Perbincangan tentang situasi politik Indonesia kontemporer biasa menyebut oligarki dan oligopoli tanpa penjelasannya. Artinya, sangat mungkin perbincangan berlanjut dalam ketersesatan, selain karena pengertiannya terpahami secara berbeda-beda, sangat mungkin pula masing-masing keliru. Padahal, adu pemikiran yang terlanjur diperas hanya akan produktif jika terjamin pemahamannya sama, meski penafsirannya dalam konteks tentulah bervariasi.
Disebutkan, oligarki pada masa kini merupakan aplikasi baru dari teori lama bahwa kekuasaan, termasuk pemerintahan tentunya, hanya bisa dilakukan oleh yang sedikit, bukan oleh yang banyak. Pengembangan hari ini tentu dalam konteks massa modern demokrasi, seperti partai politik atau serikat buruh.
Robert Michels (1876-1936) berpendapat, organisasi-organisasi demokratik dengan keanggotaan besar menghadapi ketegangan konstan antara efisiensi dan kontrol demokratik. Dalam usaha untuk selamat dan menjadi makmur, mereka cenderung memproduksi petugas-petugas oligarki penuh waktu. Ini perlu keahlian dan pengalaman untuk mengendalikan kehidupan organisasi, dan secara umum bisa menutupi, menelan, atau mengabaikan suara-suara tak sepakat dari anggota-anggota yang tak mau bersatu.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814