Pelajaran Bahasa Indonesia dan Nilai Karakter Menurut Guru Bahasa Indonesia

Selvia Parwati Putri
Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
8 Januari 2022 19:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Selvia Parwati Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dua mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mewawancarai seorang guru bahasa Indonesia di SMAN 11 Kab. Tangerang tentang korelasi pelajaran Bahasa Indonesia dengan pendidikan karakter. Ibu Qodriyah, S.Pd. menjadi narasumber dalam wawancara ini. Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu (19/12/2021).
Proses wawancara (19/12/2021). Sumber: dokumentasi pribadi.
Selvia dan Najiibah – nama kedua mahasiswa tersebut – mewawancarai Ibu Qodriyah dengan melontarkan sebanyak 7 pertanyaan. Wawancara dilaksanakan secara daring melalui Google Meet. Pelaksanaan wawancara dilaksanakan selama 2 jam, mulai dari pukul 13.00 hingga 15.00 WIB. Selvia bertugas sebagai pewara dan Najiibah bertugas sebagai pewawancara.
ADVERTISEMENT
Ibu Qod – begitu sapaan akrab narasumber – menyampaikan bahwa pelajaran Bahasa Indonesia tentu saja mempunyai korelasi atau hubungan dengan pendidikan karakter. Pendidikan karakter menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan dari pelajaran Bahasa Indonesia. “Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, siswa ditanamkan berbagai nilai moral; seperti nilai religius, integritas atau kejujuran, disiplin, rasa tanggung jawab, cinta tanah air, kreatif, dan juga bersikap kritis,” jelasnya.
Menurut perempuan yang sudah 26 tahun menjadi guru itu, Bahasa Indonesia ialah pelajaran yang memiliki 3 cabang ilmu; yakni ilmu kebahasaan, ilmu kesusastraan, dan keterampilan berbahasa. Ilmu kebahasaan di antaranya mempelajari bagaimana menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, membuat siswa kaya akan kosakata, dan bisa menerapkannya dalam kegiatan literasi.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya ilmu kesusastraan menurut narasumber ialah di dalamnya mempelajari sejarah dari eksistensi sastra Indonesia dari masa-masa angkatan Balai Pustaka, Pujangga Baru, hingga sampai saat ini yang sudah mulai menjamur di lingkup media sosial. Siswa juga diminta untuk bisa mengetahui bentuk-bentuk dari karya sastra itu sendiri dan juga bisa menciptakan karya sastra sesuai dengan kreativitas dan imajinasinya masing-masing.
Keterampilan berbahasa juga dipelajari dalam pelajaran Bahasa Indonesia. “Keterampilan berbahasa dalam pelajaran Bahasa Indonesia juga menjadi hal yang penting untuk dipelajari, ya. Itu ada keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis,” ujarnya.
Keempat keterampilan berbahasa itu juga menjadi bekal untuk siswa guna bisa memiliki pengetahuan yang cakap atas berbahasa. Tidak hanya dari segi tulis menulis, tetapi juga kecakapan dalam berbicara, membaca, menyimak sesuatu sesuai skema pengetahuan atau wawasan yang siswa miliki.
Proses wawancara (19/12/2021). Sumber: dokumentasi pribadi.
Pelajaran Bahasa Indonesia juga bisa menjadi wadah untuk menumbuhkembangkan nilai moral siswa saat menganalisis karya sastra. “Misalnya siswa diminta untuk menyimak dongeng Si Kancil. Nah, dari dongeng tersebut, siswa bisa memetik nilai-nilai moral apa saja. Dan dari nilai moral tersebut diharapkan bisa menjadi bekal untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” terangnya. Siswa juga bisa diajak ke perpustakaan dalam kegiatan menelaah karya sastra dan melakukan diskusi antarteman.
ADVERTISEMENT
Penanaman nilai moral dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sangatlah penting dan mesti dilaksanakan secara berkelanjutan. Keprofesionalitasan guru bahasa Indonesia juga mesti diperhatikan. Pelatihan-pelatihan bagi guru bahasa Indonesia menjadi pokok utama demi mewujudkan siswa yang cinta tanah air dan mencintai kebudayaan bangsanya sendiri.
Arus globalisasi yang makin menebal dalam lini kehidupan dan permasalahan kebudayaan asing yang makin melekat dalam lingkungan sekitar, menjadi salah satu tanggung jawab besar guru bahasa Indonesia dalam meluruskannya.
Penanaman nilai karakter dengan dikemas sejarah sastra dan karya sastra Indonesia diharapkan menjadi kiat permulaan untuk menguatkan kembali rasa nasionalisme yang memudar. “Guru bahasa Indonesia dan pelajaran Bahasa Indonesia punya peran penting untuk membentuk siswa yang berkarakter," jelasnya.
Proses penyerahan sertifikat apresiasi kepada narasumber (19/12/2021). Sumber: dokumentasi pribadi.
"Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, siswa dibentuk untuk memiliki rasa cinta tanah air, santun dalam berinteraksi dengan tutur kata yang baik, memiliki kecerdasan emosi yang baik, dan mampu menciptakan karya sastra atas kebebasan berekspresi,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT