Mengulik Umpatan 'Anjay' dan Pengaruhnya di Kalangan Anak-Anak

Septi Prihastuti
Mahasiswi di Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
16 Mei 2021 14:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Septi Prihastuti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak bermain, Gambar oleh Joseph Samson dari Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak bermain, Gambar oleh Joseph Samson dari Pixabay.
ADVERTISEMENT
Teman, saudara, ayah, ibu, kakak, dan masyarakat sekitar pun, akan sangat mempengaruhi dalam pembentukan sebuah karakter bagi anak-anak.
ADVERTISEMENT

Terutama, dalam hal komunikasi. Tidak jarang kita mendengar dari kalangan dewasa, remaja, bahkan anak-anak meniru apa yang diucapkan oleh orang dewasa, remaja, dan teman sebayanya.

Contoh kalimat: Kata-kata anjay yang digunakan oleh anak-anak. Template by: Canva.
Dilihat dari kata-kata di atas, memang nampak terlihat biasa jika diucapkan dengan teman sebaya atau teman sepermainan.
Tetapi jika dilihat dari kacamata lain, jika diucapkan dengan orang yang lebih tua bukankah itu menunjukkan ketidaksopanan? Jelas. Jika diucapkan dengan anak di bawah umur bukankah sangat tidak mencontohkan? Hem.
"Apakah kalian tau makna atau pengertian dari kata pelesetan yang anak, adik, kakak, keponakan, atau dari siapa pun itu?"
Kata-kata pelesetan. Template by: Canva.
Di sini dari sepengetahuan dan pengalaman saya pribadi, arti dari kata-kata di atas, itu disebut-sebut arti dari kata umpatan "anjing". Dari kata umpatan tersebut dinilai terlalu kasar, sehingga kebanyakan dari kalangan anak muda mempelesetkan dengan kata-kata tersebut. Sampailah kepada kata "anjay". Wah, kasar bukan?
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu saya menanyakan perihal ini ke beberapa sumber terdekat, terutama kepada ibu-ibu yang sudah mempunyai anak. Apakah mereka tau arti atau makna dari kata "anjay"? Jawabannya, ada yang tau dan ada yang tidak tau, mayoritas dari mereka hanya ikut-ikutan (Kabupaten Tangerang, Mei 2021).
Ikut-ikutan menurut sebagian orang terutama saya pribadi adalah sebuah hal pro dan kontra. Dalam hal ini, sudah pastilah terlalu banyak kontraknya atau ketidaksetujuan untuk tidak diikuti. Kita semua bisa bayangkan bagaimana jika kata umpatan tersebut diucapkan oleh anak kecil kepada orang tuanya, bukankah sangat menyayat hati? Sangat.
Maka dari itu saya yakin kita semua tidak ingin para generasi penerus bangsa ini mempunyai karakter yang tidak baik terutama dalam hal bertutur kata, karena hal ini akan mengakibatkan kepada turunnya norma kesopanan di kalangan generasi bangsa.
ADVERTISEMENT
Beberapa cara menanggulangi kata umpatan yang marak beredar di masa sekarang dan di masa depan:
Demikianlah secarik tulisan yang dapat saya buat, semoga untuk ke depannya generasi bangsa Indonesia memiliki karakter yang sesuai dengan identitas bangsa ini.