Deja Vu dan Jamais Vu, Fenomena Memori Asing yang Bertentangan

Sevilla Nouval Evanda
Mahasiswi Jurnalistik yang suka menulis dan gemar bercerita hingga lelah sendiri.
Konten dari Pengguna
2 November 2020 13:21 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sevilla Nouval Evanda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Terdapat berbagai fenomena yang terjadi di otak manusia, termasuk Deja Vu dan Jamais Vu. (Foto: Pinterest)
zoom-in-whitePerbesar
Terdapat berbagai fenomena yang terjadi di otak manusia, termasuk Deja Vu dan Jamais Vu. (Foto: Pinterest)
ADVERTISEMENT
Bagaimana anda memahami memori manusia? Memori, atau memory dalam bahasa Inggris merupakan kemampuan untuk menyimpan, memasukkan, dan menimbulkan kembali suatu informasi di otak sehingga dapat digunakan pada saat tertentu.
ADVERTISEMENT
Manusia memiliki memori yang terpusat di otak. Menurut Bruno (1987), memori (ingatan) ialah proses mental yang meliputi pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi dan pengetahuan yang semuanya terpusat di dalam otak.
Atkinson & Shriffin (1968), membagi ingatan menjadi 3:
a. Ingatan Sensori (Bisa bertahan hanya dalam beberapa detik);
b. Ingatan Jangka Pendek (Ingatan hanya tersimpan saat informasi diperlukan);
c. Ingatan Jangka Panjang (Proses penyimpanan informasi yang permanen).

Cara Kerja Memori Manusia

Terdapat beberapa teori yang memaparkan bagaimana memori manusia bekerja. Salah satunya adalah Teori Aus (Disuse Theory), yang mengungkapkan bahwa memori akan menghilang seiring waktu. Selain itu, teori ini juga mengumpamakan memori manusia seperti otot. Dimana jika memori terus dilatih, maka ia akan menjadi semakin kuat.
ADVERTISEMENT

Bagaimana dengan Deja Vu dan Jamais Vu?

Deja Vu pada dasarnya merupakan fenomena ingatan dimana kita merasa tak asing saat melihat/merasakan situasi tertentu untuk pertama kali. Sedangkan Jamais Vu adalah kebalikannya, fenomena dimana kita merasa asing dengan situasi yang seringkali kita temui.
Deja Vu dan Jamais Vu adalah 2 fenomena ingatan yang berkaitan dengan situasi asing yang dialami manusia. (Foto: Pinterest)

Deja Vu

'Deja vu' diartikan sebagai 'pernah dilihat' dalam bahasa Prancis. Carl Jung, seorang psikolog Swiss mengatakan Deja Vu terjadi saat sesuatu mempengaruhi alam bawah sadar seseorang. Terdapat sebuah teori bahwa Deja Vu terjadi ketika informasi baru mengambil jalan pintas langsung ke ingatan jangka panjang. Padahal, kemungkinan informasi itu termasuk dalam ingatan sensori atau jangka pendek.
Seorang psikolog terkemuka, Valerie F. Reyna, menyatakan perasaan deja vu diawali oleh memori palsu. Ini merupakan disasosiasi memori yang membedakan realitas dari ingatan. Ada berbagai macam pengalaman disasosiatif yang bisa terjadi. Misal, saat seseorang kesulitan memastikan apakah sesuatu benar-benar ia alami atau sekadar ia mimpikan.
ADVERTISEMENT
Hal-hal di atas dapat membuat anda merasakan fenomena Deja Vu selama 10-30 detik, familiar akan sesuatu yang masih asing: pertama kali anda temui atau rasakan.

Jamais Vu

Pada dasarnya, Jamais Vu benar-benar merupakan kebalikan dari Deja Vu. Dalam bahasa Prancis, 'jamais vu' diartikan sebagai 'tidak pernah dilihat'. Fenomena ini terjadi saat anda tidak mengenali situasi (termasuk kata, orang, atau tempat) yang telah anda ketahui sebelumnya. Hal ini bisa terjadi karena kelelahan pada otak.
Contohnya, saat anda mengucapkan kata 'balon' berkali-kali, akan ada saat dimana anda merasa asing akan kata 'balon' dan berpikir 'apakah balon itu benar-benar sebuah kata?'. Chris Moulin dari Universitas Leeds melakukan penelitian dengan meminta 92 relawan untuk menulis kata 'pintu' sebanyak 30 kali dalam 60 detik. Pada Juli 2006, di Konferensi Internasioanal ke-4 tentang memori di Sydney, Chris melaporkan bahwa 60% relawan menunjukkan gejala jamais vu.
ADVERTISEMENT
Jamais Vu cukup asing dibandingkan Deja Vu. Jamais Vu dapat disebabkan oleh serangan epilepsi (kejang akibat aktivitas tak normal di otak), dan kerap kali dikaitkan dengan penyakit aphasia dan amnesia.
Hingga saat ini, belum ada hasil penelitian yang membahas fenomena Jamais Vu lebih dalam. Sedangkan Deja Vu sudah lebih banyak diteliti dan dijelaskan secara persepsi dan memori.
Banyak orang beberapa kali mengalami Deja Vu, namun sedikit yang mengalami Jamais Vu. Fenomena ini masih menjadi teka-teki asing yang abu-abu, antara wajar dan tidak wajar.