Konten dari Pengguna

Sejarah Kretek Kewek Yogyakarta: Kisah Di Balik Nama dan Pembangunannya

Seputar Yogyakarta
Mengulas serba serbi kota Yogyakarta.
10 April 2024 7:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sejarah Kretek Kewek. Foto hanyalah ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber: Unsplash/Yoyo Hins Itta
zoom-in-whitePerbesar
Sejarah Kretek Kewek. Foto hanyalah ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber: Unsplash/Yoyo Hins Itta
ADVERTISEMENT
Sejarah Kretek Kewek di Yogyakarta tidak hanya menceritakan tentang sebuah jembatan, tetapi juga mengungkap kisah perpaduan budaya, teknologi, dan masyarakat di kota ini. Dibangun pada masa kolonial Belanda, Kretek Kewek memiliki kisah yang unik di balik namanya.
ADVERTISEMENT
Dengan menggabungkan teknik konstruksi yang diperkenalkan oleh pemerintah Belanda dengan kearifan lokal, Kretek Kewek berdiri sebagai saksi bisu perkembangan sosial dan budaya Yogyakarta hingga saat ini.

Sejarah Kretek Kewek: Urai Kepadatan Lalu Lintas yang Sudah Terjadi Sejak Zaman Belanda

Sejarah Kretek Kewek. Sumber: Unsplash/Yoyo Hins Itta
Sejarah Kretek Kewek terkait erat dengan pembangunan jaringan rel kereta api dan Stasiun Lempuyangan oleh perusahaan kereta api Belanda, Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappelijk, pada tahun 1872.
Nama Kretek Kewek muncul dari kesulitan warga lokaldalam mengucapkan istilah bahasa Belanda. Kewek berasal dari kerk weg, yang berarti jalan menuju gereja. Sementara kretek adalah istilah Jawa untuk jembatan. Istilah jembatan menuju gereja ini merujuk pada Gereja Santo Antonius Padua di Kotabaru, yang letaknya tidak jauh dari jembatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Pembangunan Kretek Kewek tidak dapat dipisahkan dari perkembangan Kotabaru pada 1920-an oleh Pemerintah Belanda. Saat itu, dibutuhkan akses baru untuk menyeberangi Sungai Code dari Kotabaru ke Malioboro.
Hal ini terjadi karena Jembatan Gondolayu, satu-satunya akses waktu itu, memiliki rute yang lebih panjang. Jembatan dengan struktur viaduk ini dirancang khusus untuk mencegah penumpukan kendaraan, terutama di lintasan kereta api, mengingat kepadatan lalu lintas yang sudah terjadi pada saat itu.

Kretek Kewek Yogyakarta Saat Ini

Sejarah Kretek Kewek. Sumber: Unsplash/Yoyo Hins Itta
Pada tahun 2011, Kretek Kewek atau Jembatan Kleringan diakui oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta sebagai potensi warisan budaya. Meskipun belum resmi menjadi cagar budaya, jembatan ini tetap merupakan elemen penting yang perlu dipertahankan.
Mengutip dari pariwisata.jogjakota.go.id, sesuai dengan undang-undang tentang Cagar Budaya, Kretek Kewek sebenarnya sudah memenuhi syarat untuk diusulkan sebagai warisan budaya. Hal ini karena umurnya yang lebih dari 50 tahun, perannya dalam sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kebudayaan, serta kontribusinya terhadap identitas nasional.
ADVERTISEMENT
Dalam upaya pelestarian, Jembatan Kewek mengalami renovasi dan penambahan jalur ganda pada 2011, tanpa mengurangi nilai sejarahnya. Menurut peraturan daerah tentang pelestarian warisan budaya, keaslian jembatan--termasuk desain dan bahan bangunannya--harus dijaga. Penggunaan ruang di sekitar jembatan yang tidak sesuai dengan pelestarian harus dihindari.
Tugas pelestarian ini menjadi tanggung jawab bersama, menekankan pentingnya menjaga karakteristik asli jembatan sambil menyesuaikan dengan kebutuhan saat ini.
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa sejarah Kretek Kewek menjadi bagian dari kekayaan budaya dan sejarah Yogyakarta.
Inisiatif ini tidak hanya membantu mempertahankan estetika dan fungsi jembatan tetapi juga memastikan bahwa generasi mendatang dapat menghargai dan belajar dari sejarah serta kebudayaan yang kaya ini. (CR)
ADVERTISEMENT