur hidup.
ADVERTISEMENT
Ia juga disebut-sebut sebagai legenda paling kelam di Inggris, yang mengakibatkan tak satu pun wanita yang berani keluar pada malam hari.
Pada tahun 2010, Sutcliffe sempat mengajukan banding mengenai masa hukumannya. Namun Putusan Pengadilan Tinggi secara tegas menolak, lantaran beban tindak kriminalnya lebih berat dari penjahat mana pun.
Kisah The Yorkshire Ripper dimulai ketika ia menargetkan wanita secara acak di West Yorkshire dan Greater Manchester, Inggris. Sutcliffe terbilang hobi dalam mendekati banyak wanita, terutama wanita yang bekerja di hiburan malam. Dengan begitu, ia akan lebih mudah didekati dan memiliki kesempatan besar untuk menjalankan aksinya.
Sutcliffe juga terbilang lihai dalam menyembunyikan barang bukti. Nyatanya, pihak kepolisan butuh waktu bertahun-tahun untuk membuktikan bahwa Sutcliffe bersalah.
ADVERTISEMENT
Di dalam pengadilan Sutcliffe pun sempat mengaku, bahwa untuk korban pertamanya ialah Wilma McCann. Pembunuhan terhadap Wilma McCann terjadi pada Oktober 1975. Namun demikian, dari skema rapih yang dilakukan Sutcliffe membuat polisi kewalahan, lantaran minimnya bukti untuk menuduhnya sebagai pembunuh kejam.
Sutcliffe dan istrinya Sonia, foto: dok. murderpedia.org
Kemajuan baru bisa terlihat ketika Sutcliffe asik menjalankan aksinya, yakni dengan mendekati banyak wanita dan membunuhnya dengan sadis. Metode membunuh yang kerap digunakan ialah dengan memukul kepala korban menggunakan palu, hingga menyayatnya dengan pisau atau obeng.
Tak hanya itu, banyak detektif yang mengaku bahwa untuk mengurus perkara Sutcliffe itu rumit. Hal itu dikarenakan sistem manajemen berkas yang manual, sehingga membutuhkan waktu untuk merunut dan menghubungkan berkas-berkas yang saling berkaitan.
ADVERTISEMENT
Ketika Sutcliffe ditangkap, pihak kepolisan pun hanya bersikap pesimis lantaran itu semua hanya keberuntungan. Penangkapannya pun bermula dari dua petugas yang sedang mendekati seorang pria dengan gelagat aneh.
Sutcliffe Family, foto: dok. murderpedia.org
Namun ketika diamati lebih jelas, dua petugas tersebut justru mengenali ciri-ciri The Yorkshire Ripper yang sedang duduk di dalam mobil bersama teman wanitanya di Melbourne Road, Sheffield. Salah satu petugas mencoba mengecek nomor kendaraan, dan benar saja apa yang dicurigainya terbukti. Yakni mobil Sutcliffe menggunakan plat nomor palsu.
Keberuntungan lain muncul, ketika dua petugas itu menemukan barang bukti palu dan obeng di dekat toilet terdekat. Baru dengan interogasi ketat, Sutcliffe mengaku atas semua tindakannya selama ini.
Sumber: https://www.bbc.com/news/uk-england-leeds-30010575